ELLE'S POV
Aku memutuskan untuk pergi berlibur hari ini. Melupakan hal yang terjadi kemarin malam. Ya, untuk saat ini aku tidak ingin mendengarkan penjelasan apapun. Aku pergi menuju sebuah pulau pribadi yang kerajaan kami miliki, terletak di kawasan asia tenggara. Sebuah pulau kecil dengan pantai pasir putihnya.
Sebuah pesawat jet pribadi milikku telah menunggu di landasan. Aku tidak mengajak siapapun dari anggota keluargaku. Tapi aku tidak benar-benar pergi sendirian ke sana. Tentunya ada Christian yang menemaniku.
12 hours later
Terlihat dengan jelas hamparan pasir putih. Berbagai macam pohon khas pesisir pantai menghiasi sepanjang pinggir pantai. Demburan ombak yang menghantam menghiasi ruang dengarku, ditambah lagi dengan keindahan airnya yang biru dan jernih. Setidaknya di sini aku bisa mendapatkan ketenangan.
Aku dan Christian berjalan menuju salah satu cottage yang ada di sana. Cottage ini memiliki gaya coastal, serta terdapat banyak jendela, pintu, dan kaca. Sehingga kita bisa langsung melihat ke arah luar. Sungguh sangat menenangkan.
AUTHOR'S POV
Setelah selesai menaruh barang masing-masing, Christian dan Elle duduk di teras depan cottage.
"Chris, selama liburan ini anggap saja kita sedang berlibur bersama. Aku benar-benar ingin menjauh dari kehidupanku sebagai seorang putri kerajaaan," ucap Elle pada Christian.
"Jadi aku dibebas tugaskan?" tanya Christian.
"Ya, anggap saja kita seperti dua orang biasa yang sedang berlibur," kata Elle.
"Okay, Elle. Jadi sekarang apa yang ingin kau lakukan?" tanya Christian.
Elle hanya menggelengkan kepala. Lalu tiba-tiba Christian menarik tangan Elle dan menutup mata Elle dengan kedua tangannya. Christian menuntun Elle menuju pantai, ketika Elle membuka matanyanya ia sudah berada di pantai di mana air laut bertemu dengan pasir. Elle dan Christian kemudian berjalan di sepanjang pantai.
"Bukankah sebaiknya kita memakai sunscreen? Tentunya kamu gak mau kulitmu terbakar panasnya matahari bukan? " kata Elle.
"Iya, aku sudah bawa kok. Mau ku pakaikan, Princess?" tanya Christian pada Elle.
"Yap," jawab Elle sembari membuka bajunya. Tentu saja ia sudah memakai bikini two piece berwarna biru laut. Christian lalu mulai menggosok punggung Elle dengan sunscreen. Sekarang giliran Elle yang menggosok punggung Christian.
"Jadi kenapa kamu lebih memilih menjadi seorang bodyguard chris ? Dari pada menjadi seorang pangeran," tanya Elle sambil tengkurep di sebelah Christian.
"Ceritanya panjang," jawab Christian.
"Kalau begitu ceritakanlah padaku," kata Elle.
"Hmmm.... Mungkin belum saatnya," kata Christian seraya bangkit menuju air.
"Ayolah... Ceritakan saja," pinta Elle sembari duduk memohon pada Chris.
Chris tidak menjawab permintaan Elle. Chris lalu menggendong Elle menuju air dan menjatuhkan diri ke dalam air.
"Whoaa... apa yang kau lakukan Chriss??" tanya Elle dengan tawa kecil di wajahnya.
"Kita sedang berlibur bukan, kita harus bersenang-senang," jawab Christian.
Lalu tiba-tiba ombak yang lumayan besar menerjang mereka berdua. Dengan sigap Christian langsung melindungi Elle. Mereka berdua terhempas ke pinggir pantai dengan posisi tubuh Christian yang berada di atas tubuh Elle. Mereka berdua saling melempar tatap.
"Are you okay, Elle?" tanya Christian dengan senyum menawannya.
"Yes, if you're always by my side," jawab Elle
Perlahan-lahan Chris mendekatkan wajahnya ke arah Elle. Elle terlihat gugup. Kemudian Christian menatap Elle dalam-dalam dan membisikan sesuatu,"I will always protect you.".
"Ku kira kau akan....." Pipi elle memerah. Dia tidak melanjutkan perkataannya.
"Akan apa?" tanya Christian dengan senyumannya yang jahil.
"Ah sudah lupakanlah," ucap Elle sembari memukul dada Christian dan mendorongnya. Sekarang keduanya tidur telentang bersebelahan
"Kau ingin aku melakukannya?" tanya Chris sambil bertumpu pada sikutnya dan melihat ke arah Elle.
Elle tidak menghiraukan pertanyaan Christian. Dia melihat ke langit yang mulai berwarna gradasi pink ke oren-orenan. Sebentar lagi matahari akan terbenam. Elle lalu duduk untuk menunggu matahari berganti dengan bulan. Christian mengambil tangan Elle lalu mendekat. Jadi sekarang hanya tersisa beberapa inci saja jarak antara kedua mata mereka. Chris lalu mencium Elle. Setelah itu Christian mengatakan sesuatu pada Elle.
"I love you, Elle. Mungkin hanya disaat seperti ini aku bisa mengungkapkannya," ucap Christian sembari membelai halus rambut Elle.
Elle terdiam dan menelan salivanya, menatap Christian dengan mata membulat sempurna.
Perlahan matahari tenggelam ke dalam air, terlihat sinarnya yang perlahan meredup. Bulan pun menggantikan matahari.
"Sudah malam, mau ke dalam untuk makan malam?" tanya Christian pada Elle.
"Yaa, ayo kembali ke cottage. Biarkan aku yang memasak untuk dinner kali ini," jawab Elle dengan kikuk.
Elle dan Christian segera menuju dapur. Christian yang shirtless membantu Elle menyiapkan bahan-bahannya. Elle yang menggunakan kemeja putih kebesaran dengan rambut di cepol berantakan, sedang memotong-motong bahan-bahan untuk dinner.
"Aww!!" Elle berteriak kesakitan. Telunjuk tangan kirinya berdarah tak sengaja teriris pisau.
"Elle, you are bleeding!" Christian langsung memasukan telunjuk kiri Elle ke dalam mulutnya lalu menghisap untuk menghentikan pendarahannya. Setelah dirasa berhenti, Chris menghentikan kegiatan tersebut. Lalu membilas telunjuk Elle di air yang mengalir dan mem-plesternya dengan plester yang bertuliskan 'you are my everything'.
"Jadi kurasa sebaiknya, aku saja yang memotong semua bahan ini," kata Christian sembari mengambil alih tempat Elle.
Elle tidak ingin bergeser, ia tetap kukuh untuk memotong semua bahan itu.
"Oke, baiklah jika kau bersikeras, tapi biarkan aku yang memegang semua bahan itu,"
Dengan postur badannya yang jauh lebih tinggi dari Elle, Christian berdiri tepat di belakang Elle, seperti memeluknya dari belakang, lalu menelusupkan tangannya diantara pinggul Elle. Ya Elle yang bertugas memegang pisau dan Christian yang memegang semua bahan yang akan di potong, bisa dibilang Elle bekerja bagaikan tangan kanan dan Christian bekerja bagaikan tangan kiri. Elle dapat merasakan hembusan nafas Christian menyentuh kulitnya.
Setelah semua bahan sudah terpotong Elle melanjutkan memasak dan Christian menyiapkan mejanya yang berada di beranda samping cottage.
Setelah makanannya siap, mereka makan berdua ditemani dengan sebuah lilin aromaterapi dan deburan ombak serta angin laut.
ELLE'S POV
*Di kamar*
Hari ini sungguh sangat tidak terduga, Chris...., Christian menciumku. Dia mengatakan padaku bahwa dia mencintaiku. Oh Tuhan, aku masih belum yakin tentang perasaanku padanya. Tapi, mengapa hati ini berdegup kencang, seperti saat bersama Eric.
Parfum di tubuhnya masih menempel di tanganku, padahal aku sudah mandi. Entah kenapa baunya sangat enak untuk dihirup. Argghh... Pikiran apa yang sedang meracuniku sepanjang hari ini. Bagaimana bisa aku mencintai dua orang dalam satu waktu.
CHRISTIAN'S POV
*Di kamar*
Ya, hari ini aku mengungkapkan perasaanku. Entah mengapa aku mengatakannya begitu saja. Kira-kira bagaimana ya perasaan Elle padaku? Aku benar-benar tidak bisa membaca tatapan matanya. Bahkan saat aku menciumnya pun ia terdiam kaku.
Aku berharap aku bisa memilikinya, tapi tanpa gelar yang ku miliki. Aku rasa semuanya mustahil. Tapi aku juga tidak mungkin untuk kembali mengambil gelar tersebut. Kenapa mencintaimu serumit ini, Elle?
Halo semua!!
Thank you so much for you guys yang udah baca The Princess Man sampe chapter ini ???. Keep reading ya guys!! Jangan lupa buat meninggalkan jejakmu dengan vote dan Comment. Kalo kalian berkenan juga share cerita ini yaa, biar author tambah semangat. Heheheheh byee guys!! See you on the next chapter!!
CHRISTIAN'S POV
Bau yang harum menyeruak masuk ke dalam hidungku. Hmmmm..... Sepertinya terasa begitu lezat. Ku lihat Elle sedang menata piring di atas meja untuk brunch.
"Wow, sepertinya lezat sekali!" kataku sambil menarik salah satu kursi di meja makan.
"You should try it first, Chris!" Elle melepaskan apron masaknya lalu duduk di sebrang ku.
"Ok then, let' s taste it," aku memakan baked french toast with smoked bacon and scramble egg dengan segelas kopi hitam.
"Hmmm, not bad," komentarku
"Ini, enak tau!" Elle memasang muka cemberut .
"Hey, Princess, don't be so serious. It's delicious, I'm just kidding," aku tertawa melihat muka Elle yang seperti itu.
"Jadi kapan rencananya kita akan balik ke istana?" tanyaku pada Elle disela-sela brunch kami.
"Mungkin besok, suasana hatiku sudah agak membaik,"
Kami pun menyelesaikan brunch kami. Aku menaruh semua piring kotor ke dishwasher.
ELLE'S POV
Setelah brunch tadi aku bergegas untuk ke kamar. Ku lihat ada beberapa chat yang masuk dari Flora dan misscall dari Daddy.
-Chat Start-
Flora: Hello
Morning Princess!!
Gak kangen gw ya??
Gw gak diajak ._.
2 hours later
Sumpah ya, gw chat gak dibaca-baca.
Elle: Sorry, baru buka hp.
Kangen kok, cm aku lagi butuh waktu buat sendiri aja.
Flora: Sendiri apa sendiri?
Berdua sama Chris di pulau pribadi.
Meninggalkan gw sendirian disini.
By the way, selama disana lu banyak dapet kesempatan dong?
Elle: Kesempatan apa?
Flora: Kesempatan buat ngeliat dia shirtless.
Elle: Actually, yes.
Guess what happened here?
Flora: whoaa!!
Did you break the bed ? *smirk emoji*
Elle: What??
Of course not!
We're just kissing.
Dia juga bilang kalo....
Flora: Nice move Elle! 😂
Kalo apa??!!
Elle: Kalo dia suka sama aku.
Flora: uhh, it's broke my heart. (╯︵╰,)
Coba aja kalo dia jadi bodyguard gw.
Udah dari dulu keknya gw officially dating sama dia.
Elle: huhh..!!!
Pas gw tawarin waktu pertama gak mau diambil sih (≧∇≦)/
Flora: iya nyesel nih gw, huhuhu ಥ_ಥ.
Bye, Elle. Have a nice holiday!
-Chat End-
Setelah aku nge-chat sama Flora, ada suara alunan piano yang menghiasi ruang tengah. Apakah Christian yang mainin pianonya? Ya benar saja, ia ada di sana duduk memainkan piano itu. Aku menghampirinya lalu berdiri dan mengalungkan tanganku ke lehernya. Tidak masalah bukan toh tidak ada siapa pun di sini.
Dia bermain dengan begitu menghayati, tidak ada satu pun nada yang ditekan oleh jemarinya yang fals, semua terdengar sempurna.
"Permainan yang indah" bisikku ke telinganya.
"Thank you," ucapnya sambil tetap menekan setiap tuts piano.
"Boleh aku join?"
Christian menganggukan kepala. Aku bermain di sebelah kanan, Christian bermain di sebelah kiri.
"Sejak kapan kamu bisa main piano?" tanyaku
"Sedari kecil," jawabnya singkat.
Kami berdua bermain piano bersama. Terhanyut bersama melodi yang ada. Menikmati setiap melodi yang tercipta. Aku menatap ke arahnya, ku lihat dirinya terpejam dengan jemari yang tetap menekan setiap tuts piano. Ya aku dapat melihat dengan jelas garis wajahnya itu. Hidung nya yang mancung, terlihat mirip seperti hidung King Harry.
'Apakah dia putra mahkota King Harry?' batinku bertanya-tanya.
'Kalo iya, berarti Prince Gerald adalah adiknya. Tapi kenapa mereka seperti tak saling kenal? Kenapa ayah juga seakan tak tahu,' batinku.
"Berhentilah menatapku, aku tahu pasti kau menatapku kagum sama seperti tatapanmu saat ku gendong di resto waktu itu,". Ucapnya mengalihkan pandanganku ke arah lain.
"Engga kok, siapa juga yang ngeliatin," jawabku.
Chris menghentikan permainannya. Tiba-tiba ia menarikku dekat dengannya. Tangan kanannya sekarang berada di pinggangku dengan tangan kirinya yang memegang daguku membuat mata kami saling bertemu.
"Tataplah sepuasmu, selagi kita masih disini. Belum tentu juga jika di istana kita bisa berada sedekat ini bukan?" ujarnya.
Aku menelan salivaku, hatiku berdetak seratus kali lebih cepat dari biasanya. Dia benar, belum tentu juga aku bisa menikmati kebersamaan seperti ini bersamanya di istana.
--------------------------
Aku terduduk di hamparan pasir putih ini menantikan matahari berganti bulan.
"Hey, indah bukan?" Chris menghampiri dan duduk di sebelahku.
"Ya, nikmatilah panasnya matahari ini, sebelum kita kembali lagi ke istana," ucapku sambil memejamkan mata.
Matahari berganti bulan, angin laut mulai mencium kulitku.
"Masuk yuk," ajak Christian
Aku pun bangkit. Lalu Christian menutup tubuhku dengan sehelai kain.
"Biar kamu gak kedinginan,"
"Thanks"
AUTHOR'S POV
Keesokan harinya, Elle dan Christian mengemas kembali segala barang bawaan mereka. Mereka kembali ke istana. Sesampainya disana, Elle melihat mobil sport yang berwarna merah milik Eric terparkir di halaman istana.
'Apa yang dia lakukan? Jika ingin mengetahui keberadaanku kan dia bisa telefon,' batin Elle.
Maafkan jika typo bertebaran. Ayo jangan lupa vote+comment! Biar author tambah semangat, hehehe. See ya!!
Das könnte Ihnen auch gefallen
Kommentar absatzweise anzeigen
Die Absatzkommentarfunktion ist jetzt im Web! Bewegen Sie den Mauszeiger über einen beliebigen Absatz und klicken Sie auf das Symbol, um Ihren Kommentar hinzuzufügen.
Außerdem können Sie es jederzeit in den Einstellungen aus- und einschalten.
ICH HAB ES