Melihat rekannya sudah pergi. Pria itu memasuki ruangan alice. Mata laice yang tadinya terpejam kemudian terbuka perlahan karna mendengar seseorang masuk mendekatinya. Ada sedikit takut dalam hatinya, tapi dia tidak bergeming sama sekali dan hanya melihat sekilas ke pria itu.
salah satu anak buah retenir tua, pria dengan tatapan yang selalu sedih ketika mereka datang ke rumahnya.
"hai…"
"kamu tau kenapa kamu dibawa kemari?" suara preman itu lembut, berbeda dengan teman-temannya.
Alice diam tidak menanggapi hanya mendengarkan.
"dia ingin menjualmu pada para clien, apa kamu mau?". Alice mencerna perkataan pria tersebut
"aku tidak perduli lagi dengan dunia ini…" kalimat pertama alice setelah 3 hari dia membisu bagai manekin.
Pria itu sepertinya tau jawaban itulah yang akan keluar dari mulut alice.
"aku tau kau sebatang kara sekarang dan hanya ingin mengahiri semuanya disini. Ayahmu…" dia menghentikan sejenak kata-katanya.
"ayahmu adalah orang yang sangat baik, ibumu juga begitu ramah… sesungguhnya aku memiliki anak sama seperti kedua orangtuamu, jadi sedikit banyak aku tau rasanya menjadi orangtua. Walau pekerjaan ini sebenarnya bukan yang aku mau, tapi aku memiliki alansan sendiri…" dia memandang alice, tapi alice tetap tidak bergeming dengan tatapan kosong. Pria itu sekarang semakin bingung dan menekankan pada inti yang ingin dia katakan.
"pikirkan perasaan mereka di surga… perasaan ibu dan ayahmu yang melihatmu di surga, apakah mereka ingin melihat anaknya menjadi pelacur?! Apakah ini yang diharapkan mereka dengan mengorbankan nyawa mereka?"
Seketika hati alice tersentak dengan kata-kata pria tersebut. Matanya mulai mengeluarkan airmata dan badannya merasa panas seakan dia berada di kobaran api. Pria tersebut melihat alice menangis dan melanjutkan perkataanya.
"aku ingin kamu keluar dari sini. Aku akan membantumu, terserah setelah itu kamu mau bunuh diri atau melanjutkan hidupmu, tapi satu yang pasti… jauhi dunia hina seperti ini. Hanya ini yang dapat aku lakukan untuk membalas perbuatanku dimasalalu, meskipun itu tidak cukup"
Pria itu menggenggam tangan alice memberikan kacamata hitam dan topi hitam serta beberapa uang.
"pakailah… jangan sampai mereka melihatmu, aku akan mengalihkan perhatian mereka"
"Dari sini kamu harus belok ke kiri di koridor itu, disitu ada pintu keluar, setelah keluar larilah dengan cepat jangan sampai mereka mengetahuimu dan menagkapmu"
Alice memakai kacamata dan topi dengan cepat dan mulai keluar ruangan, badannya sedikit bergetar dia menoleh kebelakang dan meliat pria itu. Pria itu hanya melambaikan tangannya dan sedikit tersenyum. Ntah apa yang akan terjadi dengan pria itu ketika alice menghilang. Dengan kaki telanjang alice menyusuri lorong dengan waspada dia mencapai pintu keluar, berlari dengan kencang dan tidak memperhatikan apa yang telah di injaknya. Meski dengan kaki yang perih dia tidak menoleh kebelakang dan terus berlari kencang.