Dengan benturan yang keras, sang serigala Frenzy Lightning terjatuh ke tanah bagaikan seekor gajah raksasa.
Ia membuka mulutnya lebar-lebar, namun pandangannya mulai mengabur; dan nyawanya melayang keluar perlahan dari tubuhnya.
Sekujur tubuhnya dipenuhi luka. Darah segar terus mengucur tanpa henti dan menodai sekelilingnya.
Hujan terus turun – tetesannya bercampur dengan darah sang serigala. Darahnya semakin melebar dan mengotori tanah.
Tanah tersebut dipenuhi lumpur. Beberapa tetua berdiri di samping jasad serigala Frenzy Lightning. Mereka menarik napas dalam-dalam; tubuh mereka basah kuyup oleh hujan. Sekujur tubuh mereka juga dipenuhi darah dan lumpur – membuat mereka terlihat seperti pengemis.
"Akhirnya kita berhasil membunuhnya!"
"Serigala Frenzy Lightning ternyata punya sebuah Gu pelindung di tubuhnya. Dia susah sekali untuk dikalahkan…"