Dirga membantu Winda untuk duduk di sofa. Winda mengikuti arahan dari Dirga.
"Tidak apa-apa. Aku yang kurang hati-hati" kata Winda menenangkan Dirga yang nampak begitu khawatir.
"Tidak. Ini pasti karena kehamilanmu yang sudah besar. Seharusnya kamu tidak datang ke Rumah Sakit lagi. Kamu tidak perlu bekerja."
"Sayang, ini pilihanku. Aku akan jenuh jika terus berada di rumah tanpa melakukan apa-apa."
"Sebaiknya kamu istirahat dulu. Kita pulang saat kamu sudah merasa lebih bertenaga. Mau aku belikan sesuatu untuk di makan?"
"Aku tidak apa-apa, kita pulang sekarang. Tapi aku ingin berkunjung ke rumah bunda. Aku ingin makan masakan bunda" pinta Winda dengan mata memohon.
"Baiklah."
Dirga lalu mengangkat tubuh Winda, menggendongnya dan tidak membiarkannya turun. Winda meronta minta diturunkan, ia memukul-mukul gemas dada Dirga. Tapi Dirga tidak mendengarkan keluhan Winda. Dirga terus mengendong Winda menuju tempat parkir mobilnya.
Terima kasih untuk dukungan kalian, para reader yang dermawan untuk power stone, hadiah dan koin yang kalian gunakan untuk beli privi atau buka bab. atau komen terbaik kalian yang membuat saya terharu.
Terima kasih karena masih setia dengan karya saya.