App herunterladen
69.69% The Playboy's Baby [Sudah Terbit] / Chapter 23: Chapter 2

Kapitel 23: Chapter 2

Bagi yang pengen tau umur Brayson, umur Brayson sekarang sudah sekitaran 5 tahun lebih.

******

Unedited ~

"Daddy, apa itu pacaran?" Brandon yang sedang menyesap kopinya, terbatuk-batuk begitu Brayson melontarkan pertanyaannya itu.

"Ih, daddy, kalo minum itu hati-hati. Daddy gak apa-apa?" tanya Brayson dengan polosnya mendekat ke arah Brandon duduk dan mulai menepuk-nepuk punggung Brandon.

Nak, ini bukan salah daddy. Pertanyaan kamu itu bikin daddy kaget setengah mati.

"Daddy gak papa. Pacaran? Brayson kenapa tanya itu?" Brandon balik bertanya pada Brayson. Penasaran kenapa anaknya ini sampai bertanya tentang hal itu.

"Em, tadi di sekolah, Mia bilang ke Brayson kalo mulai hari ini Mia jadi cewek Brayson"

Alis Brandon berkerut, "Jadi cewek Brayson?"

"Iya, daddy" jawab Brayson cepat dengan wajah kesal.

Brandon menganggukan kepala mengerti.

"Tapi, Brayson gak mau. Terus Mia mulai nangis, daddy" jelasnya dengan wajah semakin terlihat kesal.

Di mata Brandon, wajah dongkol putra sulungnya sekarang, begitu menggemaskan. Brandon ingin tertawa, tapi dengan keras ditahannya. Takut Brayson marah.

Sambil mengatupkan rahangnya menahan tawa, Brandon kembali mengangguk.

"Terus apa yang Brayson lakukan?" tertarik, Brandon bertanya pada Brayson. Ingin mendengar apa yang dilakukan Brayson.

Meskipun sering tertawa dan tampak ramah, Brandon tahu anaknya ini kalau sudah tidak suka, biarpun di paksa, Brayson tetap akan tidak suka.

"Bima bilang ke Brayson kalo mau Mia berhenti menangis, Brayson harus jadi cowok Mia. Terus, teman-teman Brayson mulai ngetawain Brayson. Bilang Brayson dan Mia sekarang pacaran" Brayson jujur menjawab Brandon, wajahnya cemberut.

Sebenarnya, Brandon dari dulu sudah menanti-nantikan pembicaraan khusus untuk laki-laki atau hal-hal seperti ini dengan Brayson.

Jadi, ketika ia mendengar Brayson bertanya tentang apa itu pacaran, perasaan Brandon senang bukan main tapi Brandon juga agak sedikit bingung harus menjawabnya seperti apa. Mengingat umur Brayson yang masih muda.

"Em, so, Mia, cewek Brayson sekarang?"

"Ugh, iya" Brayson dengan wajah tidak senang menjawab Brandon jujur, "Daddy tau gak apa itu pacaran?" tambahnya dengan tatapan penuh harap memandangi Brandon.

Dalam pikiran Brayson yang masih kecil, Brayson hanya tau kalau jadi cewek dan cowok itu, artinya Mia suka dengan Brayson dan Brayson juga harus suka dengan Mia.

Untuk yang namanya pacaran, Brayson tak tahu sedikit pun dengan istilah itu. Karena itu, begitu sampai di rumah, Brayson tanpa melepaskan tas sekolah, langsung mencari ayahnya dan bertanya pada Brandon tentang apa yang mengganggu pikirannya selama di sekolah tadi.

"Pacaran, ya? Em, pacaran itu em-"

Brandon menghela nafas dalam-dalam dan dihembuskan-nya dengan panjang sambil berpikir.

Selama hidupnya, Brandon tidak pernah menyangka, dirinya yang dulunya seorang playboy, yang pacarnya tidak terhitung. Pacaran sudah seperti makan sehari-hari-nya, tidak mampu menjelaskan apa arti pacaran pada anaknya sendiri.

"Apa? Pacaran itu apa, daddy?" tanya Brayson lagi, menunggu penjelasan Brandon.

"Kalau dua orang saling suka, namanya itu pacaran, Bray" jawab Brandon akhirnya menemukan jawaban yang mudah di mengerti Brayson dan menyesap kopinya kembali.

"Kalau dua orang saling suka?"

"Hmm" Brandon hanya mengangguk masih menyesap kopinya yang sudah mulai dingin.

"Tapi kan aku gak suka Mia, daddy. Aku suka Freya"

Ahuk.. Ahukk..

Brandon terbatuk-batuk lagi begitu mendengar pengakuan Brayson.

"Daddy kenapa? Dari tadi batuk-batuk, daddy sakit?" Brayson yang tidak tahu bahwa alasan ayahnya sampai terbatuk-batuk adalah dirinya, bertanya.

"Freya?"

"Iya, daddy"

"Kamu suka, Freya?"

"Suka, daddy" gumam Brayson pelan malu menatap Brandon.

"Kamu kenapa suka Freya?" Brandon bertanya dengan wajahnya sudah dihiasi senyum tipis.

"Karena Freya cantik"

Brandon terdiam. Ia berdoa dalam hati, agar Brayson, anaknya ini jangan sampai mengikuti jejak dirinya yang dulu.

"Memangnya Mia enggak cantik ya, Bray?"

"Hmm, cantik. Tapi Mia bawel,  daddy. Brayson gak suka"

"Bawel?"

"Iya, Mia selalu bilang ke teman-teman Brayson di sekolah, kalau besar nanti, Brayson akan menikah dengan Mia dan jadi suami Mia. Brayson gak mau, daddy" Brayson mengerucutkan bibirnya yang kecil itu.

Tidak tahan, Brandon akhirnya tertawa keras. Sudah tidak mampu lagi menahan tawanya akibat melihat wajah anaknya itu.

*****

"Yang, kamu tau gak, apa yang tadi Brayson tanya ke aku?" ujar Brandon sembari mengelus rambut Sarah yang sedang berbaring di pangkuannya.

Brandon dan Sarah sedang duduk santai di depan TV, setelah selesai menidurkan Brayden. Anak kedua mereka itu dari tadi tidak mau tidur.

Maunya merangkak terus. Bolak-balik, menyelusuri seluruh ruangan yang ada di rumah mereka.

"Apa?" Sarah menoleh, menatap Brandon dengan tatapan bertanya.

"Dia tanya ke aku apa itu pacaran" ujar Brandon tersenyum memperlihatkan gigi putihnya, ingin melihat reaksi Sarah.

"What? Kamu bilang apa barusan? Brayson tanya, apa?" Sontak Sarah bangkit dari pangkuan Brandon dan langsung duduk disebelahnya.

"Aku bilang tadi Brayson tanya ke aku apa itu pacaran" jelasnya sekali lagi.

"Pecaran?"

"Iya, kamu kaget kan? Aku juga kaget banget tadi pas Brayson tanya itu ke aku, yang"

"Dia kenapa sampai tanya itu ke kamu?" Dahi Sarah berkerut, tidak habis pikir, darimana anaknya yang masih berusia lima tahun setengah itu, mendengar kata pacaran.

Brandon pun menjelaskan alasan mengapa anak mereka sampai bertanya padanya apa itu pacaran.

"Terus kamu jawab apa?" tanya Sarah ketika sudah mengetahui alasan utama kenapa sampai Brayson bertanya hal itu pada Brandon.

"Yaa aku jawab kalau pacaran itu dua orang saling suka. Dan yang, kamu tau gak, apa yang Brayson bilang ke aku setelah itu?"

"Apa?"

"Dia bilang kalau dia gak suka Mia tapi Freya" ujar Brandon lalu mulai tertawa.

Sarah menatap tajam suaminya itu. Melihat suaminya tidak berhenti juga, Sarah jadi kesal dan mulai mencubiti Brandon.

"Aduh, yang. Sakit. Sakit" teriak Brandon kesakitan.

"Sakit? Iya? Sakit? Nih supaya lebih sakit lagi" Sarah pun semakin kuat mencubit suaminya itu.

"Kamu kenapa, yang? Kok aku di cubit sih, yang. Kan sakit" ujar Brandon mengelus tangannya yang sudah merah akibat cubitan Sarah barusan.

"Kamu kenapa ketawa?"

"Lucu aja, yang"

"Lucu? Kamu mau dia kayak kamu pas besar nanti?" Sarah mulai marah.

"Ha? Enggak, yang. Aduh yang, aku nggak bilang begitu tadi. Jangan di cubit lagi" Brandon cepat-cepat menjauhkan diri dari Sarah. Begitu melihat tangan Sarah mulai terangkat.

Setelah menikah dengan Sarah, Brandon tidak bisa berkutik. Di rumah mereka, Sarahlah yang paling berkuasa. Bahkan ada peraturannya.

Ada dua peraturan di keluarga mereka ini.

1.Istri atau mommy selalu benar.

2.Jika salah, tilik kembali peraturan nomor satu.

Yang artinya biarpun Brandon tahu Sarah salah, salah besar sekali pun, istrinya itu akan selalu benar di depan mereka. Dan hal itu tidak bisa di ganggu gugat lagi.

Meskipun begitu, Brandon malah merasa senang. Baginya, Sarah dan keluarganya yang terutama. Jika ada yang berani saja mengganggu atau melukai keluarganya. Brandon tidak akan segan-segan menghancurkan orang itu.

**


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C23
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen