App herunterladen
84.76% The Tales of Lixe / Chapter 88: Deus Machina Part 1-4

Kapitel 88: Deus Machina Part 1-4

Setelah mereka semua masuk semuanya pun Shirayuki khususnya pergi untuk mempersiapkan semua yang ida butuhkan untuk ritual.

Untuk Lily dan yang lain mereka semua langsung pergi ke pemandian dan membuat Edward akhirnya bisa sendirian dimana tidak ada Chamuel atau siapapun yang mengganggunya.

Dia hanya diam dan duduk di teras kuil disana sambil memandangi pohon Sakura raksasa yang ada disana.

Itu memang tidak bisa dia hindari, dia sendiri merasa canggung masuk ke kuil yang dimana seharusnya tidak ada laki-laki yang boleh masuk tetapi sekarang dia sendiri disini yang juga membuat tatapan semua Miko yang tinggal di kuil ini terpaku kepada dirinya.

Edward tidak salah tentang itu, tetapi apa yang membuat ketertarikan mereka bukanlah kenapa dia boleh masuk disini, tetapi karena dari tubuh Edward tercium aroma Shirayuki yang sangat jelas.

Mereka heran sekaligus tidak menduga ini, mereka tidak menduga kalau sang Tamamo-no-Mae sendiri membawa seorang laki-laki.

Para Miko sendiri menganggap hal itu adalah hal yang imut sekaligus lucu karena mereka mencium aroma Shirayuki dari Edward yang menjadi tanda bahwa Shirayuki sudah menandai Edward dan tidak ada yang boleh mengganggunya.

Meskipun Edward sendiri terlihat tidak sadar, tetapi aroma itu tercium jelas terutama untuk ras manusia hewan yang mempunyai indera penciuman yang tajam untuk mengetahui bahwa aroma dari Shirayuki menempel di tubuh Edward.

"Nona Shirayuki, benar-benar menyukainya.", Bisik salah satu Miko kepada yang lainnya.

"A-aku penasaran kenapa nona Shirayuki memilih manusia."

"Tetapi ini nona Shirayuki lho! Dia pasti tidak akan memilih sembarangan laki-laki untuk menjadi pasangannya! Bahkan sampai menandainya dengan sangat jelas seperti itu!"

Fakta bahwa tanda itu tercium jelas adalah bukti seberapa besar Shirayuki menganggap Edward dan seberapa besar dia tidak mau ada manusia hewan lain yang menyentuh Edward.

Itu memang sesuatu yang mereka anggap bagus, tetapi fakta bahwa Edward dan Shirayuki sendiri berbeda ras dan masing-masing mereka juga adalah pemimpin dari sebuah negeri itu membuat semuanya menjadi lebih sulit.

Seperti yang sudah diketahui kalau kemungkinan seseorang yang berbeda ras bisa hamil dan melahirkan anak yang sehat kurang dari satu persen.

Baik Edward, Chamuel, Shirayuki, dan yang lainnya sudah tahu dengan jelas dan kalau semisal ada satu dari berjuta-juta kemungkinan mereka bisa menikah, maka itu akan menjadi sebuah masalah.

Dari pikiran Edward terlihatlah ARCHIVAL yang datang.

"Baru sebentar kamu disana, semua perhatian sudah benar-benar tertuju kepadamu."

Edward menoleh ke arah ARCHIVAL itu.

"Mau bagaimana lagi, aku adalah satu-satunya laki-laki disini."

"Kurasa bukan itu masalahnya.", ARCHIVAL itu menyanggah.

Tentu ARCHIVAL juga tahu dengan jelas itu semua tentang aroma tubuh Shirayuki yang tercium jelas.

"Shirayuki benar-benar menyukaimu ya? Aku pikir dia tidak akan pernah tertarik dengan hal yang berbau romansa, tetapi..."

ARCHIVAL itu sama sekali tidak pernah terpikir sekalipun kalau Shirayuki akan berubah secepat ini. Shirayuki yang selalu curiga dengan apapun itu telah ditaklukkan oleh laki-laki yang ada di depannya.

"Aku juga tidak tahu kenapa dia bisa seperti itu, tiba-tiba menyatakan perasaannya."

"Kamu mungkin sudah melakukan sesuatu yang membuatnya jatuh cinta."

Seingat Edward dia tidak pernah melakukan sesuatu seperti itu. Yang dia lakukan hanyalah berusaha mencegah perang dan mengembalikan keadaan seperti sedia kala seperti sebelumnya dengan cara apapun.

"Aku sama sekali tidak ingat pernah melakukan sesuatu yang bisa memicu hal seperti itu."

Sejujurnya tidak ada sekilas terpintas di dalam otaknya kalau Shirayuki akan sebegitunya.

Edward memang cerdas dalam berpikir, tetapi dia tidak pernah bisa memahami perasaan seseorang terutama gadis seperti Shirayuki.

Edward tahu dia sudah menyelamatkan Shirayuki dan mengantarkannya sampai sekarang tetapi dia sama sekali tidak pernah menjalani sesuatu yang spesial dengan Shirayuki.

"Lalu apa yang akan kamu lakukan? menghentikannya"

"Yah kalau memungkinkan…tetapi itu hak dia untuk mencintai siapa yang dia mau."

Edward sendiri sangat yakin kalau tidak akan ada hal yang membahagiakan untuknya di masa depan. Takdirnya sudah ditentukan, tidak! Takdirnya sebenarnya sudah menghilang semenjak kematiannya dulu.

"Benar, itu adalah hak Shirayuki sendiri tetapi bagaimana denganmu?"

"Aku bukanlah seorang pangeran yang seperti di cerita-cerita yang selalu mencari kisah romantis, aku adalah Xavier! Hidupku sudah terlalu gelap untuk itu sekarang. Walau itu demi kebenaran, aku sudah membunuh banyak orang. tetapi walau begitu satu-satunya yang tidak akan aku serahkan adalah mimpi dan janjiku."

"Apa kamu berniat mengabdikan seluruh hidupmu untuk itu? Menjadi pahlawan yang disanjung dunia?"

Edward tersenyum.

"Sudah kubilang kan, aku bukanlah pahlawan dan aku tidak berniat untuk dipanggil pahlawan. Pahlawan di dalam cerita yang aku dengar terlihat sangat keren karena mereka dikisahkan untuk membela manusia tetapi kenyataannya benar dan salah itu bersifat subjektif. Walau dia menjadi pahlawan bagi manusia pun, dia akan dianggap sebagai penjahat bagi musuhnya dan masalah utamanya, rantai kebencian sama sekali tidak akan terputus dan perpecahan dan peperangan akan terlahir Kembali."

Edward bisa dibilang dia tidak pernah memihak siapapun dari awal, tidak manusia, tidak pula ras lain karena mereka semua sama.

"Kuberitahu hal yang menarik kepadamu. Pada dasarnya orang hanya bisa disatukan kalau mereka mempunyai musuh yang sama, tetapi ketika mereka berhasil mengalahkan musuh utama mereka, mereka akan mencari musuh baru lagi sampai tidak ada siapapun lagi yang bisa mereka jadikan musuh dan akhirnya mereka memusuhi masing-masing. Ironi bukan?"

Edward tahu kalau di dunia ini masih banyak terdapat orang yang baik, tetapi jika mereka tidak melakukan apapun juga akan sama saja. Jika mereka tidak berdiri di atas, semuanya akan percuma karena bagaimanapun yang memutuskan sesuatu adalah orang yang berkuasa.

"Lalu apa yang akan kamu lakukan? Menulis ulang dunia ini? menghapus semua ras? Atau mungkin menghancurkan semuanya?"

Edward sendiri tahu kalau kekuatan cahayanya ini bukan main-main kekuatannya. Dengan kekuatan ini tidak mustahil dia melakukan itu semua tetapi apakah benar itu apa yang dia inginkan? Apakah dirinya adalah orang yang seperti itu?

"Sekarang aku masih belum menemukan jawabannya, tetapi mungkin aku akan mencoba mengerti apa yang diriku inginkan kepada dunia ini. apa diriku membuat dunia ini hanya untuk bersenang-senang? Apa diriku hanya membuat dunia ini sebagai pengisi waktu luang? Atau diriku mempunyai tujuan tertentu."

Edward pun tersenyum.

"Aku juga percaya kalau para Zodiak itu juga juga mempunyai tujuan sendiri kenapa mereka ada di dunia ini meskipun mereka terlihat masih belum menemukannya, tetapi mereka adalah orang-orang yang hebat menurutku."

Edward memang terlihat seperti dia bersikap biasa saja, tetapi dia sendiri sangat kagum kepada para Zodiak. Kepada Chamuel yang bisa membuat negeri yang indah dan penuh perdamaian, kepada Aria dan Shirayuki yang bisa menyatukan keseluruhan rasnya, Evelyn dan Sharon yang pantang menyerah, Lily yang selalu menuntun dan menyatukan mereka, juga kepada Arashel dan yang lainnya yang menurut Edward adalah orang yang pantas buat dihormati.

ARCHIVAL tersenyum mendengar jawaban Edward.

"Kamu benar-benar tidak berubah dari semenjak pertama kali menjadi sang Cahaya, tidak. Bahkan sebelum menjadi sang Cahaya kamu memang seperti itu. Itulah kenapa aku sangat mengagumi kalian berempat, karena kalian sama sekali tidak akan menyerah untuk mempercayai harapan kalian."

"Tu-tuan Edward!"

Tiba-tiba ada orang yang menepuk pundak Edward yang membuatnya terkejut saat dia tengah berbincang-bincang dengan ARCHIVAL.

"A-ano! Tu-tuan!"

Orang itu adalah seorang Miko dari kuil itu, orang yang tadi jepetnya terjatuh.

Miko itu terlihat sangat malu-malu terutama sekarang wajahnya memerah saat berbicara dengan Edward.

Ini semua karena Miko itu sama sekali tidak terbiasa dengan laki-laki juga di kuil itu sama sekali tidak ada laki-laki yang boleh memasukinya.

Tentu ini juga membuat Edward merasa canggung. Walau setiap hari dia selalu dikelilingi gadis-gadis yang layaknya bidadari, tetapi tetap dia masih merasa canggung ketika berada disini.

"Ahahahaaaa...maaf ada apa?"

"A-aku disuruh me-menunjukkan anda ka-kamar istirahat!"

"Ka-kamar? Kenapa? Bukannya ini kuil Miko?"

Gadis itu mengalihkan pandangannya dengan wajah yang masih memerah malu-malu.

Memang ini adalah situasi yang tidak mengenakkan bagi Edward sendiri. Bahkan jika ada salah satu Miko yang menyuruhnya keluar dari sana, dia akan senang hati berkemah di luar seperti yang dulu biasa dia lakukan.

Edward akan senang melakukan itu karena baginya itu jauh lebih baik daripada kecanggungan yang sekarang ia rasakan.

"A-ahahahaha...baiklah kalau begitu."

Edward pun berdiri dan dia mengikuti gadis itu.

Sepanjang perjalanan, dia merasakan tatapan aneh dari para Miko yang dia jumpai. Entah kenapa tatapan itu membuat Edward sangat terganggu dan membuatnya sama sekali tidak bisa tenang.

Kuil itu benar-benar terlihat indah jika Edward melihatnya dengan seksama.

Kuil tradisional yang bangunannya gaya jepang itu menurut Edward mempunyai keunikan tersendiri yang berbeda baik dari bangunan-bangunan yang pernah ia lihat.

Memang jika dibandingkan dengan kemegahan istana Chamuel yang sama sekali tidak main-main sampai-sampai bisa membuat Edward tidak tahan hanya berada satu detik di dalamnya, kuil tradisional ini kalah jauh tetapi jika dalam segi estetika kuil ini sama sekali tidak kalah.

Akhirnya setelah beberapa saat, mereka pun sampai di depan sebuah ruangan.

Miko itu dengan segera berdiri di depan pintu dan juga wajahnya malah tambah memerah.

"I-ini ruangannya!"

Ruangan itu terlihat besar walau Edward belum melihat dalamnya. Lukisan-lukisan yang terlukis di pintu geser yang tepat ada di depan Edward itu menambah kesan estetik.

Edward penasaran kenapa wajah Miko itu menjadi semakin memerah tetapi dia memutuskan untuk tidak menanyakan hal itu dan tetap diam.

"Si-silahkan ma-masuk."

Miko yang pemalu itu pun membuka pintu geser itu dan di dalamnya.

". . . ."

Edward terdiam dan bertanya-tanya tentang apa maksud dari ini semua.

Tentu setelah melihat apa yang ada di dalamnya, kepala Edward langsung dihujani dengan seribu pertanyaan.

"Apa aku harus menimpali candaan ini?"

"Eh...? I-ini bu-bukan candaan!"

"(sigh) Kelihatannya kalian benar-benar sudah salah paham ya? Biar aku tebak..."

Edward mengacungkan jari telunjuknya dan memutar-mutarkannya.

"Kalian pasti mengira kalau aku dan Shirayuki itu jadian dan kalian menyiapkan ruangan ini karena mengira kami sepasang kekasih."

"A-apa kami salah?"

Ini aneh, di pikiran gadis itu seharusnya ini sama sekali tidak aneh karena dengan terciumnya aroma Shirayuki dari tubuh Edward itu sudah jelas menandakan kalau ini tidaklah aneh.

"Ta-tapi a-aku mencium aroma no-nona Shirayuki dari anda! Ja-jadi..."

"Aroma?"

Edward mengingat-ingat Shirayuki semenjak setelah habis pertarungan itu dia selalu tidak mau menjauh satu inchi pun darinya tetapi dia menganggap kalau itu hanyalah hal yang biasa dan Shirayuki juga mengatakan bahwa hal yang biasa bagi Manusia Rubah untuk melakukan itu kepada orang yang mereka hormati.

"Tunggu dulu, jadi apa ada sesuatu yang spesial tentang itu?"

Gadis pemalu itu menjadi semakin merah dan dia sekarang menundukkan kepalanya dan bermain-main dengan jari-jarinya.

Dia mengalihkan tatapan matanya kesamping.

"Itu...itu..."

Dari gelagat itu Edward langsung tahu kalau ini adalah sesuatu yang memalukan. Mengingat itu Shirayuki, dia yang sekarang sudah menjadi seperti orang yang beda dari dia yang dulu.

"I-itu artinya sama dengan a-anda itu pe-pejantannya!"

Memang ini adalah hal yang jarang diketahui karena kebiasaan ini sendiri sudah sangat jarang dilakukan oleh manusia Hewan pada umumnya karena dianggap tidak sopan juga walau suami istri sekalipun mereka akan membersihkan habis tubuhnya dengan bersih.

Jika Shirayuki sampai melakukan itu maka para Miko mengartikannya hanya satu hal, mereka adalah pasangan yang sangat-sangat saling mencintai...meskipun itu aneh juga karena Edward yang seorang manusia.

Tentu Manusia pada umumnya tidak bisa mendeteksi bau atau apapun seperti yang diucapkan oleh Miko itu sehingga tidak aneh jika Edward tidak menyadari ini.

"Ru-rubah nakal itu!"

"Apa kamu memanggilku, tuan Edward?"

Tiba-tiba Shirayuki yang sudah mengenakan pakaian Miko muncul dari atap.

Itu membuat Miko yang pemalu itu terkaget karena dia sama sekali tidak merasakan hawa keberadaan Shirayuki.

"Kenapa tuan terlihat sangat kesal seperti itu?", tanya Shirayuki.

"Tentu saja! Karena apa yang telah kau lakukan bisa membuat kesalahpahaman yang luar biasa!"

"Salah...paham? Ini salah usaha Shirayuki untuk mendekati Tuan!"

Edward bingung apakah dia harus merasa senang atau kesal dengan ini tetapi kebingungannya itu membuat dirinya entah kenapa menjadi tidak peduli lagi.

Seperti yang sudah diketahui kalau pernikahan dari beda ras sangat-sangatlah jarang terjadi dan bahkan bisa dikatakan hampir tidak ada karena dinding antar Ras masih sangatlah tebal, melainkan yang ada hanyalah perbudakan satu sama lain.

"Apa jangan-jangan tuan ingin menjadikan Shirayuki...budak?"

"Budak? Hmmm...itu mengingatkanku tetang sesuatu..."

"Ja-jadi benar kalau Kak Lily dan yang lainnya itu budak cinta?", ucap Shirayuki dengan ekspresi kaget buatannya.

Miko pemalu yang mendengar itu wajahnya sangat memerah yang seakan-akan terlihat kepulan asap darinya.

"Bu-budak...Ci-cinta...? Fyu~"

"Tuan...aku Shirayuki-"

"Sayang sekali aku tidak ada niatan untuk memiliki budak dan jika dengan keajaiban aku tiba-tiba memilikinya, akan kutendang dia dari hadapanku."

Edward pun menatap ke arah Shirayuki.

Shirayuki dengan cepat mengalihkan wajahnya dan berpura-pura kagum dengan lukisan yang ada di pintu geser.

"A-aku Shirayuki mengagumi lukisan itu!", ucap Shirayuki sambil jari telunjuknya tertuju ke lukisan.

Shirayuki pun turun.

"Ber-can-da!", Ucap Shirayuki menggoda Edward.

"Yang Shirayuki inginkan adalah hubungan romantis laki-laki dan perempuan, bukan hubungan yang seperti itu. Tentu Shirayuki juga ingin suatu saat mengenakan baju pengantin bersama dengan tuan."

"Uwa~h kau benar-benar sudah sangat berubah. Padahal dulu kau sedikit pemalu dan juga punya sedikit sisi Tsundere. Apa kau masih mengingat dirimu yang dulu nona Shirayuki yang terhormat?"

"Shirayuki adalah wanita yang bijak, Shirayuki tahu jika semisal Shirayuki menjadi Tsundere, tuan akan memanfaatkan itu untuk lari. Juga jangan panggil aku dengan 'Nona', tuan cukup panggil aku dengan Yuki!"

Ini mungkin hanya sekedar insting kewanitaan Shirayuki, tetapi instingnya kebanyakan selalu benar.

Edward sendiri bagi Shirayuki adalah laki-laki yang sama sekali tidak bisa dia tebak apa yang dia pikirkan. Shirayuki sama sekali tidak tahu apa yang akan Edward rencanakan dan lakukan di masa depan. Bahkan jika disini Edward berniat menjatuhkan Shirayuki ke lantai pun Shirayuki tidak akan tahu.

Tetapi fakta bahwa Edward sama sekali tidak melakukan apapun itu sendiri memang aneh terutama setiap hari Edward sendiri selalu bersama dengan gadis yang layaknya seorang bidadari yang bisa melelehkan hati pria.

Itu membuat Edward sendiri menjadi semakin misterius di mata Shirayuki dan membuatnya menjadi semakin tertarik.

"Lagipula aku Shirayuki sudah berjanji kepada Fu akan menemukan pria baik yang Shirayuki benar-benar cintai."

Edward tidak yakin kenapa Shirayuki menganggap dia sebagai seorang pria "Baik". Mungkin itu karena selama dia berpetualang bersama Lily dan yang lainnya Edward belum pernah menunjukkan dirinya yang benar-benar dingin dan kejam.

"Tuan pernah berkata kalau Artorias itu seperti Merpati kan? Kalau begitu apa tuan tahu kalau Rubah itu adalah hewan yang juga setia? Walau Shirayuki bisa sekalipun tetapi kita tidak bisa melawan insting alami karena itu jika tuan bisa membuat seorang gadis rubah jatuh cinta maka..."

Shirayuki mengulurkan kedua tangannya.

"Shirayuki attack!"

Shirayuki benar-benar tidak peduli lagi, dia langsung memeluk dan menempel erat dengan Edward.

"Oi, hentikan!"

"Tidak sampai aroma Shirayuki menempel kuat di tubuh tuan jadi gak ada betina lain yang mengejar tuan."

Shirayuki mengusap-ngusapkan pipinya ke dada Edward sambil ekornya yang dia kibas-kibaskan kekiri dan kekanan.

"No-nona Shirayuki? Fyu~"

*Bruk*

Miko pemalu yang ada di sana saat ini sampai pingsan karena melihat tingkah Shirayuki.

Semua Miko yang melihat itu pun tersenyum kepada mereka berdua, Edward dan Shirayuki. Di dalam hati mereka juga tentu mereka senang karena Shirayuki yang dulu sangat kaku bisa berubah seperti itu. Bahkan salah satu dari mereka sampai meneteskan air mata melihat Shirayuki yang bisa tersenyum polos seperti itu.

Para Miko itu pun mendekati Shirayuki dan Edward secara berbarengan.

"Selamat, nona Shirayuki!"

"Ya! Terima kasih!", ucap Shirayuki sambil dia tersenyum.

Senyuman itu benar-benar senyuman yang sangat silau. Senyuman yang benar-benar dari hati Shirayuki yang paling dalam.

Para Miko yang melihat itu benar-benar terpesona dengan senyuman Shirayuki itu.

"A-apakah ini kekuatan dari gadis yang sedang jatuh cinta?"

Sedangkan Edward sekarang terkena damage besar karena itu.

"Ack! Ha-hati murni seorang gadis! He-hentikan!"

Walau Edward seorang manusia, bagi para Miko itu tidak masalah selama Shirayuki bahagia.

Ya, di mata para Miko saat ini Shirayuki benar-benar terlihat seperti cahaya yang sangat menyilaukan.

"Nona Shirayuki, ji-jika hari pernikahan anda sudah diputuskan ka-kami akan membantu dengan sekuat tenaga!"

"Eh? Pe-pernikahan? EH?!" ucap Edward dengan terkejut.

"Mungkin itu masih ada di masa depan yang jauh tetapi ya tentu saja! Walau Shirayuki tidak bisa menang melawan kak Lily tetapi kursi kedua masih kosong dan Shirayuki akan terus mendekati tuan untuk mendapatkan itu."

Edward benar-benar tidak bisa berkata apapun saat ini karena dia dihadapkan oleh seorang gadis yang benar-benar mencintainya oleh kemauannya sendiri dan dari hati terdalamnya sendiri.

"Karena itu biar Shirayuki katakan sekali lagi, aku mencintaimu tuan Edward..."

Sekali lagi Edward teringat kalau para Zodiak itu sangat terobsesi dengan dirinya, tetapi dia merasakan hal yang berbeda dari Shirayuki, Lily, maupun White. Mereka sama sekali tidak peduli walau dirinya adalah sang Cahaya atau bukan, tetapi dengan segenap hati mereka masih menyukainya.

Di suatu tempat yang jauh terdapat seorang laki-laki yang bertopeng Oni yang dia di balik topengnya itu tersenyum.

"Apa ada yang lucu?", tanya laki-laki yang ada di sampingnya.

Di sampingnya terdapat seorang lelaki yang beerambut panyang yang terlihat seperti tidak teratur. Laki-laki itu mempunyai tatoo yang terlihat seperti simbol-simbol di seluruh tubuhnya.

Laki-laki di samping pria bertopeng itu tidak memakai baju tetapi dia memiliki celana berwarna gelap dengan motif yang sama dengan tatoonya.

"Tidak, aku hanya mendengar sesuatu yang menarik."

"Heh, aku penasaran dengan apa yang kau dengar yang bisa membuatmu seperti itu di tengah situasi ini."

Saat ini mereka berdua memang di situasi yang terbilang bukan waktunya untuk tersenyum karena saat ini mereka tengah dikepung oleh banyak pasukan darklord yang telah tertelan ke dalam kegelapan dan menjadi monster.

"Jangan bercanda, bahkan tanpa bantuanku pun kau sendirian saja bisa menghancurkan mereka. Benar kan, sang Black Dragon King?"

Laki-laki berambut panjang itu pun tersenyum sinis.

"Kau benar-benar mengatakan sesuatu yang menarik. Baiklah akan kuhancurkan mereka tanpa memakai wujud nagaku!"

Setelah mengatakan itu, laki-laki berambut panjang itu langsung maju dan dengan cepat dia benar-benar menghancurkan semua pasukan yang ada disana dengan mudah bahkan tanpa luka segorespun di kulitnya yang keras.

"Tidak kusangka kalau mereka akan mengejarmu sejauh ini hanya demi mendapatkan benda tidak berguna ini.", kata pria berambut panjang itu sambil melihat ke arah kanting kain yang dipegang oleh pria bertopeng.

"Bagi kita mungkin ini tidak berharga, tetapi benda ini bisa membuat Darklord mereka menjadi lebih kuat."

"Tch! Mengingatnya saja membuat diriku merasa kesal!", gerutu sang raja naga.

"Setidaknya untuk sekarang kita tidak perlu khawatir dengan apapun."

"Lalu, bagaimana dengan para bocah-bocah itu?"

Pria bertopeng itu pun berbalik dan melihat ke arah pria berambut panjang.

"Zodiak kah? Aku pikir kau tidak peduli dengan mereka?"

"Mereka memegang peranan penting dalam keputusanku untuk memihak siapa. Jika mereka hancur disana maka itu masalah mereka, tetapi jika tidak..."

Pria bertopeng itu tersenyum di balik topengnya.

"Mau bertaruh denganku?"

"Situasinya?"

"Semua Zodiak akan berkumpul disana untuk pertama kalinya setidaknya di dunia ini. tentu termasuk dua 'Lost Zodiak' yang terlupakan."

Sang raja naga itu tersenyum sinis yang menampakkan gigi-giginya yang tajam.

"Jadi begitu, 'dia' juga akan ada disana ya?"

"Ya, tentu saja. Sebagai satu-satunya Zodiak yang mempunyai ingatan tentang perang besar di masa lalu, dia tidak akan tinggal diam di dalam situasi seperti ini apalagi yang akan bertarung adalah sang Libra melawan Zodiak lainnya."

Tiba-tiba mereka berdua merasakan suatu keberadaan yang tidak biasa. Dia adalah orang yang dulu pernah menemui Edward di reruntuhan bawah laut. Seseorang yang memakai baju zirah lengkap.

"Heh, tidak aku sangka kau sendiri yang akan kemari, mantan raja Iblis.", ucap sang raja naga dengan senyum sinisnya.

"Ho~ seperti yang kuduga dari sang raja naga, kau benar-benar seperti rumor yang beredar."

Laki-laki yang memakai Zirah itu pun menghunuskan pedangnya ke arah sang raja naga dan pria bertopeng.

"Katakan kepadaku sebenarnya apa tujuan kalian?"

"Tujuan? Apa aku terlihat seperti orang yang akan membeberkan semuanya dengan Cuma-Cuma?"

"Menarik!"

Tensi antara keduanya pun memanas dengan cepat. Mereka berdua benar-benar sudah dalam keadaan yang hampir mengayunkan senjata mereka masing-masing.

Di dalam situasi yang memanas itu sang pria bertopeng Oni itu pun mencoba meredakannya.

"Tenanglah, setidaknya kami tidak akan mengganggu seseorang yang ingin kau lindungi. Sejujurnya aku berpikir kau harusnya lebih mengawasi Darklord dan para sekutunya ketimbang kami berdua karena bagaimanapun mereka adalah musuh utama kalian."

"Hmmm...apa omonganmu bisa kupercaya?"

"Kau kira siapa aku? Lagipula kami juga tidak ingin terjadi apa-apa kepada 'dia' jadi tidak ada alasan bagi kita untuk bertarung disini."

Sang pria berzirah lengkap itu pun menurunkaan pedangnya.

Tiba-tba gerombolan lain dari pasukan Darklord pun datang lagi.

"Uwah, mereka memang tidak ada kapok-kapoknya ya?", ucap pria bertopeng dengan santainya.

"Baiklah untuk sekarang akan kupegang omonganmu itu."

Dengan segera Sang pria berzirah lengkap itu pun pergi menghilang dari sana meninggalkan sang raja naga dan pria bertopeng itu.

"Tch! Dia pergi."

Dari gerombolan pasukan dari Darklord itu pun muncul seseorang yang familiar bagi pria bertopeng Oni.

"He...dia juga ikut ya? Baiklah kalau begitu."

Sang raja naga pun kembali bersiap untuk menyerang para pasukan Darklord itu tetapi kali ini tidak hanya sang raja Naga, sang pria bertopeng itu juga ikut melakukan kuda-kuda.

"Aku tidak bisa bilang dia adalah musuh yang kuat, tetapi kurasa aku akan melakukan pemanasan."

Pria bertopeng itu mulai menghunuskan pedangnya tetapi kali ini bukanlah Katana yang dulu dia pakai melawan Koharu, tetapi pedang berwarna hitam legam mengkilat dengan garis-garis merah.


AUTORENGEDANKEN
OlphisLunalia OlphisLunalia

Akhirnya nih awal cerita mau End karena chap selanjutnya tentang Shirayuki ngambil 3 pusakanya

Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C88
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen