Pagi-pagi keesokan harinya, Pei Ge terbangun dari tidurnya karena dering teleponnya.
"Siapa ini?" Dia dengan mengantuk menggumamkan ini sambil menggosok kepalanya. Dengan mata yang masih tertutup rapat, dia mulai menepuk-nepuk dari bawah selimutnya untuk meraih ponselnya.
Akhirnya berhasil memegang ponselnya, dia membuka matanya yang buram untuk melihat layarnya. Dia kemudian menjawab panggilan itu sementara dia masih belum begitu sadar.
"Halo, Qitong. Kenapa kamu meneleponku sepagi ini?"
Suara ceria gadis itu sudah siap menjawab.
"Halo, Kakak Pei Ge! Aku hanya ingin mengingatkanmu tentang rencana kita pergi berbelanja siang ini!"
"Hah …" Pei Ge menguap dan mengangguk masih mengantuk. "Oke. Aku tidak akan melupakannya."
"Benarkah?! Itu bagus! Bibi dan aku akan menjemput ke rumahmu siang ini!"