App herunterladen
84.46% Tate no Yuusha no Nariagari / Chapter 87: Chapter Bonus Extra - Filolial yang menakutkan

Kapitel 87: Chapter Bonus Extra - Filolial yang menakutkan

"Whoa... Monster itu kuat!"

"...."

Fitoria melawan para monster saat mereka bermunculan dari gelombang.

"Haruskah kita mundur?"

"Apa menurutmu kita bisa mundur?"

Fitoria melangkah mundur dan menendang seekor monster saat monster itu muncul dari gelombang.

"Guuuuah!"

Dia menendangnya dengan kuat. Tapi monster itu betul-betul keras. Monster itu tidak benar-benar tumbang, namun kembali menghilang kedalam gelombang.

Kalau itu adalah monster normal, maka akan tewas ditempat. Tapi nampaknya monster itu selamat.... kurasa.

Sepertinya monster itu terbentuk dari energi murni. Fitoria berpikir tentang menggunakan senjata miliknya, namun monster itu nggak cukup kuat untuk menahan serangannya.

Gelombangnya semakin mereda, dan retakannya mulai tertutup.

Ini adalah salah satu gelombang dari jam pasir naga yang dikelola oleh Fitoria.

Itulah tugas Fitoria, untuk menghadapi gelombang yang terjadi di area-area yang tak bisa dimasuki oleh manusia.

Itulah yang diminta para pahlawan masa lalu pada dia.

"Fiuh...."

"Fitoria! Kami telah berhasil menekan mundur para monster!"

Salah satu Filolial bawahannya berlari mendekat dan memberi hormat sebelum menyatakan bahwa semua monster telah di kalahkan.

"Bagus."

Fitoria menatap tempat dimana gelombang itu terjadi.

Kenapa keempat Pahlawan Suci tidak datang melawan gelombang?

Fitoria betul-betul harus mencari tau tentang itu... Jika tidak, bagaimana bisa dia melindungi dunia?

Dia mendengar dari bawahannya bahwa para Pahlawan telah di panggil. Tapi tidak tampak mereka melakukan sesuatu.

Untuk saat ini, Fitoria cuma bisa berfokus melawan monster yang ada di wilayahnya, tapi jika para Pahlawan tidak menghentikan gelombang yang terjadi di wilayah-wilayah yang dihuni manusia, maka dia tidak akan bisa melakukan segalanya sendirian.

Kalau mereka sudah dipanggil, apa yang mereka lakukan?

Siapa yang tau?

"Ini buruk!"

"Hm?"

Saat Fitoria mengelilingi dunia secara sembunyi-sembunyi, dia bertemu seorang gadis muda yang aneh. Para nawahan yang dia percayakan untuk mengantar gadis itu baru saja kembali.

"Apa kalian mengantarkan dia dengan selamat?"

Itu adalah seorang gadis muda yang sangat ingin berteman dengan Fitoria hingga dia pergi menuju sebuah sarang naga. Fitoria harus bertarung untuk melindungi dia.

Itu adalah hal yang sangat langka jaman sekarang. Biasanya para manusia hanya ingin mengendalikan semua mahluk hidup yang ada disekitar mereka.

Mereka menggunakan para Filolial seolah mereka adalah alat, dan menolak mengakui bahwa ada kekuatan diluar sana yang jauh lebih kuat daripada mereka sendiri.

Fitoria telah melalui saat-saat di masa lalu ketika dia harus berurusan dengan mereka. Itu sangat merepotkan.

Sang Pahlawan mengatakan, seraya dalam keadaan sakratul maut, bahwa mereka semua harus bekerja sama untuk melindungi dunia. Tapi manusia telah melipaknanyau, dan mereka mencoba menjauh dari Fitoria dan yang lainnya....

Kalau tidak ada para Pahlawan, maka gak ada gunanya melindungi manusia.

"Ah, aku... aku lupa!"

Haaaah... kenapa teman-temannya Fitoria gak ada yang punya ingatan yang baik?

Fitoria menepuk keningnya.

"Apa yang kalian lupakan?"

"Kami... kami..."

"Kami... apa? Apa? Kalau kalian gak bisa mengerjakan tugas kalian, aku akan menyingkirkan kalian."

Dibuang dari clan Fitoria layaknya kalimat kematian bagi seekor Filolial. Fitoria bertanggung jawab atas semua Filolial liar.

Jika kau ditendang dari klan Fitoria, kau bukan lagi seekor Filolial.

Yang menanti mereka adalah kematian yang mengenaskan. Sekuat itulah perlindungan Fitoria.

"Ja...Jangan! Apapun tidak apa-apa asal jangan itu! Ku mohon ampuni kami!"

"...Dan? Apa yang kalian lupakan?"

"Ah iya... Kami melihat seseorang diluar sana yang sepertimu!"

Fitoria merasa bulu di kepalanya bergerak.

Jika seekor Filolial tumbuh menjadi bentuk Filolial Queen, seperti Fitoria, itu artinya seorang Pahlawan membesarkan dia.

Itu artinya bahwa ada bukti kalau penerus Fitoria telah lahir.

Dan itu artinya para Pahlawan betul-betul telah kembali.

"Seperti apa penampilannya? Apa warnanya?"

Hal pertama yang harus Fitoria cari tau adalah seperti apa Filolial itu.

"Um.... dia berwarna putih! Dan ada air yang keluar dari mulutnya."

"Bukan begitu! Dia merah! Dan dia punya banyak tangan!"

"Dia merah muda! Dan dia punya banyak kepala!"

"Apa kalian yakin dia adalah seekor Filolial?"

Fitoria mencoba membayangkan Filolial Queen yang selanjutnya itu. Dia berwarna merah, putih, dan pink, dan punya kepala serta tangan yang banyak.

Akan menakutkan kalau diserang mahluk semacam itu.

"Uh...."

Fitorie memegang kepalanya dan perlahan-lahan duduk.

Mahluk yang mereka gambarkan tidak terdengar seperti seekor Filolial!

Tapi mungkin hal semacam itu bisa terjadi kalau seorang Pahlawan membesarkan dia. Seorang Pahlawan telah membesarkan Fitoria, dan dia terlihat berbeda dari para Filolial normal lainnya.

Apa itu maksudnya bahwa itu adalah yang diinginkan sang Pahlawan? Atau mungkin dia adalah sejenis persilangan.

Fitoria gak mau menemui seekor Filolial Queen yang punya tangan dan kepala yang berjumlah banyak.

Dia gak mau sesuatu seperti itu menjadi ratu juga. Dia gak mau makhluk seperti itu mengambil alih tugasnya.

Dan selain itu, Fitoria tidaklah menakutkan sepeti itu.

Kalau dia seperti Fitoria, dia mungkin akan mirip dengan Fitoria. Itu akan aneh kalau dia adalah sejenis mahluk lain.

"Apa yang harus kita lakukan, Ratuuuuuuu?"

Seekor bawahan bertanya.

Lebih baik dipastikan dulu.

"Hmm....."

Fitoria cuma mulai bertanya-tanya apa yang para Pahlawan lakukan, jadi ini mungkin waktu yang tepat untuk berkunjung.

"Aku akan pergi menemui kandidat Filolial Queen ini. Ayo bersiap!"

"Roger!"

Dan dengan begitu Fitoria berubah ke wujud seekor Filolial normal, dan pergi menuju Melromarc, tempat dimana para bawahannya mengatakan bahwa mereka melihat Filolial Queen baru itu.

"Apa yang harus kita lakukan?"

"Manusia akan curiga kalau mereka melihat kita bersama-sama seperti ini. Ayo berpencar dan mencari Pahlawan itu."

"BAIIIIIIIIIIKKKK!"

Setelah memberi perintah pada para bawahannya, Fitoria memulai penyelidikan.

Ide terbaik yang dia miliki adalah bertanya pada Filolial yang sudah dijinakkan.

Para Filolial yang sudah dijinakkan menghabiskan sebagian besar waktu mereka bersama para manusia, jadi mereka seharusnya tau kegiatan para manusia.

Mereka berbeda dari para Filolial liar.

Jadi Fitoria pergi ke peternakan Filolial, memasukkan kepalanya di pagar, dan menanyai Filolial terdekat.

Filolial itu sangat hitam, dan memiliki penampilan jahat di matanya.

Apa itu sebuah papan nama yang ada di lehernya? Dalam bahasa manusia, itu tertulis: BLACK THUNDER.

"Hei."

"Huh? Apa-apaan itu? Kau pikir kau bisa begitu saja berbicara pada Black Thunder?"

Filolial hitam itu menggerutu saat dia memperhatikan Fitoria naik turun.

"Kau cantik juga. Kau bilang apa? Kalau kau mau bersamaku, aku bisa meminta masterku untuk menjadikanmu selirku."

Sepertinya si Filolial hitam itu gak betul-betul memahami hubungan Filolial.

Dari dalam kandang itu, Filolial lain yang lebih tua buru-buru berlari mendekat.

Fitoria harus menunjukkan posisi mereka.

Dia mengangkat satu kalinya dan mengubah bentuk kalinya, sehingga kakinya menjadi sangat besar dengan cepat, menamparkannya pada Filolial itu.

"Waduh...."

"Kau gak boleh berbicara pada nona cantik seperti itu. Ingat itu baik-baik, dan itu akan menjadi akhir darimu."

Whooops. Pukulan itu menghasilkan suara yang cukup bagus. Lebih baik dia menggunakan sihir pemulihan.

"Ahhhhhhhhhhhhhhhhh!"

Black Thunder lari sambil melipat ekornya diantara kakinya.

"Kau adalah sang Ratu! Harap redakan amarahmu...."

Filolial yang lebih tua itu menundukkan kepalanya.

"Baiklah. Lagipula aku nggak marah. Tapi aku harus menunjukkan bahwa Filolial itu butuh didikan."

"Aku yakin dia sudah dapat pelajaran."

"Bagus...."

Fitoria menerima beberapa makanan dari Filolial tua itu. Makanan itu nggak betul-betul enak.

Tapi itu adalah makanan yang sudah lama sekali tidak dia rasakan, dan itu membuat dia merasa nostalgia.

Selama bertahun-tahun dia lupa bahwa manusia tau bagaimana caranya membuat makanan yang lezat.

Sang Pahlawan masternya Fitoria biasa membuatkan makanan untuk dia sepanjang waktu. Rasanya sangat enak.

"Aku mendengar bahwa seorang Pahlawan datang kesini bersama seekor kandidat ratu. Apa kau pernah mendengar tentang mereka atau melihat mereka?"

"Tentang itu...."

Filolial tua itu menjelaskan pada Fitoria semua yang dia dengar tentang para Pahlawan sejak mereka dipanggil.

Pahlawan Perisai melakukan tindakan kejahatan dan dalam pelarian? Dia bersama seorang gadis berambut biru?

Tapi semua itu adalah suatu konspirasi?

Hmm....

"Dan apa itu ada hubungannya dengan kandidat ratu?"

"Saat ini, satu-satunya Pahlawan yang memelihara seekor Filolial adalah Pahlawan Perisai. Aku sudah menjumpainya sendiri. Dia tampak seperti orang yang baik."

"Benarkah?"

"Filolial itu berwarna pink?"

"Apa dia punya banyak kepala dan tangan?"

"Tidak, jumlahnya normal."

Ampun deh, para bawahan geblek itu sudah salah!

"Apa kau tau kemana perginya mereka?"

"Tidak."

"Baiklah. Yah, terimakasih."

"Lain kali mampir lagi!"

Dia meninggalkan Filolial tua itu dan berkumpul lagi dengan para bawahannya.

Mereka juga telah mengumpulkan informasi. Kedengarannya seperti sesuatu yang aneh terjadi di barat daya.

Jadi Fitoria memutuskan untuk pergi ke barat daya.

Dimana itu barat daya?

Dia sedang memikirkan hal itu, lalu....

"GYAOOOOOOOOOOO!"

Bulu-bulunya berdiri tegak. Nalurinya memberitahu dia bahwa itu adalah raungan seekor naga.

Dia berbalik dan melihat seekor monster ganas yang memiliki Dragon King's Fragment menabrak dinding kota manusia.

Didepan monster itu adalah... seekor Filolial Queen berwarna pink. Dan seorang pria membawa sebuah perisai menunggangi dia.

Dia menemukan mereka. Tanpa berhenti berpikir, Fitoria berlari di belakang mereka.

Berlari mengikuti mereka, dia merasa sangat nostalgia.

Ya, itu adalah hari saat dia lahir. Sang Pahlawan menatap dia dan tersenyum.

Dia merasa bahwa itu hangat, kehangatan yang mencakup segalanya.

Gak diragukan lagi. Pria yang memegang Perisai itu adalah seorang Pahlawan.

Tapi Fitoria bisa merasakan sesuatu yang lain. Pria itu memiliki kesedihan dan kemarahan yang mendalam dalam dirinya. Dia pasti telah menggunakan Curse Series.

Kutukan dari senjata seorang Pahlawan sangatlah kuat. Fitoria sudah melihatnya berkali-kali.

Tapi mereka harus melakukan banyak pengorbanan untuk menggunakannya. Mereka berakhir melukai diri mereka sendiri.

Tak ada keraguan dalam benaknya. Kesedihan dan penderitaan yang mendalam yang dia pendam telah membuka Curse Series.

Dia ingin menyembuhkan penderitaan pahlawan itu. Fitoria ingin membantu dia.

Sesaat, dia menjadi sentimental. Dia segera berkedip dan menghilangkan perasaan itu. Dia sedingin es.

Dunia ini gak punya waktu untuk sentimen.

Dia memperhatikan dari kejauhan saat sang Pahlawan Perisai, partynya, dan Filolial pink miliknya menghadapi monster naga itu.

Gadis pink itu pasti si kandidat ratu.

Tentu saja, dia cuma punya satu kepala. Mereka berbeda ukuran dan warna, tapi kandidat itu betul-betul mirip Fitoria.

Tapi, melihat pertarungannya, Fitoria berpikir bahwa dia tidak tampak sangat kuat.

Itu membuat Fitoria gugup.

"Sanctuary."

Dia mengeluarkan sebuah sihir yang akan mencegah siapapun pergi dari medan pertempuran.

Dia memiliki begitu banyak pertanyaan.

Kenapa Pahlawan itu tidak membantu melawan gelombang yang terjadi diseluruh dunia? Apa yang dilakukan para Pahlawan yang lain?

Dunia membutuhan para Pahlawan. Gak ada waktu bagi mereka untuk mengelilingi satu negeri saja.

Dalam skenario terburuk... Tidak, dia gak mau melakukannya—tapi dia bisa. Dia bisa mengotori tangannya demi dunia.

Karena Fitoria telah berjanji... dahulu sekali, Fitoria berjanji pada Pahlawan-nya....

***


Kapitel 88: Prolog - Peningkatan Kelas

Aku sedang berdiri di aula utama Gereja besar yang menjadi pusat dari alun-alun kota di Melromarc. Jam pasir naga yang sangat besar berdiri di tengah aula, sebuah eksistensi yang kuat.

"Setiap kali aku datang ke sini aku tetap saja merasakan hal yang sama. benda itu tampak gak menyenangkan bukannya suci "

"Aku merasakan hal yang sama, Tuan Naofumi."

"Pasir merahnya sangat indahhhhhhhh!"

Namaku Naofumi Iwatani.

Di dunia asalku, aku adalah seorang mahasiswa otaku biasa di Jepang.

Aku karena suatu ketidaksengajaan sampai disini. Aku sedang menghabiskan waktu di perpustakaan umum ketika aku menemukan sebuah buku tua berjudul The Record of Four Holy Weapon. Aku mulai membolak-balikkan halamannya dan aku tiba-tiba pingsan, dan bangun lagi di dunia yang sama persis dengan yang diceritakan oleh buku itu. Aku dipanggil sebagai Pahlawan Perisai.

Rupanya seluruh dunia sedang terancaman oleh sesuatu yang disebut gelombang kehancuran.

Saat aku mengetahui apa maksudnya. Ada gelombang tertentu yang muncul pada waktu tertentu. Ketika gelombang muncul, kawanan besar monster muncul dan menyerang siapa pun yang kebetulan tinggal di dekatnya.

Orang-orang dari dunia baru ini telah memanggilku dari dunia asalku untuk membantu mereka melawan gelombang tersebut.

Ketika aku pertama kali tiba disini, aku sangat bersemangat — apa yang lebih menarik dari berpetualang di dunia baru? Lalu aku bertemu wanita itu .... bahkan sekarang, sebagian besar penduduk tidak mempercayaiku dan membenciku. Semuanya karena wanita itu, yang sekarang secara resmi dikenal sebagai Lonte. Dia sudah menuduhku atas tuduhan pemerkosaan, berbohong tentang diriku, dan menghancurkan reputasiku.

Itu semua bohong, tapi aku diusir dari kerajaan dan berada di dunia ini sendirian. Reputasiku yang hancur sama saja memastikan bahwa aku tidak akan pernah menemukan petualang lain untuk menjelajahi dunia ini bersamaku.

Nah, itulah yang aku pikirkan saat itu. Rupanya aku salah.

Pada akhirnya, dan akan kujelaskan semuanya nanti, aku malah ketinggalan level dari ketiga Pahlawan lainnya yang sama-sama dipanggil denganku. Mereka mempunyai awal yang bagus untuk menaikkan level mereka.

Jadi bukan hanya aku tidak mendapatkan bantuan apa pun — aku juga dipaksa bertarung melawan gelombang.

Aku melakukan apa yang aku bisa untuk menaikkan level, dan untuk sementara waktu, aku berhasil bertahan hidup.

Akhirnya, aku mampu mengalahkan beberapa musuh yang gagal dikalahkan para pahlawan lainnya, tetapi ketika aku berpikir semuanya sudah membaik, aku dituduh melakukan kejahatan yang bahkan lebih buruk.

Negeri yang memanggilku bernama Melromarc. Itu adalah negeri bersupremasi manusia dan diperintah oleh seorang ratu.

Rupanya keluarga kerajaannya matrilineal, dan tahta diwariskan turun temurun kepada pihak wanita di keluarga Kerajaan.

Sang putri pewaris bernama Melty — dan mereka menuduhku sudah menculiknya.

Melty adalah adik perempuan Lonte. Dia ... orang yang ambisius, atau begitulah.

Ibunya mempercayai Melty lebih dari Lonte, sehingga dia menunjuk Melty sebagai pewaris utama tahta.

Aku segera menyadari bahwa hanya ada satu cara untuk membersihkan diriku dari tuduhan yang ditujukan kepadaku — aku harus mencari tau dimana Ratu berada dan menemuinya.

Pada akhirnya, aku berhasil menemui ratu dan membersihkan namaku.

Setelah semuanya dibeberkan dihadapan publik, ketahuan sudah bahwa pelaku sebenarnya di balik semua penderitaan yang telah menimpaku adalah Gereja Nasional di Melromarc — Gereja Tiga Pahlawan.

Inti dari dogma mereka adalah bahwa ada empat senjata yang mewakili pahlawan masing-masing. Dari keempat senjata itu, tiga di antaranya layak disembah, sementara yang satunya layak dicerca.

Kau mungkin sudah bisa menebaknya, tetapi pahlawan yang layak untuk dicerca adalah Pahlawan Perisai – aku.

Jadi asal dari penganiayaan terhadap diriku adalah agama Nasional, dan soal aku memperkosa orang lain atau tidak, bukanlah masalah sebenarnya.

Alasan dari semua hal ini berasal dari negeri tetangga, negeri dimana demi-human berkuasa. Melromarc berkali-kali berperang dengan mereka selama beberapa generasi.

Demi-human pada dasarnya sama seperti manusia, kecuali, mereka semua memiliki suatu ciri khas yang sama dengan hewan. Jadi mereka mempunyai rupa dan berperilaku sama seperti manusia, mereka terkadang memiliki telinga atau ekor hewan.

Pada awalnya, aku tidak begitu yakin apa hubungannya denganku, tapi sepertinya demi-human memuja sang pahlawan Perisai.

Jadi, penduduk Melromarc, serta rajanya, mengangkat senjata melawanku karena dogma agama.

Bahkan sekarang aku masih merasa kesal hanya dengan memikirkannya.

Repotnya — ada seseorang yang melatar belakangi seluruh konspirasi demi menghancurkan hidupku. Dia adalah Pendeta Agung dari Gereja Tiga Pahlawan. Alhasil, kami berhadapan langsung dan bertempur melawannya. Aku menang, dan semua hal itu merupakan ringkasan cerita penyiksaanku.

Namun di tengah pertempuran kami, aku harus memanggil perisai terkutuk untuk mengalahkan Pendeta Agung. Perisainya disebut Shield of Wrath, dan aku menggunakan skill terkuatnya, "Blood Sacrifice".

Itu adalah skill rumit yang memberiku damage sebesar yang kuberikan kepada musuhku. Pada akhirnya aku dapat mengalahkannya, tetapi aku terkena efek sampingnya - skill itu melemahkan statistikku, melumpuhkanku dan mengutukku.

Namun demikian, aku, mampu membuktikan ketidakbersalahanku. Aku disejajarkan dengan pahlawan-pahlawan lainnya. Dan Ratu telah memutuskan untuk menjadikan agama resmi Melromarc sebagai Gereja Empat Pahlawan.

"Sepertinya kau hanya menggunakan bakatmu untuk membuat Tuan Iwatani menderita."

"Ya, itu benar."

Ratu Melromarc menyatakan bahwa Raja yang menggantikannya akan secara resmi berganti nama menjadi 'Sampah'. Dia akan menyiksanya — dengan membungkus tubuhnya dengan es.

Untuk menghukumnya atas tindakannya sebagai Raja ketika sang Ratu pergi dalam misi diplomatik, untuk menghukumnya karena sudah menganiayaku, Ratu mengubah nama Raja dan mencopot posisi kerajaannya.

"ARRRRGGHHHHHH!"

Aku memandang Sampah — dia dibungkus es sampai ke lehernya.

Dia terlihat kesakitan, tetapi dia tidak menunjukkannya kepada Ratu, orang yang menghukumnya. Dia menatapku.

Kuharap aku merasa senang dengan melihat ekspresi kesakitannya ... tetapi aku tidak bisa.

Ada sesuatu yang menyedihkan pada hal itu, tetapi aku harus terus menonton.

Dia licik, suka berkomplot. Dia sudah melakukan segalanya untuk membantu Gereja menuduhku menculik Putri Melty, dan sekarang dia menerima hukumannya dari penguasa sah Negeri Melromarc.

Tetapi Sampah tidak terlibat dengan tindakan yang diambil Gereja secara personal.

Sebagian dari diriku berpikir kita harus mengasingkannya, mengusirnya ke luar tanpa diberikan apa pun. Tetapi jika kami tidak berhati-hati, siapa yang tau hal apa yang akan terjadi nanti? Selanjutnya, putri pertama mereka, Lonte, dihukum juga. Dia dicopot dari gelar bangsawannya, berganti nama menjadi Lonte, dan harus menjalani sisa hidupnya sebagai seorang petualang dengan nama samaran Pelacur.

Terlebih lagi, saat ibunya sedang pergi, tampaknya Lonte menjalani kehidupan yang mewah dari kas simpanan Kerajaan. Dia sekarang bertanggung jawab mengganti semua dana yang dia gunakan untuk membiayai kemewahannya sendiri.

Dari luar, sang Ratu tampak seperti orang yang jujur, seorang manusia yang baik.

Menyadari ancaman nyata pada zaman ini, krisis eksistensial yang dihadapi oleh seluruh dunia, dia meninggalkan 'Paham Nasional Supremasi Manusia' dan meminta bantuan dari musuh nasional mereka, sang Pahlawan Perisai. Sepertinya dia benar-benar ingin mengambil alih diriku.

Dia menyembunyikan mulutnya di belakang kipas lipat dan wajahnya kelihatan muda, mungkin usia akhir 20-an. Dia sangat cantik.

Tidak kusangka dia sudah melahirkan dua anak perempuan — itu tidak mungkin benar-benar terjadi.

"ARRRRGH!"

Sampah masih terbungkus es, hanya menyisakan leher dan kepalanya. Dia menatapku penuh kebencian.

Sederhananya itu adalah Karma. Dia adalah orang yang memanggilku ke sini, kemudian dia membuat kehidupanku menjadi neraka. Hukumannya pas.

Aku menoleh ke arah Ratu dan menyuruhnya untuk melanjutkannya.

"Aku pikir ini mungkin sudah cukup. Lebih baik kau pergi duluan dan izinkan aku berpartisipasi dalam upacara perubahan kelas."

Kupikir cukup sudah aku meringkas keadaan sekarang ini, dan sejarah penganiayaanku disini. Sekarang saatnya untuk melihat dengan jelas masalah yang masih harus aku hadapi.

Entah karena alasan apa, dunia ini, aku mendapati diriku hidup disini bagaikan sebuah game. Setiap orang mempunyai level, dan mereka bisa naik level dengan mengalahkan monster dan mendapatkan exp. Ketika kau naik level, kemampuanmu tumbuh lebih kuat juga.

Ketika kemampuanmu semakin kuat, statsmu meningkat, yang akan membuatmu bisa melawan monster kuat yang sebelumnya akan mengalahkanmu dengan mudah.

Itulah salah satu aspek yang paling menarik di dunia ini, semakin keras kau bekerja, semakin kuat pula dirimu, dan kekuatan itu tentunya sangat berguna.

Meskipun demikian, ada juga masalah dengan sistemnya.

Sebagai Pahlawan Perisai, aku dilengkapi dengan perisai legendaris sejak aku dipanggil ke sini. Kemampuan perisai sangat membatasi jumlah damage yang bisa aku berikan. Faktanya, meskipun aku menyerang musuh dengan tinjuku dan memukulnya sepanjang hari, aku sama sekali tidak bisa memberikan damage yang besar.

Bukan berarti menjadi Pahlawan Perisai merupakan hal yang buruk. Perisai dilengkapi dengan skala pertahanan yang luar biasa dan sejumlah skill yang sangat istimewa.

Semuanya bagus, dan tidak apa-apalah, tetapi jika aku sendiri tidak bisa memberikan damage apa pun, aku sebaik mungkin berusaha agar tidak bertempur sendirian.

Seakan-akan hal itu masih belum cukup buruk, penganiayaan dan reputasi yang aku derita membuatnya tidak mungkin menemukan seorang pun yang ingin berpetualang denganku.

"Hmpf ... kurasa kau benar."

"Apa kamu sudah puas?"

Raphtalia bergumam pelan, dia kelihatan jengkel.

Raphtalia adalah seorang cewek yang ikut berpetualang denganku. Ketika aku tidak dapat menemukan siapa pun yang ingin membantuku, aku akhirnya membelinya sebagai budak. Itulah satu-satunya cara agar aku mendapatkan penyerang dalam timku.

Dia adalah seorang demi-human, jadi kehidupannya di Melromarc sangat sulit seperti kehidupanku.

Dia memiliki telinga dan ekor Tanuki, dan kupikir dia disebut seorang demi-human"tipe rakun". Ketika aku membelinya dia hanya seorang gadis kecil. Tapi ternyata fisik demi-human tumbuh sesuai level mereka, jadi dia tumbuh dengan sangat cepat saat kami pergi ke daerah pedesaan.

Sekarang dia tampak berusia sekitar 18 tahun dan merupakan seorang cewek yang cantik dan menarik.

Ketika gelombang kehancuran pertama muncul, dia kehilangan desa tempat dia dibesarkan — dan kedua orang tuanya.

Setelah begitu lama berpetualang bersama, aku malah menganggap diriku bak orang tua pengganti baginya.

Di satu sisi, dia merasa seperti anakku. Dia adalah kaki tangan yang bisa aku andalkan.

"Tetap saja, aku bisa menonton Sampah disiksa sepanjang hari ...."

Aku tersenyum pada Sampah.

"Tuan Naofumi! "

"Grr ... Perisai!"

"DIAM!"

Sang Ratu segera menghentikan bangkangan Sampah sedangkan Raphtalia menyadarkanku.

Seolah aku tidak menyadarinya. Raphtalia selalu sangat serius.

Namun, dia terus mengamatiku. Setiap kali aku terlihat seperti akan lepas kendali, dia melangkah masuk dan mencoba untuk menenangkanku.

"Master! Kapan ini akan berakhir?!"

"Segera."

Gadis yang baru saja merengek padaku bernama Filo.

Saat ini dia tampak seperti seorang gadis pirang kecil. Sehelai rambut jambul menonjol dari bagian atas kepalanya, dan dia memiliki sayap seperti malaikat kecil yang keluar dari punggungnya.

Dia adalah salah satu rekanku juga. Dia... sedikit lebih sulit dijelaskan ketimbang Raphtalia.

"Apa yang membuatmu lama?"

Aku awalnya membeli telurnya dari permainan lotre dan berniat untuk memelihara dia sebagai hewan peliharaan.

Ketika telurnya menetas, muncullah seekor filolial. Filolial adalah monster besar mirip seperti burung yang sering terlihat sedang menarik kereta di jalan.

Namun, jika filolial dibesarkan oleh pahlawan, filolial akan tumbuh menjadi sesuatu yang sepenuhnya berbeda.

Aku rasa itulah yang membuatnya menjadi begitu. Pada suatu hari, dia mendapatkan kemampuan untuk berubah bentuk menjadi wujud manusia muda yang seperti malaikat ini.

Seandainya dia manusia, dia akan tampak seperti gadis muda berusia 10 tahun. Wujud aslinya adalah seekor burung besar.

Saat dalam wujud burung, dia sebenarnya seorang mahluk yang dijuluki Ratu Filolial.

Dia punya serangan yang kuat dan merupakan anggota yang sangat penting di timku, tetapi karena dia pada dasarnya seekor burung, sifatnya ngambekan dan sangat menjengkelkan.

Kami terkadang berpergian ke berbagai macam tempat, menjual barang dagangan untuk mengumpulkan uang. Setiap kali kami berkemah di hutan, selalu dia yang pertama kali bangun — dan dia membangunkanku saat dia terbangun.

Selain itu, Filo malah berteman baik dengan Putri termuda, Melty, ketika kami sedang bepergian bersama.

Berkepribadian yang bijaksana, dia adalah seorang gadis kecil yang sangat naif, dia sering melakukan hal yang tidak penting pada waktu yang tidak tepat. Jujur, dia akan jauh lebih manis jika dia belajar menutup mulutnya.

"Kau sedang memikirkan sesuatu yang jahattttttt!"

"Aku rasa itu benar."

Raphtalia dan Filo keduanya bisa sangat peka. Kapanpun aku memikirkan sesuatu yang kurang ajar, salah seorang dari mereka akan segera menyadarinya.

Ngomong-ngomong, mereka berdua adalah teman terdekatku di sini.

Jadi alasan kami berada di Gereja, berkumpul di sekitar jam pasir naga, ada hubungannya dengan sistem naik level di dunia ini.

Sistem leveling sebenarnya mempunyai batas — bukan untuk pahlawan sepertiku, tapi untuk orang biasa di dunia ini.

Level Raphtalia dan Filo sudah mencapai batasnya — level 40.

Kalau ada yang ingin melewati level 40, mereka harus melalui sesuatu yang disebut upacara peningkatan kelas.

Upacara itu sendiri menggunakan jam pasir naga, yang dikendalikan oleh negeri ini.

Jam pasir itu sendiri memiliki kegunaan lain. Contohnya, merupakan hitungan mundur untuk kemunculan gelombang kehancuran berikutnya. Namun Jam pasir juga berperan penting dalam upacara peningkatan kelas.

Kami sudah pernah mencoba melalui upacara peningkatan kelas sebelumnya, tetapi Sampah menganggu dan melarang kami berpartisipasi.

Itu semua tidak apa-apa kalau hanya ditujukan kepadaku, tapi dia sudah membuat situasi di mana baik Raphtalia maupun Filo tidak boleh naik level lebih lanjut.

Ketika semua penyelidikan dan perbincangan selesai, aku membahas masalah ini dengan ratu, dan sang Ratu memanggil Sampah untuk mencari tahu kebenarannya.

Tapi Sampah itu tidak jelas, terus saja berdalih. Ratu membungkusnya dalam balok es agar Sampah mengatakan kebenarannya — alhasil Sampah mengatakannya.

Aku menyeringai saat aku melihatnya mengaku. Kuakui saja itu membuatku kelihatan buruk.

Aku tidak peduli. Pria itu sudah membuat hidup kami seperti neraka selama berbulan-bulan. Tidak bisakah aku bersenang-senang melihat kehancurannya? Siapa pun yang melihatku tersenyum di atas penderitaannya akan berpikir bahwa aku adalah orang yang jahat.

"Ngomong-ngomong, apa yang terjadi dengan para suster yang tinggal di sini?"

Beberapa terakhir aku datang ke Gereja, Gereja itu dipenuhi para suster yang memperlakukanku dengan buruk. Tetapi sekarang ketika aku datang ke gereja, semua suster sudah pergi. Mereka digantikan oleh tentara.

"Mereka mendampingi Pendeta Agung dalam pertempuran dan karena itulah mereka ditangkap."

Itu terdengar masuk akal. Setahuku, mereka pantas mendapatkan apa pun yang mereka dapatkan.

"Oke, jadi apa yang harus kami lakukan untuk mengadakan upacara peningkatan kelas?"

"Pertama beritahu kami siapa yang ingin berpartisipasi dalam upacara."

Beberapa saat yang lalu, ketika aku berpikir kami tidak dapat berpartisipasi dalam upacara, aku tidak tahu harus berbuat apa.

Aku tidak punya pilihan lain, jadi kuputuskan untuk pergi ke 'Shieldfreeden', yang merupakan negara demi-human, untuk mencari tahu apakah aku bisa melakukan upacara di sana.

Tapi ketika kami mencoba pergi ke Shieldfreeden, kami terlibat dalam masalah penculikan Putri. Apakah itu artinya kami bisa meningkatkan kelas kami disini?

Untuk saat ini, aku akan menuruti Ratu. Dia ingin tahu siapa yang ikut upacara, jadi kutatap Raphtalia dan Filo

"Aku!! Aku ingin mencobanya duluan! "

Filo mengangkat tangannya ke atas, sangat ingin mencobanya duluan.

Aku melihat ke arah Raphtalia, yang mengangguk setuju.

"Baiklah, Filo duluan."

"Yayyy!"

Filo melangkah maju dengan percaya diri.

"Sekarang, berdirilah dengan santai, sentuh jam pasir naga, dan fokuskan pikiranmu."

"Seperti ini?"

Filo berubah kembali ke wujud monsternya dan perlahan menyentuh kaca.

Ketika bulu Filo menggosok kaca, pasir merah di dalam Jam pasir beriak-riak kecil sebelum mulai bersinar misterius.

"Baiklah. Kita sekarang akan memulai upacara peningkatan kelasnya. "

Ratu menjentikkan jari, seketika itu juga prajuritnya muncul dan mengelilingi jam pasir naga. Ada pola besar dan rumit di lantai, serangkaian lekukan yang saling bersilangan di sekitar daerah situ. Para prajurit berlutut dan menuangkan cairan ke dalam daerah lekukan itu.

"Apa itu? Apa kalian mendengarnya? "

"Tetap fokus."

"Okaaaay!"

Filo perlahan menutup matanya dan mengangkat kedua sayapnya.

Jam pasir itu dipenuhi cahaya redup, dan cahaya itu bergema kembali oleh pola sihir di lantai.

Filo berdiri di tengah, dan cahayanya semakin kuat sampai dia sepenuhnya diselimuti oleh cahaya itu.

"Sekarang, pilih masa depan yang kau inginkan."

"Hei! Aku bisa melihat sesuatu! "

Mata Filo tertutup.

Saat itu, gambar Filo yang kecil dan agak melengkung muncul di depanku, sebuah ikon yang berkedip-kedip, dan ranting-ranting yang seolah menjulur dari ikon....Kalau dalam bahasa game, itu tampak seperti semacam pohon pertumbuhan.

"Dan inikah monster yang kau pilih? Tuan Iwatani, silahkan putuskan."

Seperti yang sudah aku jelaskan, Filo sebenarnya adalah monster. Monster yang kau gunakan dalam timmu yang bisa dikendalikan dengan segel pengendali monster, yang membuat pemiliknya bisa mengendalikan monster dengan menyakiti mereka jika mereka tidak patuh atau mengabaikan perintah. Itu sama saja aku menentukan hidup dan matinya.

Sepertinya sang pemiliknya, aku sendiri, punya kehendak untuk memutuskan apakah dia juga berpartisipasi dalam upacara peningkatan kelas.

"Kurasa aku bisa mengendalikannya juga."

Grafik pertumbuhan filolial muncul di depan mataku, terbagi ke banyak jurusan, masing-masing jurusan mengindikasikan kemungkinan baru.

Namun demikian, aku....

"Filo, ini adalah sesuatu yang harus kau putuskan sendiri. Ini bukanlah pilihanku. "

Aku menolak pilihan itu, dan pilihan baru muncul, menanyakan apakah aku ingin monster itu memilih sendiri. Aku memilih ya.

"Oooh! Aku melihat begitu banyak hal! Mana yang harus aku pilih....?"

Filo memejamkan mata dan ekspresi wajahnya penuh kegembiraan, saat dia mempertimbangkan berbagai pilihan.

Aku bisa memilihkannya, tetapi Filo pasti punya pendapat tentang bagaimana dia menghabiskan sisa hidupnya.

Aku memutuskan untuk memberi tahu Raphtalia hal yang sama.

"Raphtalia. Aku sudah membahas hal ini dengan Filo, tetapi setelah gelombang sudah berakhir dan aku kembali ke dunia asalku, kau harus hidup sendiri. Jadi, kau harus memutuskan jalanmu sendiri. Oke?"

"Aku setuju-setuju saja dengan masa depan yang kamu pilihkan untukku."

"Kamu harus memilih."

" … Baiklah."

Dia mengangguk, tampak kecewa.

Tapi lebih parah lagi jika aku memilih dan nantinya menyesali keputusanku. Aku percaya padanya — alasan itu sudah cukup untuk membiarkan dia memutuskannya sendiri.

Jadi apa yang akan dipilih Filo?

Aku menoleh dan melihat bahwa bulu yang berdiri di kepalanya sekarang bersinar.

"Hah?"

Cahayanya semakin kuat dan kelihatan bergetar sebelum berkedip cemerlang.

Cahayanya sangat terang sampai-sampai selama beberapa saat aku dibutakan oleh cahaya itu. Aku berkedip beberapa kali untuk memulihkan penglihatanku, lalu melihat Filo lagi.

Penampilannya tidak banyak berubah. Tetapi bulu vertikal di kepalanya terlihat lebih indah dari sebelumnya.

Itu tampak seperti ... sebuah mahkota kecil.

"Upacara peningkatan kelas sukses."

"Aku tahu."

Aku membuka menu status Filo untuk melihat apa yang sudah berubah. Simbol bintang yang sebelumnya berada di samping levelnya telah hilang, yang mungkin berarti bahwa batasan level sudah dihapus.

Itu berarti bahwa dia sekarang bisa naik level melampaui batas level yang sebelumnya. Aku melihat statistik miliknya dan mendapati bahwa sebagian besar statsnya bertambah menjadi dua kali lipat.

Jadi sekuat itukah upacara kenaikan kelas.

"Heh ... Ini sangat mengesankan."

Statistik Filo selalu lebih tinggi dari statistik rata-rata, dan sekarang dia jauh lebih kuat daripada yang sebelumnya.

Aku memutuskan untuk membandingkan statistik miliknya dengan milikku sendiri untuk mencari tahu seberapa jauh statistiknya meningkat, dan mendapati bahwa statistik miliknya telah melampaui statistikku!

Tentu saja, maksudku dibandingkan dengan statistikku yang sebelum diturunkan oleh kutukan itu.

Satu-satunya stats milikku yang lebih tinggi dari statistik Filo adalah tingkat pertahananku!

"Aku tidak bisa memilih ..."

Filo sudah kembali ke wujud manusianya dan berlari ke arahku sambil menangis.

"Ada apa?"

"Aku ingin belajar cara menyemburkan racun, tapi, sebelum aku bisa memilih salah satu jurusan yang kuinginkan, pilihan lain muncul dan terpilih sendiri."

Dulu kami pernah melawan beberapa monster yang bisa menyemburkan racun. Sejak saat itu, Filo menginginkan ludah racun itu.

Dia tidak perlu menyemburkan racun karena dia sudah memiliki lidah beracun.

"Yah sepertinya untaian rambut di bagian atas kepalamu sekarang bersinar."

"Erm..."

"Filo, jangan berkecil hati begitu. Saat kamu mulai menjadi lebih kuat, kamu masih bisa belajar cara menyemburkan racun."

Raphtalia mencoba menghibur Filo.

"Benarkah?! Kalau begitu aku akan berusaha sangat keras! "

"Oke, Raphtalia, kamu berikutnya."

"Oh, baiklah."

Raphtalia mengulurkan tangan dan menyentuh jam pasir, seperti yang dilakukan Filo.

Dan seperti terakhir kali, para prajurit di ruangan semuanya berlutut dan menuangkan cairan kental ke dalam lekukan di lantai. Saat itu — sama seperti terakhir kali — ikon yang berkedip muncul di bidang penglihatanku.

Benar — aku memilih untuk menolak pilihan….

Tapi saat itu juga, sehelai rambut bagian atas Filo terbelah dua dan salah satu helainya terbang ke arahku.

"Hah? Apa?! Filo!!" "Itu bukan aku!"

Apa yang dia maksudkan? Apakah maksudnya helai rambut baru itu entah bagaimana bergerak dan bertindak sendiri?

Raphtalia menatap kami, matanya melebar dan terkejut.

"Tuan Naofumi?!"

Helai rambut yang terbang itu membuat garis pertumbuhan baru yang potensial meluas dari pohon pertumbuhan Raphtalia — pohon yang belum pernah ada sebelumnya — dan garis pertumbuhan baru itu memilih dengan sendirinya.

"Ahh ?!"

Tiba-tiba Raphtalia menjerit.

Seluruh Gereja diselimuti cahaya silau yang membutakan. Sebuah kepulan asap muncul. Seluruh bagian upacara berjalan berbeda dengan upacara peningkatan kelas Filo.

Tate no Yuusha no Nariagari Vol 5 (5).jpg

Sesaat kemudian, asapnya menghilang, dan Raphtalia nampak sedang berdiri di tempat itu, batuk, tetapi kelihatan baik-baik saja.

"Apa kamu tidak apa-apa!?"

"Y...Ya. Aku baik-baik saja, tapi .... "

Apa yang terjadi?!

Aku khawatir, jadi aku membuka layar stats untuk memeriksanya. Sama seperti Filo, bintang itu sudah lenyap, dan sebagian besar statsnya naik dua kali lipat.

"Apa yang terjadi?!"

"Aku tidak begitu mengerti. Beberapa pilihan secara otomatis memilih sendiri. Kejadian itu membuatku ngeri dan takut, tapi semuanya sepertinya baik-baik saja."

"Yah itu bagus… tapi apa yang terjadi? Kenapa jurusan peningkatan kelasmu diputuskan secara otomatis? "

"Siapa melakukan hal ini?"

"Aku tidak tahu. Tapi sehelai rambut bagian atas Filo awalnya diberikan kepada kita oleh Fitoria, kan? "

"Kamu benar. "

Ketika kami berada di tengah-tengah bencana penculikan Putri Melty, kami bertemu makhluk legendaris — Ratu filolial.

Filo dan Ratu Filolial berbicara tentang banyak hal, dan pada akhirnya Ratu Filolial memberi Filo helai rambut ini, mengatakan bahwa itu akan membantu dia suatu saat nanti.

Dia juga melakukan sesuatu pada zirahku - berkata itu akan membantu kami. Sebagai imbalannya, dia hanya menitahkanku mencari cara untuk menyatukan para pahlawan.

Kalau aku tidak bisa membuat para pahlawan bersatu, dia memperingatkan kami bahwa dia akan membunuh kami.

"Apa artinya itu?" Aku melihat ke arah sang Ratu. Matanya bersinar.

"Kenapa kau tidak mengatakannya? Aku ingin bertemu dengan Ratu filolial selama bertahun-tahun. "

"Bukan itu yang aku tanya!"

Sang Ratu sepertinya tahu banyak tentang para pahlawan, tetapi menurut Melty, dia juga menghabiskan waktu untuk menjelajahi daratan-daratan legendaris.

Mungkin dia punya minat pribadi untuk menjelajahi Legenda kuno?

Putrinya, Melty, sangat tertarik pada Filolial. Ibu dan anak sama saja, kurasa begitu.

Apapun itu, ini bukanlah waktu atau tempat yang tepat untuk melafalkan puisi tentang sifat-sifat keturunan.

"Bagaimana perasaan kalian berdua?"

"Aku merasa lebih kuat dari biasanya."

"Bulu dari Ratu filolial ... Aku ingin tahu apa arti dari semua itu?"

Sang Ratu mendesah, tampak kecewa.

"Aku tahu bahwa ada alat khusus tertentu yang dapat digunakan selama upacara kenaikan kelas untuk mencapai efek khusus tertentu. Aku tidak tahu apa artinya ini, tetapi aku ingin menganggap itu merupakan hal yang baik. "

"Benar ...."

"Seberapa besar kemampuan mereka meningkat?"

"Dari tampilannya, sebagian besar statistik mereka meningkat dua kali lipat."

"DUA KALI LIPAT?"

Ratu terkejut. Apakah tidak apa-apa untuk berasumsi bahwa pertumbuhannya lebih drastis daripada pertumbuhan biasanya?

Bulu Ratu Filolial entah bagaimana mempengaruhi upacara. Jika itu meningkatkan statistik mereka lebih dari biasanya, aku pasti tidak berpikir bahwa itu adalah sesuatu yang harus dikeluhkan.

"Biasanya upacara dianggap berhasil jika salah satu pokok meningkat sebesar 50 persen. Dibanding dengan hasil rata-rata, pertumbuhan ini sangat mengesankan."

Mengenai statistik kami, ada banyak macamnya : HP, MP, SP, kekuatan serangan, pertahanan, kecepatan, kekuatan, dan sebagainya.

Aku bisa terus mengatur statistik menjadi seimbang, tapi sekurang-kurangnya hanya sebanyak itulah statistik utamanya.

Yah, Raphtalia dan yang lainnya tidak mempunyai SP. Ini mungkin statistik yang hanya dimiliki oleh pahlawan.

"Salah satu pokok" yang disebutkan Ratu mengacu pada salah satu dari statistik ini. Maksudnya, biasanya statistik seperti kekuatan serangan, akan mendapat peningkatan sebesar 50 persen.

"Apa maksudmu begitu? Sepertinya kami sangat beruntung."

Namun mereka berdua tampak sedikit galau. Kurasa aku bisa dengan mudah bersimpati pada hal itu.

Peningkatan kelas….sebuah konsep umum di dalam game online, hal terbaik tentang sistem itu adalah bahwa kau punya kehendak untuk memilih jalan pertumbuhanmu sendiri.

"Ya…cerialah."

"Aku merasa... aku merasa sedih."

"Aku juga!"

"Haruskah kita coba mengulangi upacaranya?"

Ratu menyarankan mengulang. Apakah itu bisa dilakukan?

"Bisakah anda melakukan itu?"

"Biasanya itu hanya dilakukan untuk penjahat yang dihukum, tetapi itu tidak mustahil."

Rupanya upacara itu bisa dibatalkan.

Sepanjang waktu ini aku sudah menganggap upacara itu sebagai perantara ke sistem perubahan job yang kau temukan dalam game online — yang biasanya merupakan suatu hal yang tidak bisa dibatalkan.

"Dengan 'reset level' kami bisa mengembalikan seseorang ke suatu titik di mana mereka tidak dapat melakukan peningkatan kelas. Itu akan mengatur ulang perubahannya, tapi mereka juga akan kembali ke level satu."

"Level satu? Itu tidak terdengar bagus."

Mengingat situasi kami sekarang, jika Raphtalia atau Filo turun ke level satu, aku tidak yakin kami bisa bertahan atau tidak.

Gelombang berikutnya akan datang tidak lama lagi, dan aku yakin kami akan terjebak ke dalam segala macam masalah sebelum gelombang tersebut terjadi.

Tetap saja, hukuman semacam itu ada di dalam game.

Sepertinya cukup masuk akal bahwa hal itu ada juga di dunia ini.

Semakin aku memikirkannya, semakin salah pula pikiranku. Bagaimana bisa kau menganggap semua kerja keras yang seseorang lakukan untuk menaikkan level mereka sia-sia saja, dan kau buang dalam sekejap?

"Tapi apa yang harus kita lakukan?" "Aku ingin mengulanginya!" Teriak Filo. "Aku ingin mempelajari ludah racun!"

"Bulu di kepalamulah yang menyebabkan hal ini, jadi kupikir itu tidak akan berhasil. Hal yang sama akan terjadi lagi."

"Oh….."

"Raphtalia? Menurutmu bagaimana?"

"Aku tidak benar-benar punya rencana mengenai bagaimana aku ingin berkembang. Aku hanya ingin menjadi lebih kuat, dan aku menjadi lebih kuat – jadi aku tidak keberatan dengan hal ini."

Raphtalia benar. Peningkatan kelas yang sudah direncanakan ini berdampak pada kenaikan statistik yang drastis.

Alhasil, dia sudah menjadi jauh lebih kuat dariku.

"Baiklah…..ayo kembali ke istana."

"Baik."

"Tapi.... racunnnyaaaaaaaa….."

"Kau sendiri sudah sangat beracun."

"Tapi...."

Dan begitulah keanehan dari upacara peningkatan kelas kami berakhir.

Kami berbalik dan pergi, membiarkan Sampah ambruk di depan Jam pasir, dan kembali ke istana.

***


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C87
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank 200+ Macht-Rangliste
Stone 0 Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen

tip Kommentar absatzweise anzeigen

Die Absatzkommentarfunktion ist jetzt im Web! Bewegen Sie den Mauszeiger über einen beliebigen Absatz und klicken Sie auf das Symbol, um Ihren Kommentar hinzuzufügen.

Außerdem können Sie es jederzeit in den Einstellungen aus- und einschalten.

ICH HAB ES