Ular laut itu meraung, dan ombak berdebur di sekitar pulau.
Ombak-ombak besar itu mendorong kapal mereka, hingga kapal itu nyaris hancur.
Seperti hujan yang deras, cipratan air laut dari ombak-ombak itu membasahi pulau.
Angele berdiri di ruang kemudi kapal. Ia menutup mata dengan kedua tangannya agar tidak ada air laut yang masuk. Ia mengikatkan seutas benang logam agar tidak terjatuh.
Seluruh kapal berayun kencang, sementara Angele berusaha menjaga kapal agar tidak miring.
Ombak besar setinggi nyaris sepuluh meter mengejar mereka, seperti dinding biru raksasa yang siap menelan kapal.
Angele menengadah ke atas dan menatap langit.
Ombak besar itu menjulang tinggi hingga bayangannya menutupi seluruh bagian kapal.
Brak!
Air laut dari ombak itu terciprat dan menggenang di permukaan dek.
Tiang layar kapal hancur berkeping-keping sebelum akhirnya tenggelam.