Ren menatap Vega dengan pandangan bingung. Ia tidak mengerti kenapa ia mengucapkan kata-kata barusan.
"Vega, aku..." Ia menelan ludah.
Vega melepaskan genggaman tangan Ren dari tangannya dan beringsut menjauhi pria itu di sofa. "Jangan sentuh aku."
Suara Vega yang bergetar terasa menusuk lubuk hati Ren. Ia menatap wanita itu dengan hati yang seolah dicabik-cabik.
"Aku tidak mau kau membenciku," kata Ren dengan nada putus asa. Ia menghormati keinginan Vega untuk menjauh darinya, karena itu ia tidak memaksa mendekat. Ia hanya menatap Vega dari tempatnya duduk dengan mata berkaca-kaca.
"Aku ingin tahu... kenapa," kata Vega sambil mengusap matanya yang banjir air mata. Ia menegarkan hati dan balas menatap Ren lekat-lekat.
Ia telah berkali-kali bermimpi bertemu dengan Ren saat komplotan penjahat itu hendak menghapus ingatannya. Ia tidak ingat apa yang diucapkan pria itu kepadanya saat itu, tetapi ia dapat mengingat wajahnya.