"Varell.. Aku menginginkan lebih."
Wajah Varell seketika memerah, ia baru saja melepaskan bibir Mia dan berniat untuk beranjak menjauh namun kalimat yang diucapkan Mia serta tatapan dari mata sayunya yang terlihat sangat menggodanya membuat desiran didadanya semakin memuncak.
Pusat dirinya telah menegang, Mia setengah tersadar kini, tapi apa boleh ia bertindak lebih jauh lagi sekarang. Varell sangat bingung tapi ia tidak dapat memungkiri jika ia menginginkan Mia saat ini, detik ini juga bersatu dengan dirinya. Hati dan pikiran Varell berkecamuk tidak karuan.
"Kamu tidak menginginkanku?"
Oh Tuhan, darahnya terasa mendidih, jantungnya memompa dengan cepat. Mia menekan tengkuk Varell dan membawa wajahnya semakin dekat dengannya.
Mia tersenyum hangat, matanya terpejam sesaat. Varell mengira jika Mia telah kembali terlelap tapi Mia kembali membuka matanya sayup-sayup.