Hari masih gelap. Matahari baru saja menampakkan wajahnya di ufuk timur. Angin dingin bertiup di seluruh hutan.
Angele berbaring di tempat tidur sambil memejamkan matanya, namun sebenarnya ia sudah bangun.
Selapis pelindung buram melindungi kepalanya. Dari kejauhan, pelindung itu terlihat seperti lapisan lem.
Perlahan-lahan, seiring berjalannya waktu, lapisan itu mengecil. Awalnya, lapisan itu hanya seukuran kepala Angele. Namun, dalam sepuluh menit, semua lapisan itu menutupi wajahnya dengan rata, sehingga terlihat jauh lebih tipis.
Cahaya matahari pagi memasuki kamarnya dari jendela dan menerangi ruangan itu.
Lapisan seperti lem itu akhirnya habis terserap oleh kulit wajahnya.
Krak!
Sebuah titik cahaya merah muncul di dahinya. Titik itu berusaha terbang keluar dari kamar itu.
PAK!
Angele memukul cahaya merah itu dengan tangannya.
Cahaya itu berubah menjadi percikan api sebelum akhirnya menghilang.