App herunterladen
6.06% The Playboy's Baby [Sudah Terbit] / Chapter 2: Bab 2 - I want her

Kapitel 2: Bab 2 - I want her

Unedited

Brandon sekarang ini sedang berada di dalam restoran, hotel tempatnya menginap di Bali. Sembari menikmati makan siangnya, mata Brandon seperti elang, sigap, tajam dan lihai memandangi orang-orang yang ada di sekitarnya.

Mata hitam pekatnya dari tadi sibuk mencari sosok wanita cantik berambut pendek.

Sudah hampir dua jam Brandon berada di dalam restoran dan wanita yang sangat ingin ditemuinya ssampai sekarang belum juga menampakan dirinya.

Dalam hati Brandon, dia sedikit berharap bahwa wanita itu menginap di hotel ini. Tapi, sudah lama Brandon menunggu, jangankan wajahnya, batang hidungnya saja, dari tadi tidak dilihat Brandon.

Dengan sedikit merasa kecewa Brandon mendesah.

Mungkin tu cewek gak nginep disini. Tapi, sialan. Ngapain juga tu cewek pake kabur segala.

Tadi pagi begitu Brandon bangun, dia sangat terkejutnya begitu mengetahui bahwa wanita tersebut sudah tidak ada di sampingnya lagi.

Hilang bagaikan apa yang mereka lakukan kemarin sama sekali tidak terjadi. Bukan hanya itu, wanita itu bahkan pergi tanpa meninggalkan apapun. Catatan seperti thanks buat apalah, dan nomor HP saja tidak ditinggalkan wanita itu.

Sialan, hal itu membuat ego Brandon sebagai laki-laki terluka.

Baru kali ini Brandon dicampakan oleh wanita. Biasanya dia yang selalu mencampakan mereka. Brandon sadar betul, tanpa dia bicara, mengedipkan mata, tersenyum atau tanpa melakukan apapun, para wanita akan mendekatinya dan bahkan tergila-gila dengannya. Jika mau di ibaratkan, para wanita itu sama dengan lebah yang melihat bunga jika mereka melihat Brandon.

Brandon-lah yang biasanya selalu pergi meninggalkan mereka duluan. Tapi lihat sekarang, baru kali ini dia merasakan bagaimana rasanya ditinggalkan setelah melakukan one-night-stand.

F*cking horrible !!

"Kamu Brandon kan, penyanyi itu?" suara feminin seseorang membuatnya sedikit kaget dan menoleh kepada pemilik suara tersebut.

"Yah" jawab Brandon tanpa tersenyum.

Seorang wanita cantik ternyata sudah berdiri di depannya. Biasanya kalau ada wanita cantik yang mengenalinya, Brandon akan selalu mengeluarkan senyum andalannya.

Senyuman yang kata teman-temannya bisa membuat semua kaum hawa klepek-klepek begitu melihatnya. Dan Brandon saat ini sangat meragukan ucapan teman-temannya itu. Bagaimana tidak, kemarin saja, dia sudah hampir setiap kali mengeluarkan senyum andalannya itu, dan wanita tersebut bahkan sama sekali tidak terpesona kepadanya. Wanita itu bahkan mengatakan bahwa dia seorang yang aneh karena selalu tersenyum.

Sialan.

"Bisa foto bareng nggak? saya penggemar berat kamu" ucap wanita tersebut dengan mata berbinar penuh harap.

"Ok" balas Brandon setuju, tidak mau berlama-lama.

Pikirannya saat ini sedang berada pada wanita yang satu-satunya berani mencampakan dirinya.

Setelah selesai foto bersama dengan penggemarnya, dengan hati yang berat Brandon pun meninggalkan restoran. Dia sempat pergi ke lobby, usaha terakhirnya untuk bertemu dengan wanita itu. Tapi, sayang. Harapannya harus kandas.

Takut menimbulkan keramaian dan tidak ingin privasinya di ganggu orang, Brandon kembali ke kamar hotelnya.

Tujuan Brandon datang ke Bali untuk menjernihkan kepalanya. Untuk menemukan ide atau inspirasi buat lagunya. Tapi bukan ide yang ada di pikirannya sekarang, malah wanita.

Brandon miris melihat dirinya seperti ini.

***********

Di kamar, Brandon teringat akan kejadian yang dialaminya kemarin.

Kemarin malam, Brandon sedang berusaha mencari inspirasi buat lagu terbarunya. Tidak mendapatkan ide apapun di dalam kamarnya, dia memutuskan untuk pergi ke kolam renang. Berpikir bahwa mungkin saja di kolam renang nanti, kepalanya itu bisa dengan tiba-tiba mendapatkan sebuah inspirasi cemerlang.

