App herunterladen
1.01% 100 HARI DAN CINTA / Chapter 3: Wanita yg aneh!

Kapitel 3: Wanita yg aneh!

" Apa di mobilmu ada kotak obat?"

Kai yg tengah mengemudi tidak bisa memalingkan pandangannya ke arah annatha,dia hanya menunjukan jarinya ke arah dashboard mobilnya.

Tangan annatha membuka dengan hati-hati kotak P3K yg dipegangnya dan mengambil beberapa obat yg dia butuhkan.

" Kamu mau kemana?" Annatha menghentikan kai yg akan keluar mobil.

" Kita sudah sampai,," nada bicara kai begitu datar.

Annatha menarik tangan kai untuk tetap berada di dalam mobil,dia melihat satu luka bekas pukulan tadi.Dan luka di keningnya itu dia yg membuatnya dua hari yg lalu.

" Kamu,seharusnya berpikir mana mungkin menemui orang tuamu dengan luka seperti ini,," tangannya dengan cekatan membersihkan darah yg sepertinya telah mengering dengan kapas yg telah dibasahi antiseptik.

" Aku akan memperingatimu untuk hati-hati,,"kai tersenyum licik "sudah banyak para wanita yg dekat denganku kemudian jatuh cinta padaku,,"

Lengkungan bibir yg membentuk senyum terlihat di wajah annatha,dia menganggukan sekali saja kepalanya.Dan menempelkan plester untuk menutupi luka di kening kai dengan sekuat tenaga yg penuh kekesalan.

" Aww--" kai meringis kesakitan memegang keningnya "kamu kan wanita,,tindakanmu kasar sekali!"

Annatha tersenyum sinis dan menyilangkan tangannya.

" Kamukan laki-laki,," annatha membalikan kata-kata kai "sakit seperti itu saja sudah teriak kesakitan,,"

Kai tertegun dengan ucapan wanita aneh disampingnya ini,yg selalu saja bisa menjawab apa yg dia katakan.

Penampilannya tidak buruk,seperti wanita biasanya.Slip dres berwarna navy dengan polkadot putih dan kemeja putih lengan pendek yg dipakainya membuat penampilan terlihat imut.

Tapi kai sangat tidak menyukai gaya rambutnya yg diikat satu.Dia menyukai wanita dengan gaya rambut panjangnya yg terurai.

Dan,,ada satu yg membuat kai tertarik pada wanita yg disebutnya itu aneh,pupil matanya yg berwarna abu membawa penampilannya menjadi menarik.

" Aku harus memanggilmu dengan sebutan apa nanti?" annatha menghentikan langkahnya sebelum memasuki rumah yg begitu indah dengan halaman yg luas.

" Kamu boleh memanggilku,,sayang,,atau panggil saja kai sayang" kai bicara dengan jarak yg begitu dekat dengan annatha.

Satu tangan annatha mendorong wajah kai begitu dekat dengannya,dia begitu merasakan mual mendengar kata-kata sayang dari bibir kai.

Dan lalu melangkahkan kembali kaki mereka.

" Kamu panggil saja aku anneth,,"

" Apa??monyet??" langkah kai terhenti karena tidak sanggup menahan tawanya.

Annatha tidak merasa lucu sama sekali dengan candaan kai,dia hanya terdiam menatapnya dan berniat akan meninggalkan kai.

" Kamu,tidak boleh pergi!"cetus kai menarik tangan annatha berdiri dihadapannya.

Wajahnya begitu datar menatap kai,dan menyilangkan tangannya.Dia tidak mengeluarkan satu patah katapun.

" Baiklah,,,anneth sayang,,kita masuk dulu kerumah ibuku ya,," kai sepertinya mencoba merayu annatha,dia berhasil membawa wanita itu mengikutinya.

Dan mengambil kesempatan,merangkulkan tangannya di pundak annatha.

Mata annatha tertuju pada tangan kai yg berada di pundaknya.

" Tidak ada acara seperti ini!" annatha langsung menyingkirkan tangan kai dari pundaknya.

Membuat wajah kai memerah karena malu,dan menggerutu di belakangnya.Dia baru saja di remehkan oleh seorang wanita aneh.

" Di rumah ini hanya ada ibu dan nenekku,," kai membukakan pintu untuk annatha "ayahku sudah meninggal dan aku mempunyai seorang kakak laki-laki yg sudah menikah dan mempunyai satu putri,berusia empat tahun.Dan kakak iparku sedang mengandung anak kedua,,mereka tidak tinggal disini,tapi dirumah belakang,kalau kita menikah rumah paling depan itu yg akan kita tempati"

Annatha tertawa sinis "menikah?bukannya tadi kamu bilang mau menjelaskan semuanya pada ibumu,,"

Hah--kai menarik napasnya dalam-dalam,dia menggaruk kepalanya yg tidak gatal sedikitpun.Wanita aneh dihadapannya itu benar-benar membuatnya jengkel.

Kai akan sangat tahu persis jika dia bicara yg sebenarnya,sama saja dengan bunuh diri.

Dia satu-satunya wanita yg tidak pernah menuruti kata-katanya,dari begitu banyak wanita yg telah tergoda olehnya.

Wanita paruh baya yg annatha temui tadi pun telah terduduk di sofa ruangan tengah rumah mereka.

" Ibu ingin bicara berdua saja dengan calon istrimu,,kamu pergilah temui nenekmu dikamarnya,,"

Kai mengangguk dan melihat ke arah annatha yg memberikan isyarat dengan matanya.

Annatha begitu memasang wajah yg penuh ketakutan,dia sama sekali tidak menyangka akan diinterogasi seperti ini.

" Kamu jawab saja setiap pertanyaan ibuku,,"suara kai begitu pelan

" Tapi,kan,,," annatha memasang wajah cemas,hari ini sepertinya menjadi hari sialnya.Sudah harus berurusan dengan pihak keamanan hotel sekarang harus berurusan dengan keluarga yg sama sekali dia tidak mengenalnya,tragis sangat!

" Siapa namamu?"

" Annatha,,tapi ibu panggil saja anneth,,"

Matanya masih terus menatap annatha begitu tajam,seolah ingin menerkamnya.

" Sudah berapa lama kenal dengan kai?"

" Baru saja,,," annatha cepat-cepat mengkoreksi jawabannya "maksudnya baru enam bulan"

" Enam bulan?" semula wajahnya begitu sinis,tetapi tiba-tiba terlihat senyuman di wajahnya "kalian sudah enam bulan berhubungan tapi baru hari ini bertemu denganku,,kai benar-benar selalu membuatku kesal"

" Aku akan bicarakan dengan kakak kai untuk segera menemui orang tuamu,anneth"

" Tapi,bu sebenarnya kami,,," annatha yg awalnya ingin menjelaskan kenapa dia berada bersama kai di tempat kejadian tadi pun terhenti,begitu melihat kedatangan kai bersama neneknya di tengah pembicaraannya dengan ibu kai.

" Ternyata cucu nakalku ini benar-benar membawa calon istrinya,," kepala kai dipukulnya dengan lembut.

" Kemarilah,," dia melambaikan tangannya ke arah annatha,menginstruksikan padanya untuk mendekat ke hadapannya.

Annatha bergegas mendekati sosok tersebut,dan kini telah berada di dekatnya.

" Siapa namamu?"

" Anneth,,"

Pundaknya diusap dengan begitu lembut,dan lalu mendapatkan pelukan dengan tiba-tiba.Dia begitu merasakan kehangatan dan kelembutan seorang nenek yg telah lama dia rindukan.

" Nanti jika sudah menikah kalau kai masih main-main dengan wanita lain,kamu pukul saja,,"

Annatha tertawa kecil menatap ke arah kai,matanya berkedip-kedip ke arah kai yg hanya mesem-mesem tidak mempedulikannya.

" Iya,," annatha pun menjawab.

Diapun mendapat belaian lembut dipunggungnya.

Kai melihat si wanita aneh,menatapnya untuk waktu yg lama.Dia berpikir bahwa wanita aneh itu bisa diajaknya bekerja sama dengannya.

" Nanti kamu sendiri saja yg jelaskan pada ibu dan nenekmu,,"

Kai menggelengkan kepalanya "kamu mau aku di usir dari rumah?"

" Itukan bukan urusanku!" cetus annatha "di ujung jalan nanti kamu belok kiri dan rumah berwarna biru itu rumahku,,"

Kai berhenti di depan rumah yg annatha sebutkan,disana sudah berdiri seorang wanita yg sepertinya menunggu annatha,sangat cantik dan begitu menarik di mata kai.

Annatha sepertinya akan terkena masalah kali ini,dia pulang begltu larut malam dan diantar seorang laki-laki.

" Dia kakakmu?" kai melihat ke arah annatha,kali ini dia yg harus bertanggung jawab karena sudah membuat wanita aneh pulang sangat larut untuk menolongnya tadi.

Ekspresi annatha begitu datar dan dingin,senyuman sinisnya terlihat di wajahnya dan lalu berkata:

" Dia,itu,,,ibu tiriku,,,"


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C3
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen