App herunterladen
2.85% Singgasana Magis Arcana / Chapter 26: Awal Dari Kehidupan Yang Baru

Kapitel 26: Awal Dari Kehidupan Yang Baru

Redakteur: Wave Literature

Ada lebih dari 10 ramuan sihir yang berbeda di catatan itu. Semuanya luar biasa. Misalnya, 'Brown Owl1' berguna untuk memulihkan energi. Ramuan-ramuan yang paling berharga di antara mereka ada tiga. 'Magic Gate2' memberikan dorongan besar bagi murid yang kemajuannya terhambat karena struktur sihir tertentu. 'Silver Moon3' adalah ramuan yang dapat membantu murid selama proses naik tingkat. 'Crying Soul4' dapat menampakkan kekuatan tersembunyi dalam tubuh yang telah berkembang, lebih tepatnya, orang dewasa.

Untuk saat ini, Crying Soul adalah ramuan yang paling Lucien inginkan.

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk Magic Gate dan Silver Moon adalah barang berharga dan sulit ditemukan. Mereka juga menuntut tingkat kekuatan spiritual yang lebih tinggi, levelnya dekat dengan yang dimiliki penyihir sejati. Hanya Crying Soul yang dapat digunakan untuk orang sehat manapun. Ramuan itu jadi ramuan sihir terkenal di masa ketika para penyihir kuno mencoba memiliki lebih banyak pengawal tingkat rendah untuk menghadapi saat-saat krisis. Tapi, ia punya efek samping. Ramuan ini akan memunculkan kekuatan seseorang secara berlebih, sehingga timbul masalah dalam pengembangan kekuatan di masa depan. Jika seseorang menjadi kesatria dengan menggunakan Crying Soul, di masa depan dia tak akan sekuat yang dilatih secara biasa. Hasil akhirnya pun akan lebih rendah secara keseluruhan.

Tapi untuk Lucien, dia tak pernah berharap jadi kesatria. Ini adalah cara yang baik untuk jadi lebih kuat dengan cepat.

Masalahnya yaitu bahan untuk Crying Soul tak begitu mudah dikumpulkan. Bahan-bahannya mahal atau sangat aneh. Lucien juga belum dewasa, jadi ramuan itu mungkin berbahaya baginya. Semakin kuat seseorang, semakin besar peluang berhasil dalam prosedurnya.

Crying Soul adalah ramuan milik Perguruan Nekromansi. Formula sihir sederhananya adalah:

'Jamur mayat + jaringan otak Zombie Air + Revenant Dust1 + Moonlight Rose Dust = Ramuan Crying Soul'

Jamur mayat tumbuh pada mayat. Sebelum matang, mereka putih seperti susu, tapi kemudian berubah jadi hitam dalam sehari. Mereka dapat bertahan sebulan saat mereka matang. Menciumnya bisa membuat orang tersebut berhalusinasi ringan. Jika seseorang memakan jamur ini, mereka akan tertular penyakit yang berasal dari mayat. Semakin hitam warnanya, semakin baik kualitas ramuan yang akan didapat.

Sama halnya dengan bahan lain. Zombie air yang lebih kuat dengan kebencian yang lebih kuat juga akan meningkatkan efek ramuan.

Moonlight Rose berharga dan mahal, bernilai sekitar satu thale emas per gram (100 nar perak). Ia bersinar seperti bulan perak pada malam hari. Pengawal kesatria tingkat tinggi juga akan menggunakan Rose untuk membantu mereka membangkitkan 'berkah' dalam darah mereka. Satu dosis butuh setidaknya 10 gram, jika semuanya berjalan lancar.

Si penyihir pernah sekali mencoba membuat ramuan Crying Soul untuk jadi lebih kuat, untuk membantu pencarian Snow Gorse nanti. Bagaimanapun, ramuan itu bisa membantu seseorang bertarung dalam kondisi yang sama dengan kesatria tingkat satu. Hanya ada sekitar 400 kesatria di seluruh Duchy.

Si penyihir tak dapat membeli Rose. Tapi dia menyebutkan dalam catatannya jika ada zombie air di sepanjang sungai Belem pada malam hari. Dia juga mencatat kalau Revenant Dust bisa didapat dengan memanggil Revenant tingkat rendah menggunakan darah hewan iblis, ini merupakan mantra nekromansi tingkat murid.

Lucien tak punya pilihan yang lebih baik. Satu-satunya hal yang bisa dia lakukan sekarang adalah terus berlatih dan memperkuat kekuatan spiritualnya, sambil berusaha menemukan bahan-bahan ini secara diam-diam.

...

Bulan api sudah dekat. Matahari terbit jauh lebih awal dari sebelumnya. Awan berwarna oranye perlahan berubah saat mereka melewati langit seperti bunga mekar.

Lucien berhasil mengaktifkan Disarming Loop1 lagi. Dia sudah tahu bahwa mantranya tak dibutuhkan jika dia lebih dulu membuat jiwanya beresonansi di frekuensi yang sama dengan mantra. Namun, metode ini menyita energi lebih. Dia kecewa setelah menyadari jika tanpa mantra, mengaktifkan sihir sekalipun dapat menguras habis kekuatan spiritualnya.

Setelah melakukan meditasi, Lucien merasa segar kembali. Dia merapikan sedikit tempatnya yang berantakan, supaya tak meninggalkan bukti latihan sihir, dan menuju rumah Bibi Alisa.

"Selamat pagi, Lucien! Mari sarapan bersama kami!" Iven membuka pintu. Baru-baru ini, dia membantu ibunya di Asosiasi Tekstil. Dia jadi tampak lebih dewasa sekarang.

"Iya! Aku sudah merencanakan kedatanganku supaya bisa sarapan." Lucien tersenyum.

"Kau mencoba melawak sekarang, Nak Evans!" Joel menikmati sup sayuran dengan roti hitam. Dia senang melihat Lucien berkembang, "Kau tampak lebih percaya diri sekarang."

Setiap Minggu pagi, masyarakat yang taat akan pergi ke Gereja Saint Truth. Lucien tak mau pergi dengan mereka karena takut ketahuan, jadi dia selalu mencari alasan berbeda untuk tak ikut mereka.

"Makanlah sup panas ini, Nak Evans." Bibi Alisa mengambil semangkuk sup panas dan menyerahkannya pada Lucien.

Lucien kelaparan akibat meditasi dan perapalan mantra sebelumnya. Dia menikmati sup panas dengan roti hitam dan dia merasa jauh lebih baik.

Roti hitam di sini masih tak enak. Lucien dapat merasakan kulit gandum tercampur di rotinya. Setidaknya ini terasa jauh lebih baik dari apa yang ada di gubuknya. Rotinya terasa seperti kayu asli.

"Paman Joel, aku harus mengerjakan sesuatu besok. Maaf, aku tak dapat pergi denganmu ke gereja." Selain beresiko, Lucien mau membuang-buang waktu pergi ke sana.

"Bukannya kau harus bekerja di pasar besok?" Bibi Alisa bertanya.

Lucien mengeluarkan dompet tua dan menyerahkannya kembali ke Joel. Dia tersenyum dan menjawab, "Aku murid Pak Victor yang telah diakui sekarang. Aku akan belajar musik di bawah bimbingan Pak Victor.

"Dan …" Lucien berhenti sejenak, "Dia akan mengajariku secara gratis."

"Apa!?" Joel hampir tersedak roti. Wajahnya berubah jadi merah karena batuk. "Dia mengizinkanmu belajar musik di sana? Kau baru saja ingin belajar membaca … minggu lalu!"

Alisa jelas punya fokus yang berbeda.

"Gratis? Benar-benar gratis?"

Iven tersentak kagum. "Lucien, apa yang kau lakukan?"

Lucien memberitahu cerita lengkapnya. "Aku cukup beruntung mendapat kesempatan ini. Aku akan mengunjungi Pak Victor besok pagi dan meminjam beberapa buku yang berhubungan dengan musik."

Sebenarnya Lucien akan belajar di tempat Victor siang ini untuk mengganti kelas mereka yang terlewat. Tapi ini juga alasan yang baik untuk tak hadir ke gereja lagi. Dia akan mengunjungi Pak Victor lagi besok pagi untuk mengumpulkan lebih banyak buku di perpustakaan jiwanya.

Menjadi seorang musisi adalah kedok sempurna bagi Lucien. Dia harus bersungguh-sungguh.

"Oh, Pak Victor! Pria yang dermawan, baik, dan berbakat!" Alisa tersentuh, lagi. "Terima kasih Tuhan. Tuhan memberkatimu, Nak Evans! Setelah berbagai kesulitan, hidup barumu yang indah akhirnya datang!"

Joel menatap Lucien beberapa saat dengan emosi yang campur aduk. Akhirnya dia mulai menepuk pundak Lucien dengan gembira. Suaranya bergetar, "Ya, kau beruntung. Tapi kau juga cerdas, rajin, dan berbakat. Pak Victor adalah guru yang luar biasa dan aku yakin kau akan meraih pencapaian besar di masa depan. Lakukan yang terbaik, Nak Evans. Jika kau bisa dapat kesempatan tampil di Aula Pemujaan, undang aku ke sana untuk melihatmu, supaya aku tak punya penyesalan dalam bermusik di hidupku."

Di seberang meja, Iven juga mengangguk. "Kemudian aku akan memberitahu temanku kalau aku punya dua kakak lelaki, satu adalah kesatria dan yang lain seorang musisi hebat! Keren!"

"Tentu, Paman Joel. Aku akan bekerja keras." Lucien mengangguk serius tapi menghela napas dalam hati.

Dia merasa menyesal tak akan bisa mencurahkan banyak energi dan waktunya dalam musik. Tadi malam, Lucien tertarik masuk ke dunia sihir yang menakjubkan. Baginya, menjadi musisi hanya kamuflase dan cara menghasilkan uang untuk belajar sihir. Joel sangat menyukai musik di lubuk hatinya, tapi Lucien tidak.

Dia tak tahu banyak tentang musik di sini, tapi lagu yang telah dia dengar disini sangat indah dan beberapa diantara mereka punya kemiripan dengan karya besar musik klasik di bumi.

Joel menaruh dompetnya kembali dan mengingatkan Lucien. "Saat kau sudah memutuskan instrumen apa yang kau ingin pelajari, jangan malu-malu dan datanglah ke sini untuk meminta bantuan."

"Tentu. Terima kasih banyak, Paman Joel, Bibi Alisa. Aku berencana mencari pekerjaan baru juga, tapi bukan di pasar. Aku murid Pak Victor sekarang, jadi aku harap akan lebih sedikit lebih mudah." Lucien sudah menyantap habis sarapan dan sudah waktunya bagi Lucien untuk pergi.

Setelah membaca catatan sihir, Lucien tahu bahwa mempelajari sihir sangat mahal. Dia harus bergegas dan mencari uang!

  1. Brown Owl, Burung Hantu Coklat
  2. Magic Gate, Gerbang Sihir
  3. Silver Moon, Bulan Perak
  4. Crying Soul, Tangisan Jiwa
  5. Revenant, Orang yang bangkit dari kematian
  6. Disarming Loop, Lingkaran Pelucut Senjata

Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C26
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität der Übersetzung
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen