App herunterladen
3.8% The Tales of Lixe / Chapter 3: Pembalasan Dendam yang Menyedihkan: Hutan Kematian part 3

Kapitel 3: Pembalasan Dendam yang Menyedihkan: Hutan Kematian part 3

Pagi itu adalah pagi yang indah, suara dari kicauan burung-burung, udara yang sangat segar, dan sinar mentari yang terasa hangat di badan, sungguh pagi yang sempurna untuk memulai hari yang panjang dan melelahkan jikalau itu bukan di hutan Kematian yang penuh dengan bahaya dimana-mana, itu adalah pagi dimana Edward sedang melakukan latihan terakhirnya di hutan kematian itu, dia telah berbulan-bulan berlatih keras di bawah bimbingan Yamamoto dan akhirnya dia bisa seperti ini.

"Rasakan ini! Iron Fist!"

Serangan Iron Fist Edward mengenai kepala seekor monster yang terlihat seperti Tyranosaurus, pukulan itu berhasil membuat monster itu tidak sadarkan diri dan akhirnya roboh. Pukulan yang semula bahkan tidak mampu melukai buaya itu sekarang telah mampu mengalahkan monster yang lebih kuat dalam sekali pukulan.

"Dengan ini aku tidak akan menjadi beban lagi!"

Alasan Edward dipilih menjadi Leader bukanlah karena dia yang terkuat, melainkan hanya dia yang mampu membuat mereka bersatu. Selama ini dia hanya bertarung di garis belakang dan mengandalkan sihir penguat dari Mikaella yang selalu membantunya menghadapi musuh, sekarang bahkan tanpa sihir penguat pun dia bisa mengalahkan monster sendirian meskipun masih belum sebanding dengan Lily yang bisa mengalahkan monster-monster kuat dengan mudah dan Chamuel yang bisa menghancurkan berpuluh-puluh monster hanya dengan satu serangan laser anehnya.

"Ed-chan hebat!"

"Dia telah berkembang pesat selama enam bulan ini, bahkan aku sendiri terkejut."

"Ehem! Itulah Ed-chan ku!"

"Kenapa malah kau yang bangga, dasar bodoh!"

Edward yang terlihat kelelahan itu menghampiri Yamamoto dan Chamuel, dia lelah tapi disamping itu dia senang dengan hasil latihan yang ia jalani selama ini ternyata hasilnya sangat bagus.

"Kerja yang bagus Edward."

"Yah, meskipun itu melelahkan untuk bertarung dengan banyak monster sekaligus"

Di tengah-tengah percakapan itu Lily pun datang dengan membawa makanan, dia telah berlatih memasak kepada Yamamoto beberapa minggu terakhir dan mulai menampakkan hasilnya, pada awalnya makanan yang Lily masak berubah menjadi sesuatu yang mengerikan yang bisa membunuh monster hanya dengan memakannya, tetapi dia tidak menyerah dan terus berusaha dan pada akhirnya dia berhasil membuat makanan sendiri walaupun rasanya biasa.

"Ed! Aku bawa makanan."

"Terima kasih Lily, kau memang baik!"

Edward memakan makanan yang dibawakan Lily dan menghabiskannya, dia terlihat sangat lahap karena dia sudah kelaparan akibat bertarung melawan monster.

"Ed, enak?"

"Enak kok Lily"

"Hmmm...makanan yang Chamuel masak ja~uh lebih enak dari itu, ya kan Ed-chan?"

"No! Masakan Lily paling enak, Ed yang bilang."

"He~ kalau begitu ayo kita berlomba, siapa yang bisa membuat makanan terenak dia boleh tidur bersama Ed-chan malam ini."

Mendengar itu, Edward merasa merinding di sekujur tubuhnya, dia tidak mau melakukan itu karena dia bukanlah orang mesum yang suka dengan gadis kecil.

"Tunggu dulu! Kenapa bisa menjadi seperti itu!"

"Ya~."

"Hoi! Jangan main setuju aja!"

Mereka sama sekali tidak mendengarkan pendapat Edward dan memulai pertandingan memasak mereka, Lily dan Chamuel setuju untuk menggunakan apa saja asal bahan itu berasal dari hutan ini. Dengan semangat yang berapi-api, Lily dan Chamuel pergi untuk mencari bahan-bahan dan berusaha memasak makanan yang terenak agar mereka menang dan mendapatkan hadiah.

"Yamamoto-san, bukannya ini...tidak bagus?"

Yamamoto yang biasanya langsung menolongnya pun hanya terlihat tenang dan tidak melakukan apa-apa, dia hanya berdiam diri dan menonton mereka.

"Kelihatannya begitu."

"Jangan Cuma bicara seperti itu! Tolong bantu aku temukan solusinya!"

"Dengar Ed, terkadang kau harus memecahkan masalahmu sendiri, karena itulah aku akan pergi dan mendoakanmu agar kau menemukan solusinya."

Setelah berkata seperti itu, Yamamoto segera pergi menjauh dari Edward secepat mungkin.

"Tunggu! Yamamoto-san!"

"Maafkan aku Edward, tapi Malaikat yang merepotkan itu sudah berjanji untuk pergi dari rumahku jika aku tidak mengganggunya hari ini."

Akhirnya tinggal Edward sendirian, dia memikirkan tentang apa yang terjadi apabila salah satu dari mereka menang.

"Hanya dengan memikirkannya saja sudah membuatku merinding."

Edward berpikir sangat keras karena ini menyangkut masa depannya, dia tidak pernah berpikir sekeras ini di dalam hidupnya.

"Kalau begitu aku juga akan ikut!"

Edward memutuskan untuk mengikuti lomba dan memenangkannya. Edward mempunyai percaya diri kalau untuk masalah memasak karena dia pernah menjuarai kompetisi masak dengan teman-temannya.

"Baiklah aku bisa melakukannya."

Edward pun mulai mencari bahan yang dia butuhkan, dia teringat dengan rusa yang pernah dia tangkap sebelumnya, rusa itu mempunyai rasa dan testur yang lezat, dia sangat yakin kalau rusa itu akan menjadi senjata yang sangat kuat untuk melawan mereka.

Edward sudah mencari lumayan lama tetapi masih belum menemukannya, dia berhenti di sebuah sungai yang airnya sangat jernih dan tidak lama setelah itu, rusa yang dia cari muncul untuk minum di sungai itu.

"Lucky!"

Dengan segera Edward menarik pisau di saku celananya dan melemparkannya ke rusa itu, rusa itu tidak sempat menghindari pisau Edward dan akhirnya mati terkena serangan mendadak itu.

Edward pun membawa rusa itu dengan cepat ke rumah Yamamoto untuk mengikuti perlombaan tersebut.

"Akhirnya sampai juga."

"Ed-chan!"

"Ed!"

"Aku akan mengikuti perlombaan ini!"

"T-tapi Ed-chan!"

Tanpa mendengarkan perkataan Chamuel, Edward mulai memasak rusa yang sudah dia buru tadi, dia mengolahnya menjadi Steak yang terlihat sangat enak.

Akhirnya mereka bertiga sudah menyelesaikan masakannya, untuk juri mereka bersepakat untuk mencicipi masakan masing-masing dan menilainya, masakan yang mendapatkan suara terbanyak adalah pemenangnya.

"Baiklah dalam hitungan ketiga, letakkan pisau di depan masakan yang dipilih."

Chamuel dan Lily terlihat tidak bersemangat setelah mencicipi masakan Edward seolah-olah semangat mereka yang berapi-api telah hilang ditelan bumi.

"Tiga...dua...satu!"

Dan ternyata semuanya memilih masakan Edward yang terbaik, Edward pun merasa lega karena dia tidak harus tidur dengan salah satu dari mereka sedangkan Lily dan Chamuel terlihat sedih karena harapan mereka sudah hilang.

"Ed-chan jahat!"

"Kaulah yang seenaknya memutuskan tanpa izin dariku!"

"Mum...kenapa Ed-chan tidak mau tidur bersama Chamuel yang imut ini? Apa jangan-jangan Ed-chan itu tidak normal?"

"Tentu saja tidak dasar bodoh! Siapa yang akan senang tidur bersama anak-anak!"

Chamuel dan Lily pun saling menatap dengan tatapan kesal, mereka pun terlihat seperti sedang merencanakan sesuatu yang sangat berbahaya untuk Edward dan masa depannya.

"Lily-chan."

"Ya~"

Setelah perlombaan yang melelahkan itu Lily dan Chamuel pun tertidur lelap, Edward pun hanya bisa tersenyum melihat mereka yang berusaha keras, dia sudah menganggap mereka berdua seperti anaknya sendiri sendiri, tentu tidak ada seorang ayah yang cukup gila untuk bisa menodai putrinya sendiri.

Edward pun keluar untuk mencari angin segar, dia melihat Yamamoto yang sedang berdiri sendirian di depan teras.

"Bagaimana dengan lombanya?"

"Kurasa aku selamat untuk sekarang."

"Hahahaha begitu ya, terus apa yang akan kau lakukan mulai sekarang?"

"Itu sudah pasti! Aku akan pergi menemui teman-temanku, mereka pasti sudah menungguku disana."

"Aku mendengar dari Zadkiel kalau kau diserang oleh Draconis dan si Lily kecil itu yang menyelamatkanmu."

Edward sedikit sedih mengingat ke tidak berdayaannya dia melawan Draconis, tetapi dia sudah berusaha mengulur waktu buat Sharon dan teman-temannya untuk melarikan diri.

"Iya, dan salah satu temanku yang bernama Alfred terluka parah."

Yamamoto terkejut dengan apa yang diucapkan Edward, dia nampak kehilangan sifat tenang yang selalu ditunjukkannya selama ini.

"Apa ada yang salah?"

"Tidak, jadi apa temanmu itu selamat?"

"Iya, aku menyuruh Sharon untuk membawanya ke tempat yang aman."

Edward dan Yamamoto pun meneruskan perbincangan mereka sampai larut malam, Edward yang terlihat sudah mengantuk pun pergi ke kamarnya dan tidak lupa untuk mengunci kamar agar Lily dan Chamuel tidak menyelinap dan mengejutkannya di pagi hari, dia pun berbaring di tempat tidurnya mencoba melupakan semua masalah dan tidur dengan nyenyak.

"Eh, apa ini?"

Setelah Edward memejamkan matanya, dia mendengar suara pintu yang terbuka, dia pun membuka matanya lagi dan melihat Lily dan Chamuel yang masuk ke kamar Edward yang sudah dia kunci itu.

"Ke-kenapa kalian ada disini?"

"Ini adalah hukuman untuk Ed-chan karena mengganggu perlombaan."

"Ya~, hukuman."

Hati Edward tiba-tiba merasakan perasaan aneh, hatinya berdetak hebat saat menatap Chamuel dan Lily seakan-akan dia terpesona dengan mereka.

Tentu itu bukanlah Edward yang sudah berubah menjadi Lolicon, itu adalah ulah Chamuel yang telah menggunakan Sihir Cinta kepada Edward dan membuatnya tertarik kepada mereka.

"Hei Ed-chan, apa kau tidak menginginkan kami?"

"A-apa yang kau maksud?"

Wajah Edward memerah seperti tomat yang sudah masak, dia terus berusaha menolak sihir Cinta Chamuel tetapi itu tetap tidak berguna. Chamuel dan Lily pun mulai mendekati Edward, secara perlahan tapi pasti mereka terus mendekat dan mendekat.

"Ed-chan!"

"Ed!"

"TIDAK! INI SALAH! AKU BUKAN LOLICON! AKU BUKAN LOLICON! AKU BUKAN LOLICON! AKU BUKAN LOLICON! AKU BUKAN LOLICON! AKU BUKAN LOLICON! AKU BUKAN LOLICON! AKU BUKAN LOLICON!"

Edward sangat takut memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya, dia merasa ini adalah saat-saat yang paling berbahaya di seluruh hidupnya. Mungkin pertarungan dengan Draconis terlihat sangat buruk, tetapi ini bahkan lebih buruk dari itu, mungkin ini dapat meninggalkan akibat jauh dari yang Draconis tinggalkan.

Di saat-saat yang sangat genting itu, tiba-tiba dari tubuh Edward keluar cahaya putih, cahaya itu sangat menyilaukan sehingga membuat Chamuel dan Lily menutup mata mereka. Edward yang tidak tahu apa yang terjadi merasakan hal aneh, sihir Cinta Chamuel tiba-tiba lenyap dari tubuhnya dan itu pun membuat Edward kembali menjadi normal.

"A-apa yang terjadi?"

Chamuel sangat terkejut melihat apa yang baru saja dia lihat, sebuah cahaya putih yang keluar dari Edward dan cahaya itu melenyapkan sihirnya seperti penghapus.

"Apa jangan-jangan dia sudah!"

"Chamuel, apa kau tahu sesuatu tentang ini?"

"T-tidak Chamuel tidak tahu apapun."

Edward mulai curiga dengan Chamuel, dia terlihat menyembunyikan sesuatu yang sangat besar.

"Benarkah?"

"Te-tentu saja, mana mungkin malaikat paling imut dan suci seperti Chamuel ini menyembunyikan sesuatu."

"Suci...ya, apa harus kuanggap kejadian ini sebagai tanda kesucianmu?"

"Mum...Ed-chan jahat! ini juga pertama kali Chamuel melakukannya!"

"Kenapa kau sampai seperti itu kepadaku?"

"Tentu saja karena Chamuel mencintai Ed-chan! <3."

"A-apa?!"

Wajah Edward memerah mendengar pengakuan Chamuel, dia tidak tahu harus mengatakan apa. Melihat Chamuel mempunyai wajah yang cantik dan imut, Edward tidak habis pikir kenapa Chamuel bisa menyukainya sedangkan di dunia banyak laki-laki yang lebih menarik daripada Edward dan bahkan Edward dan Chamuel baru bertemu selama enam bulan, seberapa pun Edward berpikir tentang itu, dia tetap sama sekali tidak mengerti.

"Pasti Ed-chan memikirkan berpikir seperti itu, ya kan?"

"Ke-kenapa kau bisa tahu?"

"Tentu saja Chamuel ini tahu itu, tapi Ed-chan, biar Chamuel perjelas."

Chamuel memegang kedua pipi Edward dengan kedua tangannya dan menatap mata Edward dengan wajah serius.

"Ed-chan, Apapun yang terjadi Chamuel tidak akan pernah meninggalkan Ed-chan, Chamuel akan selalu berada di pihak Ed-chan, Chamuel akan selalu melindungi Ed-chan dari apapun itu, dan Chamuel akan selalu mencintai Ed-chan lebih dari apapun."

Edward terdiam mendengar kata-kata Chamuel, dia tidak menyangka Chamuel yang suka bercanda itu bisa mengatakan hal seserius ini.

"Bahkan jika itu artinya Chamuel harus memusuhi seluruh dunia."

Kata-kata dari Chamuel menusuk hati Edward, selama ini dia tidak pernah memperhatikan Chamuel, dia hanya menganggap Chamuel sebagai anak nakal dan suka menggoda ayahnya, tetapi setelah mendengar kata-kata Chamuel, Edward tersadar bahwa perasaan Chamuel itu bukan main-main atau sekedar godaan semata, dia benar-benar mencintai Edward, itu sangat terlihat jelas dari keseriusannya mengatakan hal itu.

Setelah mengatakan hal itu Chamuel pun melepaskan pipi Edward, dia terlihat sedih dan menundukkan kepalanya, matanya seakan mau mengeluarkan air mata.

"Chamuel tidak mau harus merasakan 'itu' lagi."

Suasana pun menjadi canggung antara mereka bertiga, tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun.

"Chamuel, aku sudah mengerti perasaanmu, tapi-!"

"Aku mengerti Ed-chan, tujuan utamamu adalah menghentikan perang ini, yang Chamuel inginkan hanyalah bisa bersama Ed-chan, Chamuel tidak meminta lebih dari itu."

"Apa yang kau katakan, akulah yang harus berterima kasih kepadamu."

"Jii~"

"Lily, kemarilah."

"Ya~"

Setelah kejadian itu, mereka merasa seperti hubungan diantara mereka mendekat, tetapi perasaan Edward tetap tidak berubah, dia tetap menganggap Chamuel dan Lily seperti anaknya sendiri, dia tahu kalau itu adalah hal yang sangat kejam tetapi dia tidak bisa bohong dengan perasaannya sendiri dan berpura-pura mencintai mereka sebagai kekasih.

Setelah Chamuel dan Lily tertidur, Edward dengan perlahan mau meninggalkan kamarnya, meskipun Chamuel sudah mengungkapkan perasaannya, tapi itu tetap melanggar aturan membiarkan dirinya tidur dengan wanita tanpa terikat hubungan apapun.

"Tunggu dulu! Mungkinkah Chamuel sudah-"

"Ed-chan...kamu tidak bisa lari..."

Suara mengigau Chamuel mengejutkan Edward, Edward berpikir akan terjadi hal buruk jika sampai Chamuel terbangun, Edward perlahan membuka pintu, tetapi pintunya sama sekali tidak bisa dibuka seberapa keraspun dia mencoba.

"Sial, dia sudah memantrai pintu ini!"

Edward pun dengan terpaksa harus terjaga semalaman, dia bisa saja memilih tidur dengan mereka tetapi dia tetap merasa tidak enak, saat itu dia berpikir jika dia seorang Lolicon pasti dia akan senang dengan situasi ini.

"(sigh) kenapa mereka harus gadis kecil? Aku harap suatu saat nanti ada gadis normal yang jatuh cinta kepadaku."

Pagi pun datang, Edward berencana untuk meninggalkan hutan kematian hari ini, dia pun membawa semua barang yang dia butuhkan untuk perjalanan panjang untuk menemukan teman-temannya yang telah lama berpisah.

"Kau sudah bersiap ya?"

"Ya, aku sudah membawa semua barang yang aku butuhkan."

"Bagaimana denganmu Lily, Chamu- eh? Kau juga ikut dengan Edward?"

"Tentu, Chamuel akan selalu menepati janjinya."

"Janji?"

"Chamuel berjanji jika Yama-chan tidak mengganggu Chamuel hari itu, Chamuel akan pergi dari rumah Yama-chan."

"Heeh...jadi itu alasanmu meninggalkanku sendirian saat itu?"

"Maaf Edward, tapi aku sudah tidak sanggup lagi bersama Chamuel, tapi aku tidak menyangka kalau kau akan ikut dengan Edward."

Chamuel pun memegang pipinya dengan senyum lebar.

"Mana mungkin Chamuel tidak ikut setelah tadi malam kita...kya~!"

Wajah Yamamoto berganti menjadi wajah datar dengan tatapan dingin menatap Edward.

"Semalam? Edward, kurasa aku harus membawamu ke penjara sekarang."

"I-itu tidak seperti yang kau pikirkan Yamamoto-san!"

Setelah itu Edward mencoba menjelaskan kesalahpahaman itu, dia berusaha sangat keras meyakinkan Yamamoto bahwa dia dan Chamuel tidak melakukan hal yang tidak senonoh.

"Kalau begitu Yamamoto-san, aku berangkat, terima kasih untuk semuanya!"

"Ya, aku doakan agar kamu segera bertemu teman-temanmu."

"Yamamoto, daah."

"Jangan tersesat lagi, Lily."

"Ya~"

"Yama-chan, selamat tinggal."

"Jangan terlalu merepotkan Edward, Chamuel."

Setelah mengantar kepergian mereka, Yamamoto pun masuk kerumahnya yang kembali sepi tanpa kehadiran Edward, Lily, dan Chamuel. Yamamoto melihat sesosok malaikat yang tidak asing baginya, dia sudah lama mengenal malaikat itu bahkan jauh sebelum dia memutuskan untuk memasuki hutan itu.

"Apa kau yakin tidak mau ikut mereka?"

"Sudah berapa kali kukatakan padamu Zadkiel, aku sudah mengubur masa laluku semenjak aku memasuki hutan ini!"

Yamamoto pun meninggalkan Zadkiel sendirian, dia terlihat sangat tidak suka membicarakan tentang masa lalunya yang sudah dia kubur itu. Zadkiel hanya meyayangkan keputusan Yamamoto yang memilih lari dari masa lalunya daripada menghadapinya dengan tangan terbuka, Zadkiel hanya berharap suatu saat Yamamoto bisa bangkit dan menghadapi masalah dengan penuh percaya diri seperti yang dia lakukan di masa lalu.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C3
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen