Di Singapure, adam dan klarissa telah duduk di meja makan berbentuk bulat dengan dekorasi romantis, lilin-lilin menjadi bagian dari keindahan dekorasi romantis malam itu.
"Apa kamu mempersiapkan semua ini??? apa ini tidak terlalu berlebihan untuk makan malam kita berdua??". Adam masih tidak yakin dengan klarissa bahwa makan malam itu adalah makan malam yang terjadi secara mendadak, adam berpikir klarissa pasti telah mempersiapkan semuanya sebelumnya.
"Aku hanya perlu melakukan panggilan via telpon dan mereka bisa langsung menyiapkan ini dalam satu jam saja, ini tempat yang biasa orang gunakan untuk menikmati momen romantis dengan pasangannya, jadi tempat ini sudah menyediakan semua dekorasi indah ini untuk mereka yang ingin menikmati malam romantis, menurutku ini tidak berlebihan, ketika kita hanya melihat ini sebagai sebuah dekorasi bukan sebuah keromantisan".
Klarissa terus melihat buku menu yang sedang ia pegang ketika ia berbicara pada adam dengan santai.
"Baiklah, ayo cepat pesan makan malam romantis kita ini, aku sudah sangat lapar" Adam akhirnya mengikuti alur yang klarissa bawa.
"Apa makanan kesukaanmu??? aku bahkan tidak mengetahui makanan kesukaan suamiku, jadi kamu pesan saja sendiri apa yang kamu mau, aku hanya akan memesan makananku sendiri" tidak ada hawa romantis dari percakapan adam dan klarissa, mereka hanya berbincang seperti seorang pria dan wanita yang akan makan dalam satu meja bersama.
"Makanan kesukaanku semuanya ada di dalam menu restoran ini, pesanlah apapun untukku, aku akan memakannya, aku bukan manusia serumit itu" adam enggan jika harus memesan makanan sendiri, dia ingin klarissa memesankan makanan untuknya.
"Baiklah, sesukamu" kemudian klarissa memanggil pelayan dan memesan semua makanan yang ingin ia makan dan juga untuk adam.
"Ini seleraku, jadi jangan sampai kamu menolaknya karena itu akan melukai harga diriku" klarissa berbicara sambil menatap mata adam.
"Seperti apa kita akan menjalani pernikahan kita setelah ini??? aku hanya akan menyampaikan apa yang aku inginkan, terserah kamu akan menyukainya atau tidak, seperti yang kamu tahu, aku mencintai gadis lain dan dia juga akan segera bertunangan dengan pria lain, aku tidak mempercayai hubungan mereka berdua, aku tahu siapa kinan dan bagaimana isi hatinya, apa yang dia lakukan kemarin di depan semua orang itu pasti hanya sandiwaranya saja, aku tahu dia melakukan hal yang berbahaya karena memainkan drama itu di depan orang-orang penting perusahaanku, tapi aku tahu bagaimana cara membuat dia kembali menjadi kinan yang dulu, sepulang dari sini, aku akan menemuinya dan menghentikan sandiwara yang sedang ia mainkan bersama bayu, aku ingin kita bekerja sama". Apa yang ada dalam pikiran adam selama beberapa hari ini akhirnya ia ungkapkan di hadapan klarissa karena dia membutuhkan bantuan dari istrinya itu.
"Akan sangat sulit bagiku menemui kinan begitu saja karena dia juga memiliki kesibukan dengan pekerjaannya, dan sebelum kita menikah aku sama sekali tidak bisa bergerak karena semua orang yang ayahku bayar untuk menguntitku kemanapun aku pergi, jadi aku butuh kamu untuk ikut bersamaku menemui kinan ketika kita tiba di Jakarta besok, cukup ikut sampai depan rumahnya dan kamu bisa pergi, sebatas itu, jadi aku rasa itu tidak akan melukai harga dirimu di hadapan kinan nantinya, karena dia tidak akan tahu bahwa kamu ikut bersamaku".
Adam melancarkan rencananya dengan semua strategi yang telah ia pikirkan dari kemarin selama bulan madunya.
"Jika memang itu hanya sandiwara, lalu apa urusannya denganmu???? apa akan jadi berbeda ketika kamu bisa menghentikan sandiwara yang sedang gadis itu buat??? atau kamu hanya ingin membuat dia jadi jauh lebih menderita karena kepuasan kamu sendiri yang bisa menghentikan rencananya???? dan aku pikir kamu bukan mengkhawatirkan tentang harga diriku, tapi yang kamu khawatirkan apa bila gadis itu melihatku menolong seorang pria pengecut yang ingin bertemu mantan pacarnya, dengan menggunakan istrinya sebagai tameng, hemmm semua rencanamu itu omong kosong". Klarissa mematahkan semangat adam yang menggebu-gebu karena merasa rencananya telah sangat matang.
"Apa maksudmu??? aku tidak meminta nasihat dan komentarmu terhadap kehidupanku, kamu tidak akan mengerti apa itu cinta, cinta yang aku dan kinan miliki untuk satu sama lain, jadi diam saja dan jika kamu bersedia membantu cukup katakan "oke", dan jika tidak cukup katakan "Tidak". Adam dibuat kesal dengan komentar klarissa.
Tak lama pelayan datang dengan makanan yang telah klarissa pesan. Semua pesanan langsung disiapkan di meja dan adam melihat bahwa yang klarissa pesan adalah makanan yang ia sukai.
"Apa kamu juga telah mencari tahu tentang makanan kesukaanku???" Klarisa hanya diam dan fokus pada makanannya ketika mendengar adam mempertanyakan tentang suatu hal yang sepertinya bukan kebetulan tentang makanan pesanan klarissa untuknya.
Saat makanan akhirnya mereka berdua santap, adam merasa puas dengan rasa yang di hidangkan dari makanan di tempat itu.
"Lain kali jika aku datang kembali ke singapur, restoran ini akan aku datangi, sekarang cepat pesan minuman untuk kita".
"Aku tidak akan minum, kamu saja" klarissa menolak ajakan adam untuk minum malam itu.
"Baiklah", kemudian adam memesan minuman ke pelayanan, dan tidak dalam waktu yang lama pesanannya datang.
"Akhir-akhir ini minuman lah yang membuat tidurku nyenyak, jadi aku tidak bisa jika satu malam saja tidak meminum ini, atau aku akan terjaga semalaman" sambil mulai meneguk gelas yang sudah terisi minuman adam menceritakan kebiasaannya akhir-akhir ini dengan minuman.
"Aku tidak akan pernah melarangmu, lakukan jika itu bisa membuatmu tidur nyenyak, tapi jangan pernah sekali-kali menelponku untuk situasi mabuk seperti malam kemarin, itu membuang-buang waktuku, urus dirimu sendiri". Klarissa berbicara dengan sangat ketus.
"Apa kamu tahu??? terkadang aku melihatmu seperti seorang wanita yang kesepian, lembut, dan tidak memiliki keberanian, pemalu dan pasrah dengan situasimu seburuk apapun itu, tapi di sisi lain dari wajahmu kamu seorang wanita yang berani, tegas, berpendirian, dan tidak suka bertele-tele, kamu tahu aku lebih menyukai sisi yang mana dari dirimu???".
"Aku tidak pernah berpikir kamu akan menyukaiku dengan sisi manapun dalam diriku, kamu tidak mengenalku sama sekali sampai akhirnya kita menikah, semua penilaian mu tentang diriku itu hanya pandangan sesaatmu, tidak berarti apa-apa bagiku". Klarissa berdiri dari kursinya "Kamu lanjutkan saja minummu, aku akan keluar mencari udara segar". Klarisa pergi ke rooftop untuk merokok, dia sering merokok di saat ia merasakan hatinya sedang sangat sakit.