Begitu sampai di kolam renang, dia menyadari bahwa hampir semua wanita yang berada di area kolam renang meliriknya dan memberikan senyuman menggoda kepadanya. Banyak juga yang mengedipkan mata kepadanya.

Brandon pun membelas mereka dengan memberikan senyuman terbaiknya. Dia lalu duduk di kursi tidur sambil memperhatikan orang-orang yang ada di sekitarnya. Wanita lebih tepatnya.

Matanya berhenti pada sosok wanita yang sedang berbaring di kursi tidur kolam renang, tidak jauh dari tempatnya duduk.

Dia lalu memandangi wanita tersebut dengan teliti. Rambutnya pendek sebahu. Kulitnya putih mulus. Kakinya panjang. Badannya juga cukup proporsional dengan lekukan-lekukan tubuh yang pas berada di tempatnya.

Brandon mengangkat sebelah alisnya, ketika melihat pakaian wanita tersebut. Wanita itu tidak memakai bikini. Dia lebih memilih memakai tank top hitam dan hotpants. Sangat berbeda sekali dengan para wanita yang sekarang sedang terang-terangan menantap Brandon dengan tatapan panas mereka.

Tertarik, penasaran dan kagum, itulah yang di rasakan Brandon ketika melihat wanita itu. Rasa berburunya pun muncul.

"I want this woman" ucapnya pelan bertekad.

Dengan percaya diri, Brandon pun menghampiri wanita tersebut.

Brandon menyapanya. Dan ketika mata hitamnya bertemu dengan mata cokelat wanita tersebut, perut Brandon seakan menggelitik. Brandon merasa sedikit aneh, tetapi dalam arti yang baik.

Wanita itu bingung menatapnya.

Brandon berpikir bahwa wanita itu bingung karena tidak percaya seorang selebriti seperti Brandon menghampirinya.

Brandon pun mengeluarkan senyum terbaiknya. 1 detik, 2 detik, 5 detik, 8 detik, dan wanita itu masih menatapanya bingung. Tidak mengenalinya.

"What the? Serius?"

Lama memperhatikan wanita tersebut, Brandon akhirnya percaya. Wanita itu sama sekali tidak mengenalinya. Dan itu membuat Brandon semakin tertarik dan penasaran.

Brandon terus-terusan memandangi wajah cantik wanita tersebut. Dia bahkan sampai membuat wanita itu marah kepadanya.

Ekspresi kesal wanita tersebut begitu menggemaskan. Pipinya merona. Tapi, begitu wanita tersebut berbalik ingin meninggalkannya, seketika Brandon merasa kecewa. Dia merasa kehilangan. Dia tidak ingin wanita itu pergi. Tanpa berpikir panjang, Brandon menarik pergelangan wanita itu. Dan menempelkan bibirnya dengan bibir wanita tersebut.

Wanita itu sontak terkejut dan langsung memberontak. Berusaha ingin melepaskan diri darinya. Tapi sayang, usahanya itu berakhir dengan sia-sia.

Dalam ciuman kedua mereka, pertahan wanita tersebut mulai melembut dan melemah. Wanita itu mulai membalas ciuman Brandon. Bahkan melingkarkan tangannya di leher Brandon. Hal itu membuat Brandon tersenyum penuh kemenangan.

Dari bibir wanita tersebut Brandon bisa merasakan manisnya tequila yang baru saja di minum wanita itu. Entah ciuman wanita itu atau tequila yang di minum wanita itu, Brandon tidak bisa berhenti. Dia ketagihan.

Yang ada di pikirannya sekarang yang itu ingin bagaimana dia bisa kembali ke kamarnya dengan cepat dan merobek baju yang di pakai wanita ini. Dengan nafas terburu-buru, dan entah bagaimana, mereka berdua sampai di kamar Brandon.

*************

Sudah dua minggu Brandon kembali ke Jakarta. Dan sampai detik ini, bayangan wanita itu masih menghantui pikirannya. Mungkin karena terlalu ingin bertemu dengan wanita itu, Brandon kemarin sampai memimpikan-nya.

"Hellow, Brandon, hellow. Elo kenapa sih, man? mikirin apa sih?" tanya Angga dengan tatapan aneh.

"Mikirin nyokap lo" jawab Brandon dengan wajah begitu serius.

Angga adalah salah satu teman baiknya. Dia juga merupakan drummer, band mereka.

"Emang kenapa nyokap gue?" tanya Angga percaya.

"Gue kasihan sama nyokap lo, Ga" balas Brandon sedih.

