Keesokkan harinya, Sojung sedang menata Meja makan, Woobin yang sudah bangun melihat istrinya itu sedang menata menjaga makan dan menuangkan masakannya ke wadah. Ia berjalan mendekatinya dan memeluk Sojung dari belakang, Woobin sedikit menunduk dan meletakkan dagunya pada salah satu pundak Sojung dan sedikit menciumi aroma tubuh Sojung.
"Ah! Apa yang kau lakukan Woobinssi" erang Sojung mengeliat. "Aku sedang menuangkan, makanan jadi jangan kau ganggu aku"
"Apa yang salah dengan posisi ini" ujar Woobin cemberut dan mengelus-elus perut Sojung. "Kau sudah memberikannya nama?" Tanya Woobin melihat kearah perut Sojung.
"Aku memanggilnya namamu"
"Benarkah?" Celetuk Woobin
"Hmm,."
" kau sudah tahu jenis kelaminnya?"
"Jika aku memanggilnya namamu menurutmu bagaimana?" Goda Sojung membalikkan tubuhnya dan mengalungkan tangannya pada Woobin sedang membayangkan bagaimana anaknya. "Iya,.. kau menyimpan hasil Tes USGnya, aku ingin melihat bagaimana dia" Sojung tersenyum dan menarik Woobin pergi ke kamar dan di lihatkan gambar Hasil tes USGnya
"Dia terus bertumbuh" ujar Sojung sementara Woobin tak melepaskan pandangannya pada selembar Foto putranya itu, tanpa Sojung tahu Mata Woobin berkaca-kaca.
"Bagaimana menurutmu dia terlihat sepertimu Woobinssii" Ujar Sojung memegang bahu Woobin dan melihat bahwa Woobin sedang meneteskan airmata. "Woobinssi, kau menangis?" Tanyanya dengan khawatir.
"Maafkan Aku Kim Sojung, aku selalu membuatmu menangis. Dan sampai aku melakukan hal ini juga aku tak pernah memperlakukanmu dengan lembut maafkan aku Sojung ah" tangis Woo-bin untuk pertama kalinya. Sojung langsung memeluk erat Woobin.
Tring! Tring! Bunyi dering panggilan masuk dari ponsel Sojung. Dan si penelpon adalah Ny.Jung. Sojung meneguk liur dia harus mencari berapa banyak alasan lagi.
"Siapa yang menelpon?" Tanya Woobin meletakkan Hidangan ke meja makan. "Appaku" kata Sojung berbohong. Sojung langsung menjauh dari Woobin untuk menjawab panggilan itu.
"Kau sudah membohongiku selama ini Kim Sojung!!" Aung Nyonya Jung terbakar amarah.
"Dengar ini!" Nyonya Jung mendekatkan ponselnya kearah suara Adiknya yang di Sandra.
"Noona jangan kemari!!! Kita baik-baik saja" plak di tampar Nyonya Jung membuat Soojun terdiam dan merintih kesakitan. "Dasar tidak berguna!!" Bentak Nyonya Jung.
Sojung mendengar suara itu langsung gontai lemas dan memegang dinding.
"Kau bilang kau tidak hamil, dan membuat berjuta-juta alasan kau juga berencana membuat orang tuamu pergi agar terlepas dari cengkramanku, aduuhhhh Kim sojung kau mau melawanku rupanya kau kira kau dan keluargamu terlepas dari cengkramanku? Hahaha" tawanya membahana.
"Lepaskan mereka cepat! Aku,..aku sedang mengandung.. maafkan aku nyonya Jung kumohon lepaskan mereka Nyonya Jung semua berjalan dengan baik..maafkan aku yang mencoba meloloskan diri " kata Sojung memohon sambil menangis.
"Baiklah selama Kim Woobin tak tahu tentang perjanjian kita, sekarang kau kerumahku sekarang! Akan ada seseorang yang akan menjemputmu!"
"Boleh aku melihat keluargaku?" Minta Sojung
"Datanglah kerumahku! Selama kau tak melawan maka mereka akan baik-baik saja"
Ujar Nyonya Jung mengakhiri panggilan. Sojung langsung mengambil tas dan memakai baju yang kebesaran seperti biasanya.
Hanya membawa ponsel, Sojung pergi. "Sojung-ah kau mau kemana?" Tanya Woobin melihat Sojung yang terburu-buru. "Ayahku sakit jadi aku harus pergi, Woobinssi aku pamit" ujar sojung dengan nada yang gelisah. Woobin menangkap tubuh Sojung "biarkan aku antar" kata Woobin hendak mengantar Sojung tapi sojung menepis tangan Woobin dan berlari menuju pintu keluar "tak perlu aku bisa pergi sendiri" tolak Sojung memakai sepatunya.
Woobin mencengat Sojung, "tenanglah! Jangan terburu-buru seperti ini kau sedang hamil, Sojung ah!" Cegat Woobin menenangkan Sojung yang terlihat gelisahnya "aku akan mengantarmu!".
"Aniya!!! Aku bisa pergi sendiri" seru Sojung menepis tangan Woobin yang menghalanginya.
"Kau sebenarnya kenapa kita bisa melihat Appamu bersama-samakan!!" Bentak Woobin.
"Itu bukan urusanmu! Cepat lepaskan tanganku!" Geram Sojung memandang tajam Woobin.
"Katakan mengapa aku tak boleh ikut?!" Balas Woobin mulai naik pitam.
"Karena itu bukan urusanmu" plak satu tamparan mengenai Pipi Sojung. "Aku suamimu dan kau membuatku begini?!! Kau menganggapku ini apa hah!!".
Sojung tak mau ambil pusing ia langsung merontah agar tangannya di lepas dan berhasil karena rasa bersalah Woobin mulai nampak. Ia langsung mengambil kesempatan itu untuk kabur namun Woobin menangkapnya dan menyandarkannya ke dinding.
"Aku rasa kau berbohong padaku, kau ingin menemui siapa sampai tergesa-gesa begitu? Aku mulai curiga padamu jika itu Appamu mungkin kau tak akan masalah bila aku ikut, tapi mengapa kau seakan-akan tak mau aku antara ada yang kau sembunyikan Sojung-ah, katakan padaku apa itu!" Wajah Woobin mulai merah padam.
"Lepaskan aku Woobinssi, kumohon biarkan aku pergi" mohon Sojung.
"Mengapa kau selalu begini, Sojung ah?! Kau selalu tak mau menceritakan kebenaran padaku! WAE?!!!" .
"Karena aku tidak saja mati jika aku menceritakannya padamu, jadi lepaskan aku!!!"
Woobin mencengkram tangan Sojung kuat, "aku tak akan melepaskan sampai kau ceritakan padaku dengan jujur!"
Sojung menggelengkan kepalanya lagi dan menangis kembali. "Tolong lepaskan aku, kumohon keluargaku bisa mati jika aku tidak pergi " ungkapnya tanpa sadar. Woobin langsung terdiam dan inilah celah kesempatan Sojung melarikan diri.
Tiba-tiba ingatan 5 bulan lalu melayang-layang di ingatan Woobin. Saat malam itu.
("Aku..." Katanya "..aku sepertinya telah jatuh cinta padamu Kim Sojung, tapi.. kau selalu tak pernah jujur padaku aku tidak bisa menahan emosiku saat kau tak mau jujur padaku Sojung-ah!!!" Sojung mengeliat pekan untuk terlepas dari dekapan Sojung. Karena merasa Sojung mau melepaskan diri Woobin mengulingnya dan sebelah dan kini Sojung yang tertindih.
"Aku,.." " ...aku memang mencari tahu tentangmu mengapa kau menggantikan Sowon dan mereka memberikanku informasi bahwa Sowon Mandul apakah itu benar?!" Tanya Woobin mabuk berat. "Ne,." Jawab Sojung serak.
"Aku,...juga mendapatkan informasi bahwa kau berkerja bersama Ny.Jung untuk mengantikan Posisi Jung Sowon yang mandul itu, agar Sowon menutupi bahwa ia mandul matji?!" Sojung mengangguk dan meneteskan airmata. "Mengapa kau sudah sekali menjawabnya aaah~!!".
"Jika kau memberitahukanmu tujuanku maka keluargaku akan diberantas Woobinssi maka dari itu aku diam, karena aku budak Ny.jung" ungkap sojung meneteskan airmata.
"Aku,,..." ".. aku masih punya satu pertanyaan lagi, ini yang terakhir"
"Hmm"
"Apa obat itu ada sangkut pautnya dengan Sowon? Apa nyonya Jung menyuruhmu untuk memiliki anak jadi kau menjual Anakmu?" Kata Woobin dengan pandangan nanar mabuk berat.
"Euhmm" angguk Sojung membuat nafas Woobin sesak.)
"Dan aku mengerti sekarang" ujar Woobin mengejar Sojung, dari belakang. Akan tetapi sojung sudah menaikkan di sebuah mobil dan mobil itu melaju pergi meninggalkan gedung apartemen Mereka. Woobin mengambil Mobilnya dan mengejar Mobil itu. Mobil itu pergi kerumah Jung Sowon.
"Sudah kuduga" ucapnya memutar balik Stirnya ke Apartemennya.
Malam pun tiba Sojung kembali pulang kerumahnya, ia membuka pintu apartemen dan menutupnya kembali. Ruangan apartemennya begitu gelap ia menghidupkan lampu dan mendapatkan Woobin duduk depan sofa Ruang tamu.
"Woobinssi, apa yang kau lakukan malam-malam ini?" Sojung mendekati Woobin. Woobin menatapnya intens. "Maaf aku pulang agak telat" tepat di depan Woobin. Tanpa kata-kata Woobin bangun dari tempat duduknya dan melangkah mendekati Sojung yang mulai was-was.
"Berarti benar informasi itu Kim Sojung" sojung melangkah undur dan meneguk liur. "Kau hanya seorang Gadis jalang yang membohongi dan membodohiku" melangkah mendekat
"A-pa mak-sudmu,.." Woobin langsung mencekik leher Sojung. Sojung berusaha melepaskan cekikan Woobin pada lehernya. "Woo...bin..ssi" panggilnya tercekik.
Woobin melepaskan cekikannya dengan kasar. Sojung terbatuk-batuk dan menghirup oksigen dengan rakusnya. "Woobinssi biarkan aku menjelaskan"
"Buat apa kau jelaskan karena aku sudah tahu semuanya!!" "..kau! Kau membohongiku tentang statusmu, kau hanya mempermainkanku peranmu dan menutup fakta! Aku membencimu Kim Sojung!!"
"Maafkan aku, aku harus terlalu egois aku lebih mementingkan diriku sendiri. Aku statusku adalah budak Ny.Jung Appaku menjualku pada Nyonya Jung, nyonya Jung memperbudakku menggunakan perjanjian dengan mengancamku harus melakukan apapun yang ia mau dan salah satunya ini, ia menyuruhku menikah denganmu sebagai Jung Sowon untuk membodohiku, karena Putrinya Mandul, sungguh maafkan aku Woobinssi" tangis Sojung berlutut.
"Mengapa kau susah sekali mengatakannya dari awal!!"-Woobin melihat Sojung dari atas.
"Yang kupikirkan hanya melindungi diriku saja, mana ada aku berpikir begitu. Yang kutahu kau juga membenciku, aku harus apa aku harus bertahan pada diriku sendiri dan menjaga apa yang kupikirkan jika aku bertindak gegabah sedikit orang-orang yang kusayangi mereka akan tiada,.." tangis Sojung sambil menundukkan kepala. "Sekarang kau telah tahu semuanya, tujuanku dan kebenarannya, katakan pada Ny.jung dan pulanglah untuk membunuhku, Karena jika Ny.jung tahu keluargaku hanya tinggal nama, lalu buat apa aku hidup. Aku sudah cukup dengan siksaan, kekerasan dan ancaman, ya itulah hidupku karena aku hidup itu untuk. Saat kau akan mendorongku pada kolam tempat buaya itu, aku memang ketakutan setengah mati dan aku harap aku bisa mati dengan damai walau memang hati dengan sadis. Tapi aku menyesal karena aku hidup sampai sekarang" Woobin merasa bersalah dan menjongkokkan dirinya menyamai tinggi Sojung.
"Baiklah, kita jalani ini sampai akhir, kapan Kontrakmu bersama dengan Nyonya Jung berakhir?"
"Sampai anak ini lahir,.."
Woobin langsung memegang pipi Sojung "maafkan Aku Kim Sojung, aku yang tak sadar akan posisimu..." Sojung menggelengkan kepala. "harusnya aku yang minta maaf, telah. Menganggu hidupmu Woobinssi".
"Syuuuutt" desis Woobin memalang bibir Sojung dengan jari telunjuk kanannya.
"Jika masalah ini sudah selesai, aku akan menceraikan Jung Sowon secara Hukum bukannya Itu yang kukatakan?" Sojung mengangguk "...dan kita akan menikah, ini anak kita bukan anak siapa-siapa" tunjuk Woobin pada perut Sojung dan iapun mendaratkan ciuman di bibir Sojung.
Woobin melumat bibir atas dan bawah Sojung, seiring dengan lumatan bibir Woobin Sojung mulai menggerakkan bibirnya membalas ciuman Woobin ia juga melumat Bibir atas dan bawah Woobin.
///
4 bulan berlalu, kini Sojung sudah hamil sangat Tua sekarang di berada di rumah sakit dan berdandanlah seperti Jung Sowon. pangkat Budaknya akan selesai dan ia akan hidup bebas. Nyonya Jung menjaga agar jangan melarikan diri membawa anaknya. Sementara Woobin bertingkah selayaknya ia pura-pura kenal Jung Sowon. Tapi ia tak mencintai Jung Sowon, membuat Nyonya Jung marah. "Istrimu mau lahiran kemana saja kau?!!" Telpon Nyonya Jung sudah mempersiapkan Jung Sowon di ruang inap yang sama dengan Kim Sojung.
"Aku sedang berpesta dengan teman-temanku!! Jangan ganggu aku! " Geram Woobin berakting dan memang sedang di Club malam agar Ny.jung sadar bahwa ia tak mencintai Jung Sowon. "Kau selalu berpergian meninggalkan istrimu seperti ini?!" Marah Nyonya Jung.
"Hari-hariku setiap hari begini, aku bahkan membawa pulang wanita-wanita kerumah, ah sudahlah wanita tua stop mengganguku, katakan pada Sowon semoga kelahirannya baik-baik saja!" Woobin mengakhiri panggilan. Dan membuat Nyonya Jung marah.
"Sojung-ah! Apakah Kim Woobin selalu keluar malam setiap hari dan main perempuan?!" Bentak Nyonya Jung pada Sojung.
"Ne, Nyonya.. dia sering memukulku dan menyiksaku, tapi aku tidak ingin menceritakan semuanya pada Nyonya karena nanti nyonya akan menamparku karena nyonya mengatakan aku mengatai Suami nona Sowon yang tidak-tidak" akting Sojung.
"Bisa gawat kalau anakku menikah dengan dia!!" Ujar kesal Nyonya Jung keluar meninggalkan ruangan Sojung.
"Aigooo putraku, apakah kau akan menjadi aktor nanti setelah kau lahir, Eomma dan Appamu sangat pintar untuk berakting" kata Sojung pada perutnya yang membesar ia tunggu menunggu kelahirannya.
Setelah kelahiran Sojung, Nyonya Jung mengendongnya terlebih dahulu dan membuat Sojung yang berada di Ruang rawat lain hanya bisa menangis karena anaknya ada pada Nyonya Jung dan Siwon dan sementara Menganti posisinya.
Woobin memasuki ruang rawat Sojung. "Dimana bayi kita?" Tanya Woobin duduk di samping bangsal Sojung.
"Hari ini aku bebas, dan sekalian aku sedih karena aku tidak mengendong putraku. Aku hanya melihatnya sekali, melihatnya saat Perawatan meletakkannya di Oven bayi" aduh Sojung pada Woobin.
"Tenanglah, aku sedang merencanakan sesuatu untuk mengambil anak kita kembali tunggu aku kembali Sojung-ah" Woobin dan seorang wanita yang memakai baju sedikit minim mengikutinya. Sempat ia berpikir negatif tapi ia harus positif thinking sekarang.
Woobin membuka Ruang inap Sowon yang sudah di samping tempat tidurnya mereka yang Woobin sudah berinama Kim Siwoo itu tengah di samping Sowon.
"Jung Sowon, ayo kita bercerai!" Tutur Woobin dengan keras sehingga Perawat dan dokter yang berada di sana kaget. "...aku jijik dengan wanita yang sudah melahirkan! Aku sekarang sudah mendapatkan wanita yang lebih baik daripada kau dijamin dia lebih asyik dan belum pernah melahirkan sepertimu!" Cercah Woobin membuat malu Sowon sambil memeluk wanita bar itu depan perawat dan dokter Rumah sakit. Nyonya Jung tidak terima anaknya dipermalukan seperti itu ia langsung menampar Pipi Woobin. "Harusnya Sowon yang menceraikanmu karena kau laki-laki Biadap telah menyiksa anakku dan meninggalkannya!" Cercah Nyonya Jung membela Sowon.
"Hellow! Mertuaku tersayang, anakmu ini terlalu bagus untuk aku menyiksa karena dia menyebalkan dan membuat emosiku naik!!" Nyonya Jung hendak melayangkan tamparannya lagi akan tetapi ditangkis oleh Woobin, aku sudah membawa Surat cerainya. Aku menantang dan aku mengajukan duluan hak asuh anak jatuh ke tanganku karena aku Appanya!!" Tekan Woobin membuat Nyonya Jung sedikit beku.
Perceraiannya terlaksana dengan baik, nasib baik mendatangi Sojung dan Woobin bahwa Woobin mendapatkan Hak asuh Siwoo, sementara Sojung mendapatkan keluarganya kembali. Appa Sojung melutut minta maaf pada Sojung tapi Yang sojung lakukan adalah mengangkat Tubuh Appanya untuk berdiri dan memeluknya. "Aku sudah memaafkanmu Appa jauh sebelum Appa minta maaf, aku hanya berterima kasih karena aku bisa memeluk dan melihat kalian" ujarnya sambil memeluk Appanya yang merasa berdosa pada Sojung.
///
Selang beberapa Minggu Woobin melamar Sojung dan mereka menikah diam-diam tanpa disorot kamera. Mereka hidup bahagia, bersama Siwoo. Tak ada lagi kekerasan yang hanya ada damai, cinta dan kasih sayang.
Tamat
semoga kalian suka endingnya ya vote jangan lupa
— Das Ende — Schreiben Sie eine Rezension