"Apa yang harus aku lakukan sekarang????".
Tak berselang berapa lama, saat kinan mencoba mencari solusi untuk masalahnya, ponsel kinan berbunyi.
Setelah kinan melihat layar ponsel disana tertulis nama Pak Setya, kinan bahkan merubah nama ayahnya dikontak ponselnya.
"Ya".
Kinan hanya mengatakan kata itu untuk menjawab telpon ayahnya.
"Ayah ingin memperingatkan kamu untuk segera membatalkan rencana pertunangan kamu dengan bayu. Dia bukan pria yang pas untukmu, dia hanya akan mempermainkanmu, dia seseorang yang suka melakukan hubungan bebas, kamu tidak akan tahu soal itu, karena kamu sendiri mingkin baru mengenalnya beberapa waktu ini, Itu kenapa hingga saat ini dia tidak menikah. Ketika dia melihat kamu pasti dia berpikir bahwa kamu bisa ia jadikan mainan untuk kesenangannya sendiri".
Pak setya tidak mengetahui kebenaran soal bayu dan kinan yang sudah saling mengenal selama hampir lima tahun ini.
Dia menakuti kinan agar mau membatalkan pertunangannya dengan bayu, dia membeberkan isu yang rencananya akan di gunakan untuk melawan bayu oleh Pak Gunawan.
"Lalu siapa yang pas untukku bagi kamu???? Adam sudah kamu buat menikah dengan wanita lain, dan sekarang bayu, apa yang akan kamu lakukan untuk membatalkan pertunangan kami???? kamu tidak mengetahui apapun soal aku dan bayu jadi tidak perlu ikut campur dengan keputusan kami berdua, apa lagi sampai menyebarkan isu murahan seperti itu, hubungan bebas apa yang kamu maksud??? apa kamu pikir dengan menyebarkan gosip rendahan seperti itu orang-orang akan percaya???? Aku dan orang-orang di luar sana akan jauh lebih mempercayai bayu ketimbang kamu yang hanya seorang ayah yang lupa daratan".
Kinan sangat kesal ketika mendengar ayahnya menjelek-jelekkan bayu dengan gosip murahan, kinan tahu betul siapa bayu dan apa kebiasaannya.
"Sex bebas??? dia pikir aku baru mengenal bayu kemarin sore".
Kinan mematikan sambungan telpon dan berbicara pada dirinya sendiri tentang apa yang dikatakan ayahnya soal bayu.
Kinan menjadi sangat marah mengingat ayahnya yang sama sekali tidak menyerah untuk menjauhkan kinan dari kehidupannya.
Bahkan disaat sekarang kinan berharap ayahnya bisa berubah, dia malah semakin menunjukan sifatnya yang serakah.
Kinan kemudian mengambil sweaternya dan keluar dari rumahnya. Dia berjalan menuju rumah bayu.
"Bayu, aku mohon buka gerbangnya!!!".
Kinan sudah hampir 5 kali menekan bel rumah bayu tapi dia tetap tidak membukakan gerbang rumahnya. Kinan berteriak meminta bayu untuk segera membuka gerbangnya.
Berbeda dengan bayu yang memiliki kunci rumah kinan, kinan sama sekali tidak mempunyai kunci rumah bayu, bahkan kedatangan kinan ke rumah bayu masih bisa menggunakan hitungan jari.
Tak lama bayu menelpon ke ponsel kinan.
"Ada apa??? kenapa kamu berteriak-teriak didepan rumahku??? aku sedang beristirahat sekarang, besok kita bicara lagi".
Suara bayu terdengar seperti menghindari kedatangan kinan ke rumahnya.
"Apa terjadi sesuatu denganmu??? apa kamu sakit???? kenapa kamu bahkan tidak bisa menemuiku sebentar, aku sudah ada di depan rumahmu".
Kinan memaksa ingin masuk, dia malah menjadi khawatir dengan keadaan bayu saat itu yang tidak biasanya.
Bayu baru pergi dari rumahnya satu jam yang lalu, dan sekarang dia sudah tidak bisa menemui kinan yang sudah berdiri di depan rumahnya dari tadi.
"Aku tidak sakit, aku hanya tidak ingin kita berdebat untuk malam ini, atau kita akan benar-benar bertengkar hebat karena terus menerus membahas pertunangan dan pernikahan kita, soal ayahku besok biar aku yang urus, kamu berangkat kerja saja seperti biasa, tidak perlu khawatirkan soal itu!!!!".
Bayu menjelaskan situasinya, bayu berpikir jika mereka terus bertemu dan membahas pertunangan dan pernikahan yang sangat tidak di inginkan Kinan, itu hanya akan membuat mereka berdua bertengkar dan saling emosi, Bayu tidak menginginkan hal itu terjadi.
