Hujan turun dengan derasnya.
Beberapa rumah kecil berwarna putih berjajar di atas tanah lapang di antara pepohonan berwarna hijau terang itu. Rumah-rumah itu tampak seperti kumpulan bunga berwarna putih yang membentuk sebuah garis di atas sebuah selimut lebar berwarna hijau. Walaupun pemandangan tempat itu sedikit buram karena hujan, masih terlihat jelas bahwa rumah-rumah tersebut tertata rapi.
Di sebuah bukit di dekat kota, terdapat sebuah gua dengan pintu masuk yang tertutup sulur-sulur. Saat sulur-sulur itu diambil, sekelompok manusia berjubah hitam atau pun putih berjalan keluar dari gua tersebut. Hujan yang sangat deras itu membasahi jubah mereka, hingga menghasilkan suara yang cukup kencang.
Angele melihat kota di bawah sana melalui celah-celah di antara sulur-sulur tersebut tersebut.
"Apakah itu kota yang kau bicarakan, Ibu? Menurutku, sebaiknya sekarang kita tinggal di kota itu."
Tetua Pertama berjalan di depan kelompok.