Sebuah pesan masuk diponselnya, Valery yang saat itu sedang bersantai dikamarnya terkejut dengan pesan tersebut, pesan dari seorang pria yang sangat ia sukai.
Ken Wiliam selalu menjadi pusat perhatian Valery, namun pria itu tidak pernah membalas perasaan gadis itu, tapi hari itu secara tiba-tiba Ken mengirim pesan padanya mengajak bertemu, namun anehnya Ken meminta Valery untuk datang ke rumahnya.
Valery segera bersiap dengan menyuruh sopir pribadinya mengantar ia ke rumah Ken. Saat tiba disana suasana rumah Ken sangat sepi namun Valery memberanikan diri untuk masuk kedalam rumah dan berjalan melintasi tangga hingga tiba di depan pintu kamar pria itu.
Sebuah suara erangan dari dalam mengejutkan gadis itu, dan seketika Valery menerobos pintu kamar Ken dan masuk kedalam melihat pemandangan yang sangat mengerikan baginya, Ken Wiliam terkapar dengan perdarahan pada kepalanya dan sebuah belati tertusuk diperutnya,Valery menjadi panik seketika namun pada saat ia akan melangkah keluar suara erangan pria itu semakin melemah, "tolong aku Valery ujar Ken lagi, dengan susah payah Valery berusaha mengangkat tubuh Ken dan keatas pangkuannya dan berusaha menarik pisau yang tertancap pada perut Ken, air mata Valery tidak lagi dapat dibendung ia menarik sekuat tenaga hingga pisau itu lepas, namun kondisi Ken semakin mengenaskan darah semakin banyak dan denyut nadi semakin melemah, dan Ken mulai menutup matanya dengan perlahan, disaat yang bersamaan sebuah sirene berbunyi diluar dan tidak lama kemudian pintu kamar berbunyi tanda dibuka, muncullah para polisi dengan menodongkan pistol padanya, angkat tangan ...anda kami tahan atas pembunuhan terhadap Ken Wiliam, cepat panggilkan ambulans ujar seorang polisi pada rekannya.
"Aku tidak membunuhnya ujar Valery, aku hanya menolong dia, namun polisi itu tidak mempercayai perkataan Valery, cepat borgol gadis ini dan bawah dia ke kantor polisi.
Valery tidak sanggup melihat semua kenyataan yang ada tadinya ia hanya datang karena pesan yang dikirimkan Ken padanya namun yang ia dapatkan adalah kehancuran dirinya.
Diperjalanan menuju kantor polisi tidak henti-hentinya Valery berdoa agar Ken selamat melewati masa kritisnya.Karena Ken adalah saksi kunci dari kasus yang dialami Valery.
Dalam ruangan yang gelap dan minim pencahayaan Valery kembali diinterogasi oleh para detektif dan jawaban yang diberikan oleh Valery tidak cukup menguatkan karena berbagai bukti sisi tv mengarah pada Valery sebagai tersangka, namun ada yang janggal disini siapa yang melaporkan pada polisi atas kejadian ini.
Valery yakin saat ia masuk kedalam rumah Ken saat itu tidak dijumpai seorangpun disana kecuali hanya Ken yang terbaring berlumuran darah dikamar.
Berita tersebar dengan cepat ke seantero LA Valery Katkins gadis berusia 15 tahun dan puteri dari senator Robert Katkins dan Alberta Katkins menjadi tersangka pembunuhan terhadap Ken Wiliam, nama Valery menjadi bahan berita utama, dan dari beberapa saksi mengatakan Valery terlibat cinta sepihak terhadap Ken.
Sehingga gadis itu nekat membunuh pria itu, berbagai gunjingan dari masyarakat yang meresahkan dan membuat mental Valery menjadi sangat down terhadap masalah yang dihadapinya, disaat yang bersamaan kedua orang tuanya tidak ambil pusing dengan masalah Valery, dan mereka mengumumkan pada publik bahwa Valery adalah puteri kerabat yang dibesarkan oleh mereka.
Bahwa sesungguhnya puteri mereka adalah Valena Katkins, semua itu dilakukan demi karir dan nama baik orang tuanya, saat itu Robert Katkins hanya memikirkan kehidupannya tanpa pedulikan kehancuran puterinya sendiri.
Dipersidangan tanpa ditemani oleh pengacara Valery mengajukan pembelaanya namun ditolak oleh majelis hakim, yang kemudian dijatuhi hukuman 15 tahun penjara. Hidup Valery menjadi gelap dibalik jeruji besi, tidak ada satu orangpun di dunia ini yang peduli dengan keberadaan Valery disana. Hati Valery diliputi awan gelap dengan menerima kenyataan bahwa harus menjadi seorang narapidana diusia 15 tahun.