Kinan berusaha memahami apa yang ada di dalam hatinya, ini terlalu cepat jika memang benar perasaan cinta yang kini sedang bersemi dalam hatinya, bukan suatu perasaan yang kinan khawatirkan, seperti hanya senang karena mengalami hal-hal baru untuk pertama kalinya dalam hidup. Adam membuat hidup kinan berubah dalam sekejap, meskipun mungkin yang kinan lakukan sekarang hanya akan terjadi di depan adam saja, tidak untuk di depan orang lain di luar sana, berani berbicara banyak dan memperlihatkan emosi dalam dirinya, baik sedih, marah dan juga senang. Selama ini emosi dalam diri kinan datar, ia tidak pernah memiliki kesempatan untuk memperlihatkan rasa sedih, senang, marah dalam situasinya, kesedihan, kesenangan, amarah itu telah tertinggal lama beberapa tahun yang lalu ketika sebaian orang yang ia sayangi pergi meninggalkannya.
"Apa pertemanan akan membuatmu lebih bahagia? akan membuatmu lebih nyaman berada di dekatku? membuatku terlihat bahkan jika aku berada di belakangmu?, jika hubungan seperti itu sudah membuatmu puas, baiklah, lakukan yang kau mau, tapi jika kamu bertanya padaku, apakah kita bisa menjalin suatu hubungan yang tanpa beban, tanpa saling mengikat, dan itu adalah pertemanan, aku angkat tangan. Jujur aku tidak menjalin pertemanan dengan wanita manapun, aku tidak suka itu, pertemanan hanya akan menjadi alasan kita untuk tidak saling menyakiti, tapi faktanya kita menyakiti diri kita sendiri dengan tidak bisa mengakui rasa cinta tulus kita. Aku tidak sanggup menahan rasa cintaku ini dengan hubungan persahabatan. jika kamu tidak yakin dengan perasaanku, dan juga tidak yakin dengan perasaanmu sendiri kamu cukup memintaku untuk menunggu, jangan menjadikanku teman lelakimu, aku tidak terima itu". Adam dengan tegas meminta kinan untuk tidak menjadi sahabatnya, adam lebih memilih menunggu kinan yakin atas perasaannya sendiri. "Kinan, besok aku akan pergi, pergi jauh dan dalam waktu yang cukup lama. Aku membawamu kesini untuk memberikan kabar ini, dan berharap kamhlu ikut denganku, apakah itu mungkin?, kamu mau ikut denganku pergi?", adam mulai membahas kepergiannya ke luar negri untuk kuliah. Kinan yang dari tadi masih terbuai oleh kata-kata adam yang berusaha meyakinkan perasaannya, tiba-tiba seperti di siram air ia kembali tersadar, mendengar adam berpamitan akan pergi jauh dan dalam waktu yang lama. Kinan langsung menjawab pertanyaan ada, "Apa maksudmu? apa kamu pikir aku mengerti apa yang kamu bicarakan tadi?", adam kembali diam, dia tertunduk "maafkan aku, semua ini rencana orang tuaku dan aku baru mengetahuinya sepulang dari kampus kemarin setelah menemuimu. Aku tidak bisa memberontak, aku sudah berusaha tapi hasilnya tidak ada, mereka tetap akan memberangkatkan aku kesana dan menetap selama masa Kuliahku hingga selesai", kinan tertegun, ia melepaskan genggaman tangan adam, berusaha dengan keras melepaskan tangannya karena adam menggenggamnya dengan sangat erat, sampai akhirnya terlepas dan kinan langsung membenahi semua bawaannya seperti tas dan handphonenya. Kinan berbalik dari adam dan keluar dari mobil. Kinan tidak mengerti "apa maksud adam mendekatinya jika dia akan pergi,, apa maksud dia menyatakan cintanya jika dia akan meninggalkannya, masa kuliah itu tidak sebentar, 4-5 tahun itu sangat lama, dan dia pamit seperti hanya akan pergi 1-2 hari, dengan sempatnya dia menyatakan cintanya terlebih dahulu sebelum pergi. dia benar-benar sedang mempermainkanku", kinan berkata pada dirinya sendiri sambil berjalan di malam hari yang sangat dingin itu. Adam yang juga berjalan mengikuti kinan dari belakang mencoba untuk memberi kinan waktu, ia tahu kinan pasti sangat kaget. "aku baru saja mengakui perasaanku dan sekarang aku akan pergi meninggalkannya dalam waktu yang tidak sebentar" adam berusaha mengerti perasaan kinan. disaat dia melihat dari belakang rambut kinan yang terus terombang ambing oleh tiupan angin malam itu, kinan tiba-tiba menghentikan langkahnya dan berbalik ke belakang menghadap tepat di depan adam. "kamu akan pergi? besok? jauh kemana? apa maksudmu ke luar negri? untuk kuliah? apa kau tahu kuliah untuk orang bodoh sepertimu membutuhkan waktu berapa tahun? bahkan kau tidak akan pernah bisa membayangkannya", kinan dengan kesal melontarkan sindirannya kepada adam, "iya kinan, aku akan pergi besok, seharusnya malam ini aku mengurus semua persiapan untuk besok tapi aku tidak bisa melupakan janji kita untuk bertemu hari ini, kemarin saat kita membuat janji untuk bertemu, aku belum mengetahui rencana ayahku untuk mengirimku ke luar negri, aku pergi ke Australia, dan aku akan sekolah disana selama kurang lebih 4tahun, aku akan berusaha secepat mungkin, aku tidak akan menjadi orang bodoh, aku akan berusaha menjadi pintar dan menyelesaikan semuanya dengan cepat. kamu hanya perlu percaya padaku", kinan semakin kesal mendengar penjelasan adam, "adam kamu pikir aku ini apa? kau memintaku untuk mencintaimu, kau memintaku untuk menjadi milikmu, kau memintaku untuk mempercayaimu, dan sekarang? kau memintaku untuk menunggumu selama beberapa tahun? apa kau sepicik itu? aku bahkan belum yakin dengan perasaanku kepadamu, tapi kau sudah berani menuntut banyak dariku. Aku benci padamu sekarang dan mungkin akan selamanya", kinan memborbardir adam dengan semua kata-katanya yang sangat membuat adam merasa kinan telah salah paham padanya. "kinan aku sudah bilang, rencana keberangkatanku ini semuanya mendadak, ayahku tidak memberiku kabar sebelumnya soal rencana ini, aku bahkan berpikir dari dulu kalau aku hanya akan kuliah di tempat kamu kuliah, aku berniat terus bersamamu, kau tahu" adam berusaha menyangkal semua yang di pikirkan kinan, ia tidak ingin wanita yang ia cintai berbalik membencinya gara-gara ini. "kamu perlu tahu, aku sudah merasa yakin dengan perasaanmu padaku, aku tinggal menunggu waktu untuk meyakinkan perasaanku sendiri, tapi apa yang kamu lakukan? kau menemuiku hari ini hanya untuk membuatku percaya padamu dan kau meninggalkanku, apa masuk akal jika aku hanya tersenyum dan menerima apa yang akan kau lakukan padaku sekarang?", kinan kembali berbalik dan melanjutkan langkah kakinya, segera adam meraih tangan kinan dan menariknya tepat ke dalam pelukannya, tangan kuat adam dengan kencang memeluk kinan, ia merasa senang mendengar pengakuan kinan yang mulai merasa yakin padanya, itu artinya kinan mulai membuka hatinya untuk adam, kinan hanya perlu waktu untuk merasa yakin tentang apa yang dia rasakan padanya. Kinan yang tidak berdaya dalam pelukan erat adam sama sekali tidak bisa melepaskan pelukan adam pada tubuhnya yang akhirnya kinan berhenti berontak dan diam di antara kedua tangan adam dan itu sangat dekat bahkan tak ada lagi jarak antara mereka, dua tubuh itu akhirnya saling berpelukan, kinan membalas pelukan adam dengan juga melingkarkan tangannya di pinggang adam, itu membuat adam semakin tersenyum lebar karena bahagia. Saat itu hati mereka benar-benar seperti akan meledak karena sangat bahagia. Tapi disaat semuanya terasa semakin dekat, kinan berkata dalam pelukannya "apa kamu harus benar-benar pergi?, apa tidak ada cara lain untuk bisa tetap disini?", membuat pelukan itu terlepas dengan sendirinya, dan adam memegang pipi kinan dengan kedua tangannya, agar kinan bisa benar-benar merasakan apa yang adam rasakan "aku mencintaimu kinan, aku sama sekali tidak ingin meninggalkanmu disini sendiri, aku ingin selalu bersamamu, tapi hingga saat ini aku tidak punya pilihan lain, usahaku untuk tidak pergi ke Australia semuanya sia-sia", kinan meneteskan air matanya, tak di duga oleh kinan sebelumnya, kepergian adam akan sangat membuatnya merasa sakit yang teramat dalam hatinya. Kinan kembali ingat dengan semua janji hidupnya, "kinan tidak akan mencoba untuk hidup bahagia, asal bisa terus bersama dengan keluarganya, itu sudah cukup" dia tidak ingin tuhan selalu mengambil apapun yang ia sayangi dan cintai.