App herunterladen
90.47% The Tales of Lixe / Chapter 94: Deus Machina part 1-10

Kapitel 94: Deus Machina part 1-10

Shirayuki terus berjalan dan berjalan di tengah badai salju yang dingin nan berbahaya.

Kedinginan dan kelaparan, tetapi pikirannya hanya tertuju kepada satu hal yaitu untuk menyelamatkan Sakuragi yang tengah tak berdaya kesakitan dan sendirian di dalam gua.

Dia harus cepat, dia harus menemukan pertolongan secepatnya atau kalau tidak dia akan kehilangan anggota keluarganya yang sangat berharga lagi.

"Sakura!"

Dia terus berjalan dan berjalan.

Dia sudah tidak peduli lagi dengan hawa dingin, yang harus dia lakukan sekarang hanyalah satu.

"Sakura!"

Dia terus berjalan dan berjalan tetapi tetap saja dia tidak menemukan apapun.

Shirayuki pun jatuh tersungkur di dalam lautan salju putih yang tebal.

Salju yang terlihat seperti kasur yang sangat dingin.

Dia benar-benar kelelahan dan benar-benar sudah akan tumbang disana, tetapi...

Shirayuki masih belum menyerah, dia tidak akan menyerah walau sampai batas kekuatannya sekalipun dia akan lampaui.

Dengan angin badai salju yang kuat, dia mencoba berdiri.

Kedinginan, kelaparan, dan kelelahan tetapi rubah kecil itu masih belum menyerah untuk menyelamatkan satu-satunya keluarga yang ia punya.

"Aku...aku adalah anak yang kuat! Aku harus...aku HARUS!"

Shirayuki berdiri dengan tegap.

Terlihat tatapan matanya yang membara seakan-akan mampu melelehkan salju yang ada di sana.

Dia tidak menyerah, dan tidak akan menyerah!

Dia memang suka menganggap dirinya tidak berguna dan selalu mengandalkan Sakura yang sudah sebagai kakaknya sendiri, tetapi kali ini dia harus mengubah dirinya.

Shirayuki bahkan menggigit bibirnya sendiri sampai berdarah untuk membuat agar dirinya tetap tersadar.

Meskipun kakinya terasa seakan-akan mati rasa dan bahkan hidungnya terasa sudah tidak bisa mencium bau apapun, tetapi dia tetap melangkah maju dan terus maju.

Perjuangan seorang rubah kecil itu melawan alam dengan tekad kuatnya untuk menyelamatkan satu-satunya keluarga yang ia miliki.

Dia terus berjalan dan berjalan tetapi masih belum menemukan apapun selain dataran putih yang dipenuhi oleh salju dan pohon-pohon yang kehilangan daunnya.

Dia semakin mengantuk dan mengantuk.

Rasa kantuk itu sangat luar biasa yang membuat Shirayuki terus menggigit bibirnya agar memberikan rasa sakit dan membuatnya sadar tetapi...

Pandangannya terasa kabur dan dia pun terjatuh lagi di kasur putih yang dingin.

Gejala Hipotermia yang dialaminya sudah membuatnya benar-benar merasa tidak berdaya.

"Sakura..."

Mungkin jika Shirayuki itu bukan dari ras Beast, dia sudah tidak berdaya dari tadi, bahkan untuk seorang anak dari ras beast ini sudah sangat mengesankan karena dia bisa bertahan sampai sekarang tetapi memang dia tidak bisa melawan alam itu sendiri.

Dia hanyalah seekor rubah kecil yang malang dan tidak berdaya, bagi alam ini dia bukanlah apa-apa.

Penglihatannya semakin kabur dan kelopak matanya sudah seakan-akan tidak kuat untuk terbuka lagi walau sekeras apapun Shirayuki berusaha.

"Aku...aku tidak boleh..."

Shirayuki pun akhirnya menutup matanya, tetapi...

Pada saat itu, pada saat terakhir sebelum dia benar-benar menutup matanya dia seperti melihat orang yang berada di hadapannya.

Sementara Shirayuki sudah tidak tersadar, Sakura juga sama sepertinya dia masih berada di dalam balutan kain Kimono yang membuatnya hangat.

"Dan saat itu aku yang tidak berdaya diselamatkan dan saat itu adalah pertemuan pertamaku dengan salah satu teman terbaikku, sang Miko dari Seiryuu," Sakura melihat ke arah seekor naga raksasa.

"Sakura Mikado!"

Shirayuki terkaget dan dengan sekejap dia membuka matanya dengan lebar.

Otaknya sekarang masih berusaha memproses apa yang terjadi sekarang karena dia teringat kalau dirinya telah tertidur di suatu tempat di tengah badai salju yang dingin.

Dirinya pun melihat kalau sekarang dia tengah berada di dalam bangunan tradisional dengan dibalut selimut tebal yang hangat dan juga terdengar suara alat musik Samisen disana.

Shirayuki pun melihat ke arah suara itu dan dia mendapati seorang gadis yang tengah duduk Seiza sambil memainkan Samisen.

Gadis itu terlihat sangat cantik dan anggun.

Dia adalah seorang gadis yang memakai pakaian Miko panjang.

Terlihat rambutnya yang sebagu berwarna perak yang cantik.

Gadis itu menyadari Shirayuki yang sudah terbangun dan dia pun menghentikan alunan musiknya.

"Oh, akhirnya kau sudah bangun gadis kecil."

Shirayuki tidak tahu kenapa dia bisa berada di sana tetapi yang pasti dia masih sadar kalau dirinya masih belum masuk ke dalam Nirvana.

Gadis itu bisa menebak kalau Shirayuki masih merasa bingung dengan situasinya sekarang dan karena itulah dia mulai memperkenalkan dirinya dan menjelaskan apa yang terjadi.

"Namaku adalah Tsuchimikado Uzume, aku adalah salah satu Miko dari kuil ini dan juga pemimpin dari kuil ini."

Ini memang suatu kebetulan yang aneh bagi Miko itu karena dia tidak menyangka kalau ada seekor manusia rubah yang berkeliaran disini.

Berbeda seperti dirinya yang juga merupakan manusia rubah yang bisa dibilang selalu berada di dalam wilayahnya tanpa pernah meninggalkan, Uzume mencium bau asing dari Shirayuki dan dia tahu kalau Shirayuki bukan berasal dari daerahnya.

"Kalau aku boleh tahu, siapa namamu?"

Shirayuki pun meneteskan air matanya karena akhirnya dia bisa bertemu dengan seseorang.

Uzume yang melihat Shirayuki meneteskan air matanya pun bingung.

"Kelihatannya kamu mempunyai banyak masalah ya? Kalau begitu tidurlah dan tenangka-"

Dengan segera Shirayuki berlutut kepada Uzume.

"Nona Uzume, aku mohon kepadamu selamatkanlah kakakku!"

Uzume pun terkejut mendengar itu.

"Kakakmu? apa yang terjadi dengannya?"

"Kami diserang oleh dua bandit dan dia..."

Shirayuki benar-benar tidak bisa menahan tangisnya.

Dengan terisak-isak, dia pun mengatakan kepada Uzume, "Dia terluka karena melindungiku."

Uzume pun mulai bisa mengerti situasi yang dialami oleh Shirayuki saat ini, tetapi di luar sana badai salju masih mengamuk.

"Aku mengerti tetapi berjalan di tengah badai salju seperti ini sangatlah berbahaya."

Shirayuki tetap berlutut dan memohon kepada Uzume.

"Aku mohon! dia adalah satu-satunya hal yang berharga di dalam hidupku ini! Aku mohon...tolong..."

[Sakura...]

Tiba-tiba muncul seorang gadis yang membuka pintu geser ruangan itu.

Gadis itu nampak sangat berbeda dengan Uzume.

Dia adalah seorang gadis yang mempunyai rambut merah muda indah layaknya bunga Sakura, sama seperti milik Sakuragi.

"Tentang permintaanmu, biarkan aku yang menerimanya."

Uzume pun terkejut mendengar itu dari gadis berambut merah muda yang tiba-tiba masuk.

"Apa kamu serius?"

Melihat wajah gadis berambut pink yang serius itu, Uzume pun tidak bisa menghentikannya.

Memang jika itu dirinya, dia pasti akan bernasib kurang lebih sama dengan Shirayuki karena tubuhnya yang lemah, tetapi jika itu gadis berambut merah muda itu maka akan berbeda.

"Baiklah kalau begitu tetapi janjilah untuk tetap hati-hati."

Setelah itu gadis berambut merah muda itu mendekati Shirayuki dan dia bertanya, "Dimana lokasi temanmu itu?"

Shirayuki pun berdiri.

"Aku akan mengantarkanmu kesana."

Baik Uzume maupun gadis berambut merah muda itu terkejut dengan Shirayuki yang bisa berdiri setelah dia mengalami hipotermia seperti itu.

Seharusnya kalau itu orang biasa, dia akan membutuhkan paling tidak setengah hari untuk hanya sekedar bangun.

"Apa kondisi tubuhmu sudah membaik?" tanya gadis berambut merah muda itu.

Shirayuki memang masih merasa sedikit kelelahan dan sakit, tetapi ini tidak ada apa-apanya. Dia masih bisa hanya untuk sekedar pergi ke tempat Sakura lagi.

"Aku sudah baik-baik saja. Lagipula dibandingkan denganku, Sakura lebih menderita."

"Sakura?" gadis berambut merah muda itu bertanya-tanya.

Uzume pun merasa kagum dengan Shirayuki yang bisa sebegitunya berjuang hingga mati-matian. Bahkan sebenarnya Uzume juga sudah tahu kalau Shirayuki masih belum sepenuhnya pulih tetapi melihat tekadnya itu dia tidak bisa menghentikannya.

"Baiklah, kalau begitu tunggu sebentar biar aku membawakan pakaian tebal."

Uzume pun membawakan kepada mereka dua setel pakaian hangat dan dia menyuruh Shirayuki untuk mengenakannya.

[Tetapi kenapa hanya dua?] Shirayuki berbicara di dalam hati sambil dia menatap gadis berambut merah muda yang masih dengan pakaian Miko miliknya.

"Kalau kau mengkhawatirkan aku, aku tidak memerlukan pakaian itu."

Gadis berambut merah muda itu pun menggenggam tangan Shirayuki dan mereka pun segera berangkat untuk menyelamatkan Sakura.

Dengan badai salju yang masih dengan kuatnya menerpa mereka berdua, gadis berambut merah muda itu sama sekali tidak terhentikan. Dia terus melangkah seolah-olah tidak ada apapun yang terjadi kepada dirinya.

Dengan Shirayuki sebagai penunjuk arah, mereka pun sudah bisa hampir sampai di tempat Sakura berada.

Shirayuki menunjuk ke arah sebuah gua yang ada di bawah bukit batu.

"Sakura, dia ada disana."

Betapa senangnya sekarang Shirayuki karena walau sekali ini, dia bisa membuktikan kalau dia masih berguna. Juga betapa senangnya dia karena bisa menyelamatkan Sakura, orang yang sangat dicintainya layaknya keluarga sendiri.

Mereka pun akhirnya hampir sampai tetapi ada yang aneh karena seharusnya di cuaca yang seperti ini api yang Shirayuki nyalakan tidak akan terlihat lagi tetapi walau dari kejauhan dia melihat cahaya api di dalam gua itu.

"Itu...jangan-jangan!"

Gadis berambut merah muda itu pun tersenyum melihat itu seolah-olah dia sudah tahu apa yang terjadi.

"A-ada apa? Apa sesuatu yang buruk terjadi disana?"

Gadis berambut merah muda itu menggeleng-gelengkan kepalanya dan dia pun berkata kepada Shirayuki, "Itu adalah Kyuubi no Kitsune, salah satu Magical Beast pelindung yang mendiami wilayah ini."

"Kyuubi no Kitsune?"

"Ya, dia pasti sudah melindungi keluargamu itu selama kamu tidak ada."

Kyuubi no Kitsune, dia adalah seekor Magical Beast yang sangat misterius dan sangat jarang menampakkan dirinya sendiri. Bahkan melihatnya saja sudah menjadi sebuah keberuntungan yang luar biasa.

"Aku memang menduga-duga ini karena aku melihat sedikit auranya di dalam dirimu."

"Aura?'

Ada beribu-ribu pertanyaan yang ada di dalam benak Shirayuki sekarang tetapi dia sadar kalau ini bukan saatnya untuk membahas itu.

Lalu Shirayuki dan gadis berambut pink itu pun mendekat ke arah gua.

Semakin mereka mendekat, semakin mereka melihat cahaya dari dalam gua itu seolah-olah memancarkan kehangatan yang menembus dinginnya salju di luar.

Mereka pun semakin mendekat dan mendekat sampai mereka melihat dengan jelas dari luar yaitu wujud Kyuubi no Kitsune yang tengah melingkari tubuh Sakura dan memberikannya kehangatan.

Shirayuki pun terkejut melihat itu, melihat seekor rubah dengan ekor sembilan sedang membantunya untuk menyelamatkan temannya.

Gadis berambut merah muda itu pun tersenyum dan mendekati sang rubah. Dia menyentuh bulu lembut nan hangatnya dengan sentuhan yang lembut.

Dengan sentuhan itu, sang rubah berekor sembilan itu pun membuka matanya.

"Kelihatannya pertolonganku tidak dibutuhkan disini. Sekarang kamu bisa bernapas lega karena aku yakin gadis itu sudah sembuh."

"Sembuh? Bagaimana?"

Shirayuki benar-benar tidak tahu apa yang terjadi dan mengapa. Siapa itu Kyuubi no Kitsune dan kenapa dia ada disini, terlalu banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan oleh Shirayuki.

"Periksalah luka gadis itu."

Sesuai perintah gadis berambut merah muda itu, Shirayuki memeriksa luka Sakuragi dan dia terkejut karena lukanya sudah hilang tidak berbekas.

"Apa? Ta-tapi bagaimana?"

"Kyuubi no Kitsune, dia adalah Magical Beast legenda yang dianggap sudah tiada."

"Tiada?"

Gadis berambut merah muda itu terus mengelus-elus sang rubah dengan lembut.

"Apakah kamu tahu kenapa para manusia rubah bermukim disini sejak dulu kala? Itu semua karena disinilah tempat yang dianggap suci bagi para manusia rubah karena tempat ini mempunyai dua penjaga. Mereka adalah Kyuubi no Kitsune, dan naga raksasa Seiryuu. Juga ada satu lagi..."

"Satu lagi?"

Memang sangat jarang melihat dua Magical Beast yang mempunyai kekuatan yang besar berada di dalam satu wilayah yang sama. Tentu itu tidak serta merta terjadi karena memang ada alasan khusus yang membuat baik Kyuubi no Kitsune dan Seiryuu berbagi tempat, yaitu karena ada satu lagi Magical Beast yang mendiami tempat itu yang merupakan wujud dari kerusakan itu sendiri.

"Dialah Yamata no Orochi, Magical Beast yang merupakan bentuk dari kehancuran yang telah disegel di dalam wilayah ini beribu-ribu tahun yang lalu. Untuk menyeimbangkan kekuatan maka disini terdapat dua Magical Beast yang berperan sebagai penjaga."


AUTORENGEDANKEN
OlphisLunalia OlphisLunalia

Njirr w lupa kerajaan suci Elf ada dimana sama namanya apa

Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C94
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen