Amar sedikit memundurkan tubuhnya sambil menguatkan tubuhnya. Ia takut tiba - tiba Nizam menendangnya seperti saat Arani menendangnya. Bukankah Nizam dan Arani itu seperti jari telunjuk dan jari tengah saking dekat dan miripnya. Tapi Nizam ternyata hanya mengeratkan giginya menahan perasaannya.
"Apakah ayahku begitu marah kepada Ibunda? " Tanya Nizam dengan mata yang redup. Amar menganggukan kepalanya, "Benar Yang Mulia. Kalau hamba tidak melihat dengan mata kepala sendiri Hamba tidak akan mempercayai apa yang hamba lihat mengingat Yang Mulia Baginda Raja Walid adalah sosok yang begitu lembut dan baik hati. Apalagi Yang Mulia Ratu Sabrina adalah istri yang paling dekat dengan Yang mulia Baginda Raja Walid." Kata Amar nyerocos kalau saja Ia tidak melihat ke arah Arani yang mendelik ke arahnya mungkin Amar sudah bicara panjang lebar.