"Kasihan kenapa, Brand? Nyokap gue kenapa?" tanya Angga khawatir.

"Kasihan punya anak kayak elo" jawab Brandon tertawa keras.

"Sialan lo, Brand" umpat Angga terbawa emosi Brandon, "Tapi jujur deh, Brand. Elo mikirin apa sih? atau siapa sih yang elo pikirin? Ngelamun terus kerjaannya. Jiwa lo ketinggalan di Bali ya, Brand?" sindir Angga yang di balas tatapan tajam Brandon.

Melihat ekspresi Brandon, mata Angga terbelalak tidak percaya.

"Siapa, Brand? Siapa yang berhasil menghancurkan hati seorang Brandon Rivaldo Sutomo? Siapa?" tanya Angga senang sekaligus penasaran, masih tidak percaya.

"Sotoy lo, Ga" Brandon melemparkan kertas yang sudah di buatnya berbentuk bola kepada Angga. Angga langsung menghindari lemparan Brandon begitu melihat Brandon melemparinya.

"Mana Brandon yang gue kenal? Brandon yang kerjaannya gonta-ganti cewek tiap minggu? Gua nggak liat tuh, lo jalan bareng sama cewek dalam dua minggu ini. Kalo dugaan gue salah, terus elo kenapa sih, bro? Atau jangan-jangan, waduh" ucap Angga terlihat menyadari sebuah rahasia besar.

"Jangan-jangan gue apa?"

"Gay? homo?" Angga memandangi Brandon dengan wajah takut di buat-buat.

"Gay kepala lo" Brandon kesal dengan Angga yang mempertanyaka orientasi seksualnya. Dia bukan-nya anti dengan namanya lgbt, tapi dia bukan gay. Dia suka dengan namanya wanita.

"Impotent?" Angga kembali menerka.

"Eh, kampret, siapa juga yang impotent. Gue cuma banyak pikiran akhir-akhir ini. Elo kali yang impotent"

Brandon memang banyak pikiran. Dan semuanya itu tentang wanita tersebut. Wanita yang sampai sekarang bahkan namanya saja tidak diketahui Brandon.

Get a grip, Brand. Hidop lo aman-aman aja sebelum wanita itu muncul. Masih banyak ikan di laut sana. Masih banyak wanita cantik yang jauh lebih cantik dari wanita itu. Wanita yang tentunya tidak akan mencampakan elo.

Brandon pun melirik Angga lalu menyeringai dan mengangkat kedua alisnya.

"Elo kenapa natap gue kayak gitu? Shit, Brand. Jangan bilang elo beneran gay?"

"Eh setan, kali ini gue bener-bener kasihan sama nyokap lo" Brandon menggelengkan kepalanya menatap Angga sedih.

"Sialan lo, Brand. Salahin tuh tatapan mesum elo, jangan salahin gue. Nyokap gue beruntung punya anak kayak gue"

"Salahin IQ jongkok elo, Ga" ucap Brandon bercanda, "Bentar malam kita ke tempat biasa. Panggil juga tuh sih Daniel sama Ferrel kalo mereka gak sibuk" tambahnya tersenyum rahasia.

Tanpa di bilang pun sebenarnya Angga sudah tahu maksud Brandon tadi, Angga hanya suka bercanda.

**********

Tempat biasa yang dimaksudkan Brandon adalah sebuah kelab. Kelab ini merupakan tempat yang sering mereka berempat kunjungi. Kelab ini salah satu kelab ternama di Indonesia. Penjagaannya sangat ketat. Tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam kelab ini.

Orang-orang yang biasa datang ke kelab ini kebanyakan dari kalangan elit. Artist, model, anak-anak konglemerat, dan berduit. Semua minuman dan makanan yang ada di keleb ini juga bisa dikatakan sangat mahal di bandingkan dengan kelab lainnya yang ada di Indonesia.

Melihat suasana kelab yang sangat ramai, Brandon mengajak Angga untuk duduk di Bar. Mereka berdua langsung pun memesan gin dan tonic pada bartender.

Cahaya remang-remang dan lampu kelap-kelip meliputi hampir seluruh ruangan kelab.

Kepala Brandon mengangguk mengikuti irama musik EDM yang sedang di putar sembari  memperhatikan apa yang ada di sekelilingnya. Mata Brandon pun bertatapan dengan mata indah Feli yang sedang berjalan ke arahnya.

This's it, Brand. This's your game. Gumam Brandon dalam hati meyakinkan dirinya.

Brandon pun mengeluarkan senyum mautnya itu.

Feli merupakan seorang model. Cantik, badannya kurus dan tinggi. Sama seperti model-model pada umumnya.

Dengan wajah merajuk yang di buat secantik mungkin, Feli memeluk pinggang Brandon, "Kamu kok baru kelihatan si? kemana aja selama ini?" Tanya Feli dengan suara manjanya.

Entah kenapa begitu mendengar suara manja Feli, Brandon merasa ngeri, "Gue sibuk" Balas Brandon berusaha menarik diri.

Begitu Feli memeluknya dia merasa jijik. Dia merasa tidak enak badan. Brandon merasa ada yang salah dengan dirinya itu.

"Lo bisa nggak lepasin tangan lo? Gue gerah soalnya" ucap Brandon mencari alasan.

Feli menatapnya dengan ekspresi bingung. Merasa ditolak Brandon, dia pun melepaskan pelukannya dan pergi meninggalkan Brandon.

Melihat kepergian Feli, dan dengan ekspresi acuh, tidak bersalah, Brandon menyisir rambutnya dengan jari-jarinya yang panjang. Dan hal itu tidak terlewatkan oleh Angga.

"Lo kenapa si Brand? nggak biasanya elo nolak Feli" ucap Angga heran dengan perubahan Brandon.

Brandon juga sebenarnya tidak tahu kenapa dia bisa seperti ini. Dia tahu begitu Feli memeluk pinggangnya, dia merasa tidak nyaman. Dia ingin secepatnya melepaskan tangan Feli dari tubuhnya.

"Gue cuma nggak enak badan, Ga" Brandon setengah jujur. Dia masih belum tahu dengan jelas mengapa dia bereaksi seperti itu terhadap Feli. Tidak biasa dia begitu.

"Sebaiknya elo istirahat aja, Brand. Elo pulang duluan aja" ucap Angga prihatin menatap Brandon.

"Elo beneran nggak apa-apa gue tinggal sendirian?"

"Gue udah biasa kali elo tinggalin, kampret"

"Sialan lo, Ga" Brandon menonjok lengan atas Angga pelan, "Gue cabut dulu, man"

********

Brandon tidak langsung pulang ke apartementnya. Dia singgah sebentar di supermarket. Brandon berencana untuk mengisi kulkasnya yang sudah hampir 1 minggu ini kosong.

Sementara melihat-lihat apa yang akan di belinya, dia menangkap punggung wanita yang begitu kelihatan familiar. Wanita tersebut sementara melihat sesuatu. Wajahnya tidak terlihat karena membelakangi Brandon.

Brandon menyipitkan matanya. Di tatapnya wanita tersebut dari ujung kepala sampai kaki. Ada banyak persamaan dari wanita supermarket ini dengan wanita yang sudah mencampakan-nya.

Brandon berjalan mendekat, dia ingin melihat wanita itu lebih jelas lagi. Dia ingin wanita itu berbalik dan memperlihatkan wajah. Tiba-tiba wanita tersebut seakan mendengar permintaannya, dia pun berbalik.

Tepat tidak jauh di depannya berdiri adalah wanita yang sudah dua minggu ini ada di pikirannya.

Wanita tersebut masih terlihat begitu Cantik. Saat ini dia hanya memakai kaos putih polos dengan celana jeans pendek yang memperlihatkan kakinya yang mulus dan jenjang.

Wajahnya juga bersih alami, tanpa memakai make up sedikit pun. Brandon semakin di buat kagum olehnya.

Bagaikan orang bodoh, Brandon tersenyum memandangi wanita tersebut. Terlalu senang, dia tidak sadar bahwa wanita tersebut sudah berjalan keluar dari supermarket.

Begitu dia Sadar, wanita tersebut sudah jauh meninggalkannya. Brandon pun langsung meletakan barang belanjaannya di lantai dan berlari mengejar wanita itu.

Ketika sampai di luar, sosok wanita tersebut sudah tidak ada. Brandon kesal dengan dirinya. Dia menendang angin dan mengacak-acak rambutnya sendiri karena kebodohan-nya itu.

Setidaknya dia merasa bersyukur. Dia tahu bahwa wanita itu tinggal di Jakarta. Walaupun Jakarta luas, tapi Brandon yakin bahwa takdir akan mempertemukan mereka berdua lagi.

Buat Brandon, jika dia menyukai seorang wanita, dan tanpa sengaja tiga kali bertemu dengan wanita itu, Brandon dengan segenap hatinya akan mengejar wanita tersebut.

Persetan dengan tiga kali bertemu.

Brandon sudah memutuskan untuk mendapatkan wanita itu dengan cara apapun. Senyum licik pun tebentuk di bibir merahnya.

Sambil bersiul senang, dia berjalan masuk ke dalam supermarket.

*******


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C2
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen