App herunterladen
37.19% Masa Muda Yang Tak Muda / Chapter 90: Kejutan Gaun Indah

Kapitel 90: Kejutan Gaun Indah

Bayu dengan ketus menjawab pertanyaan kinan yang sangat serius karena kinan ragu untuk menerima ajakan adam saat itu.

Bayu memang selalu sinis ketika kinan membicarakan soal adam dengannya.

"ah aku memang salah menanyakan pendapatmu soal ini.. Kamu sejak aku mulai berhubungan kembali dengan adam seperti sangat mengutuk hubunganku dengannya. Kamu bahkan tidak ingin meminta bantuannya agar membantumu mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, kamu memiliki kemampuan yang baik, bukan tidak mungkin kamu bisa bekerja dengannya di perusahaan besar seperti adam, tapi sudahlah, kamu memiliki kebencian yang tidak beralasan".

Kinan marah karena adam tidak menjawab pertanyaannya dengan serius. Kinan bahkan mengungkit soal bayu yang menolak tawaran kinan dan adam yang akan membantunya mendapatkan pekerjaan di kantor adam.

Faktanya bayu tidak akan bisa bekerja di kantor adam karena situasi yang tidak mereka ketahui hingga saat ini.

"Kamu tidak perlu mengungkit soal itu. Aku punya pilihan sendiri untuk pekerjaan apa yang ingin aku jalani. Pekerjaanku sekarangpun bukan suatu hal yang buruk, penerjemah itu sangat penting. Bahkan semua buku yang sudah aku terjemahkan hingga saat ini sangat memberikanku pengetahuan yang sangat menakjubkan yang belum tentu kamu alami dengan dunia pekerjaanmu apa lagi pekerjaan adam".

"Soal pesta itu, aku sarankan kamu pastikan dulu pada adam, apa tanggapan orang tuanya jika melihatmu disana. Jangan sampai mempertaruhkan dirimu untuk suatu hal yang hanya akan membuatmu canggung nanti, Aku tidak suka jika situasimu jadi tidak baik saat berada di pesta itu".

Bayu berkata seakan tahu sesuatu tentang ayah adam dan wataknya selama ini, dan bagimana ayah adam memandang kinan wanita yang dicintai putranya.

"Apa maksudmu??? ada apa dengan orang tua adam??? apa yanh kamu tahu soal mereka???".

Kinan terkejut dengan kata-kata bayu barusan. Tepat di depan gerbang pintu rumah kinan, motor bayu berhenti dan kemudian kinan turun dari motor sambil terus bertanya pada bayu.

"hemm sudahlah, jangan bahas soal adam lagi denganku, bahkan lelakimu itu tidak pernah menyapaku dengan baik saat bertemu, dan kamu selalu meminta pendapatku tentangnya????? Apa kamu pikir aku sebaik itu??? Dan jika kamu jadi datang ke pesta itu pastikan untuk terus menjaga dirimu dengan baik. Mengerti !!!!!!".

Bayu melaju dengan motornya dan pergi dari hadapan kinan yang sedari tadi hanya diam memikirkan apa yang baru saja bayu katakan.

Kinan jadi berpikir bahwa ada sesuatu yang kembali di sembunyikan oleh bayu darinya.

Seperti soal sewa rumah yang sudah ditanyakan kinan kepada bayu sesaat setelah semua keluarganya pulang ke bandung, kenapa sangat murah dan kinan tahu itu bukan rumah saudaranya bayu seperti yang bayu katakan pada kak keysa dan ibunya.

Bayu hanya selalu menghindar dari pertanyaan kinan dan hanya menjawab sekali bahwa itu tidak perlu kinan pikirkan.

"Karena apapun yang aku katakan kamu hanya akan menyangkalnya. Apa salahnya kamu menganggap benar bahwa rumah ini milik saudaraku. Apa aku tidak pantas memiliki saudara yang memiliki rumah sebagus ini?".

Bayu seperti tidak terima karena kinan menanyakan hal-hal tentang rumah itu yang akhirnya kinan mengikuti keinginan bayu untuk tidak membahas soal itu. Kinan mencoba percaya pada sahabatnya dan tidak memperpanjang perdebatannya.

"Dia kadang seperti orang lain jika sudah marah dan kesal padaku. Aku belum bisa begitu mengenalnya hingga hari ini, seperti selalu ada sesuatu yang baru dalam dirinya yang muncul di hadapanku".

Kinan sambil membuka gerbangnya dan berjalan memasuki rumahnya.

Keesokan harinya.

Hari itu sabtu dan kinan libur kerja juga bayu. Tapi seperti biasa yang kinan tahu, bayu pamit pergi ke rumah orang tuanya di Jakarta utara, yang sebenarnya dia ke singapura untuk mengunjungi nenek dan ayahnya.

Kinan sendirian di rumah dan menghabiskan waktu untuk memilih-milih baju yang akan dia kenakan untuk pesta nanti malam.

Kinan memutuskan untuk datang karena adam terus menerus memohon padanya untuk bisa datang di acara nanti malam.

Kinan terus sibuk di dalam rumahnya sampai pada pukul 3 sore suara bel rumahnya berbunyi.

"Siapa?? tunggu sebentar".

Kinan berlari untuk membuka gerbangnya karena mendengar belnya berbunyi.

Tetapi setelah ia membuka gerbang tidak terdapat seseorang disana, ia kebingungan dan sempat melihat sekitar dan kemudian sesaat akan memasuki rumahnya kembali ia melihat kotak rapih dengan pita di atasnya tergeletak di samping pagar rumahnya.

"Apa ini??? apa ini teror seperti di acara-acara tv????".

Kinan tidak segera mengambil kotak misterius itu, dia malah berpikir yang tidak-tidak dengan kotak yang tergeletak disana.

Bahkan kinan menendang-nendang kotak itu untuk memastikan bahwa isinya tidak berbahaya.

Akhirnya setelah beberapa saat kinan mulai penasaran dan memberanikan diri membuka kotak itu.

"Apa ini???? baju???? milik siapa? kenapa ada di depan rumahku???".

Kinan terus bertanya-tanya sambil membalikkan dan membongkar isinya berpikir mungkin ada nama pemiliknya di dalam kotak itu.

Ia berpikir mungkin kurir salah mengirim barang ke rumahnya.

Setelah dia mengangkat baju yang ada di dalamnya terdapat secarik kertas dan tertulis disana nama KINANTI ATMAJAYA".

"Ini untukku?????, aaah coba aku bawa masuk saja".

Akhirnya setelah ia melihat ada namanya disana dia berpikir itu benar untuknya, dia bangkit dari posisi jongkoknya sedari tadi kemudian memasuki rumahnya dan menutup kembali gerbanh rumah itu.

Kinan membulak balik baju yang ia terima, lebih tepatnya itu gaun.

"Ini gaun yang sangat indah, apa benar ini untukku?".

Kinan menatap kaca dengan memposisikan baju itu di tubuhnya, sangat terlihat bagus dan pas untukknya, kemudian ia kembali meraih kertas yang tertulis nama kinan disana untuk memastikan kembali bahwa paket itu untuknya.

"Ini benar namaku, tapi aku tidak merasa memesan gaun seindah ini".

Kemudian kinan menatap gaun itu dengan mata tajamnya dan berpikir sejenak siapa yang memiliki kemungkinan mengirimnya gaun itu ke rumahnya.

Yang mengetahui rumah kinan hanya keluarganya, bayu dan adam.

Tapi yang mengetahui kinan akan datang ke pesta hanya adam dan bayu sahabatnya.

Jadi ada dua kemungkinan orang yang mengiriminya gaun indah itu, bayu dan adam.

"Siapa diantara mereka berdua yang memungkinkan akan membeli gaun seindah ini untukku?".

Setelah kinan berpikir....

"Adam??????".

Nama itu dengan mudahnya terucap dari mulut manis kinan.

"Apa dia begitu memikirkan gaun yang akan aku gunakan ke acara pestanya sampai terpikirkan olehnya untuk mengirimiku hadiah gaun indah ini? dia bahkan mengirimnya dengan cara mengejutkan seperti ini. Baiklah, aku akan mengenakannya agar dia senang dan puas melihatku menggunakan ini nanti malam".

Kinan sangat senang, bahagia, dan tersenyum-senyum sendiri mendapati dirinya akan mengenakan gaun indah itu nanti malam.

Sisi wanita feminim dalam dirinya muncul seketika setelah melihat gaun berwarna pastel, elegan dan cantik itu di hadapannya.

Bayu tidak memiliki alasan yang pas untuk mengirimi kinan gaun pesta itu, bayu bahkan tidak menyukai kinan akan pergi dengan adam ke pesta malam itu. Jadi tidak mungkin bayu yang mengirim gaun untuknya meskipun ia tahu bahwa kinan akan pergi ke pesta.

Itu yang menjadi alasan dalam diri kinan kenapa akhirnya dia berpikir adamlah lelaki yang telah memberinya kejutan hadiah gaun indah itu.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C90
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen