Azra merasakan tubuhnya tertangkap di atas udara, sebelum sempat tubuhnya menghantam tanah. Laki-laki itu kini memeluk Azra, menariknya dalam pelukannya dan mulai melayang kembali ke atas.
Rhyan, Marchel dan Jhon yang sedang putus asa melihat Azra terjatuh, merasakan jantung mereka berhenti berdetak untuk kesekian detik.
Dan tidak hanya sampai disitu, seakan ada batu besar menghantam di kepala mereka, saat mereka melihat Afnan berlari ke arah jendela dan melompat ke bawah.
"Tidaaaakkk.."
Teriak mereka serempak, mengapa hal ini bisa terjadi kepada mereka. Sekarang apa yang akan mereka katakan pada orang tua Afnan, terjatuh dari lantai sepuluh tidak mungkin dia akan selamat.
Saat mereka mulai terlihat putus asa dengan air mata yang mengalir keluar dari mata mereka, Afnan muncul dari balik jendela yang tadi dia lewati bersama dengan Azra yang berada dalam pelukannya.
Rasa lega menghampiri dada mereka namun juga merasa begitu terkejut dengan apa yang mereka lihat. Mata dan rambut Azra kembali ke warna semula.
Itu Afnan sahabat mereka, dia bisa terbang di udara dan menyelamatkan Azra? Sebenarnya apa yang di sembunyikan Afnan pada mereka selama ini?
Afnan menurunkan Azra dari pelukannya.
"Nanti aku akan menjelaskannya pada kalian, sekarang kita harus pergi dari sini!" Ucap Afnan kepada ketiga sahabatnya itu.
*
Masih di hari yang sama di Rumah sakit, tiga pasien berbaring di dalam ruang perawatan. Setiap dari mereka mendapatkan patah tulang di beberapa bagian tubuhnya.
Dua jam sebelumnya saat mereka berada di dalam gedung, satuan Unit elit telah datang menyelamatkan mereka, dan membawa mereka semua ke rumah sakit dimana sekarang mereka berada. Afnan yang telah mendatangkan Satuan Unit tersebut, segerah memerintahkan mereka untuk menyelamatkan para sahabatnya itu termasuk Azra.
Di ruang perawatan sebelah mereka Azra terbaring tak sadarkan diri, setelah dia diselamatkan oleh Afnan dia kehilangan kesadarannya.
Di samping tempat tidurnya Dhyan sahabat Azra duduk dengan rasa khawatir di benaknya. Beberapa jam setelah dia disekap oleh Chya dan Muthy, beberapa satuan elit datang menyelamatkan dirinya. Mereka juga menyampaikan bahwa temannya telah di rawat di rumah sakit. Mhuthy dan Chya kini di amankan atas tindak kriminal yang mereka lakukan, begitu juga dengan Andhyra.
*
Di tempat lain dua orang bawahan kini terkapar di lantai, tubuh mereka penuh dengan luka dan menderita patah tulang.
"Ughh!"
salah seorang masih mendesah karena sakit yang dia rasakan. Pria itu mulai memandang bawahannya dan segera mengalirkan aliran Qi nya kepada kedua bawahannya itu. Kedua bawahannya itu mulai merasakan luka mereka sedikit demi sedikit sembuh dan menghilang.
Setelah proses itu selesai, kedua bawahannya segera mengambil posisi berjongkok di hadapan tuannya.
"Terima kasih atas kebaikan tuanku yang telah menyelamatkan kami!" Ucap salah seorang dari mereka.
"Rico tugas kamu selanjutnya, awasi sang dewi dimanapun dia berada! kamu jangan melakukan pergerakan sebelum aku memerintahkanmu!"
"Baik tuanku, hamba akan melaksanakannya!"
"Bagus, pergilah!" Perintah pria itu.
Para bawahan itu meninggalkan tuannya sendiri dalam ruangan yang cukup gelap.
Pria itu kini melangkah ke arah kursi dan duduk di atasnya, Dia masih bisa merasakan sensai sentuhan dari tangannya. Sentuhan uang selama ini dia dambakan.
"Akhirnya aku menemukanmu!" Ucapnya lirih.
*
Satu bulan telah berlalu sejak kejadian itu, Afnan sudah menjelaskan kepada para sahabatnya tentang kekuatannya yang dia sembunyikan selama ini, setelah mereka keluar dari rumah sakit.
Dari kecil di saat usianya menginjak enam tahun, dia mendapatkan kekuatan yang luar biasa. Awalnya kedua orang tuanya kagum akan apa yang dapat Afnan lakukan secara magic itu, sampai akhirnya seorang paranormal mengatakan kepada mereka, bahwa hidup Afnan dalam bahaya. Nyawanya setiap saat bisa terancam jika dia memperlihatkan kekuatannya itu pada orang lain. Menurutnya Afnan merupakan reinkarnasi dari jenderal langit Muchen, yang berkuasa di langit selatan. Dan tidak menutup kemungkinan akan banyak yang mengincarnya di kehidupan ini, karena suatu saat dia harus kembali ke Negeri langit untuk kembali berkuasa.
Selain kedua orang tuanya dan kakak kandungnya, tidak ada yang mengetahui kekuatan yang dia miliki itu. Sampai akhirnya dia menceritakannya kepada ketiga sahabatnya.
Keadaan sahabatnya kini mulai membaik, kecuali Rhyan yang masih harus tinggal di rumah sakit sekitar dua minggu lagi, karena lukanya yang lebih parah dibanding kedua sahabatnya yang lain.
Azra yang terlebih dahulu keluar dari rumah sakit, telah kembali bersekolah. Azra merasa aneh karena perlakuan teman-temannya sewaktu dia masuk seakan menganggap dia tak terlihat, berbeda sewaktu terakhir kali dia berada disekolah. Teman-temannya yang dulu dengan secara terang-terangan akan melontarkan kata kasar dan sinis padanya, kini hanya menganggap dirinya seperti angin lalu.