"Ayo kita menikah".
Kinan mengatakan kata-kata itu dengan segera setelah bayu berhenti berbicara padanya di telpon.
Kinan seperti kembali terpancing emosi karena Sang Ayah yang baru saja menelponnya.
Akalnya langsung kehilangan arah, dia yang beberapa jam lalu menolak untuk di ajak menikah secara benar oleh bayu, saat ini meminta bayu untuk menikahinya.
Gejolak dalam hatinya membuat ia tidak lagi berpikir bahwa keputusan yang ia ambil itu seperti benar-benar sedang memanfaatkan bayu.
Meskipun mereka saling mencintai satu sama lain dan juga sudah saling menyadari hal itu, namun yang ada dalam diri kinan saat itu adalah dia bukan ingin menikah karena dia ingin, tapi karena benci terhadap situasi dirinya.
Fakta bahwa ayahnya sangat tidak ingin jika Kinan berada dekat dengan ruang lingkupnya saat ini, membuat kinan kehilangan arah dan meminta bayu untuk menikahinya karena keinginan kinan agar bisa semakin dekat dengan ayahnya dan memberikan pelajaran setimpal padanya yang tidak mengakui kinan sebagai putrinya.
"Apa kamu bercanda???? apa yang sudah terjadi setelah aku pergi dari rumah kamu??? apa ada yang datang ke rumahmu?? apa ada seseorang yang menelponmu???".
Bayu langsung cemas mendengar kinan sambil menangis mengatakan bahwa ia mau menikah dengannya.
"Berhenti menangis, aku datang sekarang".
Bayu berlari dari kamarnya menuju kinan yang sedari tadi menunggunya diluar dengan cuaca yang sangat dingin malam itu karena baru saja hujan berhenti.
"Kenapa kamu jahat sekali?? kenapa tidak datang dari tadi?? apa aku harus berlutut meminta maaf dulu baru kamu mau menemuiku???".
Kinan langsung berlutut di depan lagar rumah bayu sambil menangis tersedu, dia bahkan tidak bisa menahan beban tubuhnya, lututnya terasa lemas karena menahan emosi pada ayahnya dan juga kesal terhadap situasi suram yang melingkar dalam hidupnya sekarang.
Sambil berlutut di tanah kinan tertunduk dan berkata bahwa dia mau menikah dengan bayu.
"Aku mohon maafkan aku, aku mau menikah dengan kamu saat ini karena tujuanku masih pada niat awal yaitu untuk memberikan pelajaran pada ayahku, jika kamu memintaku untuk menikah denganmu karena kesiapan dan keinginanku sebagai seorang wanita dewasa dan memiliki perasaan padamu, aku belum bisa, aku masih belum siap menjalin hubungan pernikahan dengan siapapun saat ini, tapi sekali lagi maafkan aku, karena aku harus menikah denganmu sekarang disebabkan situasi memalukan dalam hidupku, dimana aku memiliki ayah yang betul-betul tidak ingin aku berada di dekatnya dan mengganggu kehidupannya.
"Bayu apa aku seburuk itu??? apa aku putri yang tidak pantas ia akui??? apa aku betul-betul memiliki nasib seburuk ini???? bayu aku mohon maafkan aku".
Kinan mulai tidak karuan mengatakan semua yang ada dalam pikirannya, dia hanya terus mengatakan maaf dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu dia tanyakan pada bayu.
Kinan tetap tidak menyatakan kesiapannya untuk menikah dengan bayu sebagai seorang wanita dan pria yang saling mencintai.
Dia siap menikah hanya karena ia memiliki tujuan di dalam pernikahannya yang tidak lain adalah ayahnya.
Kinan hanya tidak ingin setelah menikah nanti bayu salah paham dengan kesiapan kinan untuk di nikahi olehnya, Kinan belum siap untuk menjalin hubungan sebagai suami istri normal lainnya.
Itu kenapa dia terus berusaha memberitahu bayu bahwa dia hanya ingin menikah sebagai seorang sahabat yang membutuhkan bantuan dari temannya yang sangat kaya raya dan dirasa bisa memberikan pelajaran pada sang ayah yang telah banyak melukai hati kinan dan keluarganya selama ini.
Masalah keluarga yang selalu menjadi bagian dari diri kinan dari kecil hingga sekarang membuatnya tak bisa berpaling dari rasa sakit yang pernah ia rasakan dulu dan luka itu kembali basah ketika akhirnya Sang ayah kembali dalam kehidupannya sebagai orang lain yang juga tidak mengakui keberadaannya sebagai putrinya dulu.