Siang itu orang tua Said akan menjemputnya, kebetulan kakinya sudah beransur membaik, tapi Claudy tetap menyarankan untuk sering mengontrolnya ke Pustu ini, agar dapat membuka jahitan tepat pada waktunya, jika tidak, jahitan itu akan sedikit sulit dibuka.
Sebelum meninggalkan Pustu ini, Bayu berkata,
" Bu Dokter, jika ada waktu, bolehkah aku membawamu berkeliling desa besok? kita akan bersepeda, apa kau kuat? " nada bicaranya seolah olah menantang.
" Baiklah!, aku kuat!" jawab Claudy membalas dengan tegas.
" Bu Dokter, aku masih butuh dirawat di sini" kata Said yang mendengar kakaknya akan pergi berkencan dengan dokter cantik itu.
" Kau sudah boleh pulang, jangan banyak tingkah " Kata ibunya marah, mendengar itu, dia terpaksa ikut pulang,
" Besok pagi aku akan menjemputmu. " Sambung Bayu, lalu menaikkan adiknya ke mobil.
" Terima kasih banyak Bu Dokter, Maaf Said banyak merepotkan. " Kata ibunya Said.
" Tidak apa apa Bu, itu memang tugas saya". jawab Claudy tersenyum.
"Bu Dokter, terimakasih banyak "kata Said tersenyum.
"Jaga diri baik-baik, jaga emosi, ingat pesan ku kemarin, jangan lupa" sambung Claudy.
" Siap bos" kata Said sambil hormat, yang di balas dengan tawa oleh Claudy.
Besok paginya, Bayu telah sampai ketempat Claudy. Claudy yang telah bersiap siap segera keluar sambil menuntun sepeda gunungnya yang berharga diatas Rp10 juta,
Dia memakai pakaian olah raga ketat laksana atlit balap sepeda profesional, rambutnya masih tetap diikat ekor kuda.
Bayu terpana melihat lekuk tubuh Claudy yang begitu sempurna jantungnya berdetak kencang dan nafasnya tertahan, tapi dia cepat menguasai dirinya dan berkata.
" Apa apaan pakaianmu itu? tidak bagus, ganti!." Katanya dengan nada memerintah.
"Apa? "Kata Claudy tak percaya, " pakaian ini ku beli dengan harga mahal. " Sambungnya lagi.
" Tak peduli seberapa mahalnya, pokoknya tidak cocok, ganti dengan yang lebih longgar." sambung Bayu.
Dengan wajah kesal dan bibir monyong, Claudy kembali ke dalam. Dia berputar putar di depan cermin melihat apa yang salah dari pakaiannya, dia berfikir, dia tidak gendut dan tidak kurus, tubuhnya ideal apa yang salah? . Akhirnya dia kembali membongkar lemarinya.
Di luar sana, Bayu yang masih duduk di atas sepeda membatin. ' Bagaimana mungkin dia berani keluar dengan pakaian seperti itu? dia pikir dia mau kemana? Aku tidak munafik dibalik apapun profesiku, aku tetaplah seorang pria yang normal, aku suka melihat wanita dengan pakaian seksi seperti itu, tapi aku tidak suka wanita yang kucintai berpakaian seksi keluar rumah dan menjadi tontonan laki laki lain dan membuat mereka berfikir tentang apa yang ada di dalamnya. Maafkan aku Claudy, jika kau tersinggung. '
Claudy keluar dengan T-shrit pink dan celana olah raga hitam yang longgar.
" Bagai mana dengan ini? "Tanya nya.
" jauh lebih bagus" sambung Bayu.
' Jauh lebih bagus? padahal harganya jauh lebih murah' Batin Claudy.
Bayu bersepeda lebih dulu, diikuti oleh Claudy, dan berhenti di sebuah tempat yang sangat indah. Tempat itu berada di tepi tebing yang cukup tinggi, di bawahnya terlihat dataran rendah yang menghijau, di ujung tebing sana Claudy dapat melihat sebuah pohon yang sangat rindang, dari ukurannya kelihatannya sudah berusia sangat tua.
Bayu membawa Claudy duduk di bawah pohon itu. Merka bercerita di sana, tertawa,bercanda, dan serius, Bayu mengeluarkan bekal yang di bawanya, roti dan minunan kaleng bersoda.
" Ternyata kau membawa bekal? " kata Claudy gembira karna dia memang sudah lapar, dan di sana tidak ada seorangpun pedagang.
"Tentu saja, aku tau kau hobi makan" kata Bayu yang langsung di pukul Claudy.
Dia mengambil sebuah minuman kaleng bersoda, sambil terus mengajak Claudy bicara, dia mengocok kaleng tersebut. Claudy memperhatikan tingkah pemuda itu, dia hendak melarangnya karna akan muncrat begitu di buka, tapi tiba-tiba wajah Bayu berubah serius, dan berkata.
" Claudy apakah kau mau ku tembak? " tanyanya dengan wajah serius dan suara yang lembut .
Claudy sempat kaget, tapi otaknya dengan cepat berputar dan menjawab pertanyaan Bayu.
"Dengan apa kau akan menembakku? apa dengan minuman bersoda?"
Tawa Bayu pecah mendengar jawaban Claudy. 'ternyata gadis ini amat pintar' pikirnya.
kemudian dia bercerita lagi,
" Ini adalah pohon legenda, tapi itu hanya cerita orang tua zaman dahulu, " Kata Bayu serius.
"Legenda apa?" Tanya Claudy
" Jika sepasang muda mudi yang saling mencintai berada di bawah pohon ini hingga jam 12 Siang sebanyak tiga kali, mereka akan lanjut ke pernikahan, tapi... kali ketiga biasanya sangat sulit untuk di lakukan, selalu banyak rintangan. tapi ini hanya cerita." sambungnya lagi,
" Apakah kau sudah pernah membawa gadis ke sini Pak Kades? " kata Claudy sambil tersenyum usil.
" sudah. " jawab Bayu singkat.
Claudy sedikit kecewa mendengar itu, melihat itu, Bayu melanjutkan perkataanya,
" Kau orangnya". katanya terdengar sangat lembut menusuk hati Claudy, mendengar itu Claudy kaget, jantungnya berdetak kencang, tubuhnya terasa mengambang, nafasnya sampai susah dikendalikan. Serentak mereka berdua melihat jam tangannya. Pukul 12.05.
Terima kasih atas waktunya untuk membaca tulisan ini, muda mudahan tidak bosan.. (。’▽’。)♡