App herunterladen
60.97% [BL] Hanya 24 Jam Saja / Chapter 25: Tidur Bertiga

Kapitel 25: Tidur Bertiga

Keesokan harinya, tepat pukul sebelas pagi kedua orangtua Resa beserta An, Lili, dan Anita datang ke rumah besar yang di tempati atau rumah yang telah di beli oleh Zhu Zheng.

Tujuan mereka semua datang ke rumah tersebut untuk memakamkan mayat Resa yang telah di simpan di ruangan pendingin hampir kurang lebih satu bulan lamanya.

Para tetua dn ustatpun juga ikut di ajak oleh kedua orangtua Resa.

Di dalam rumah, Resa tengah sibuk mengurus beberapa hal yang di perlukan oleh para tamu, dengan menyediakan beberapa teh dan sarapan, beserta makanan bagi para tamu yang datang.

Resa, "Tian, kenapa kita menggunakan baju hitam?"

Resa masih bingung dengan situasi yang terjadi saat ini. Bagaimana tidak, Zhu Zheng sama sekali tidak menjelaskan mengenai situasi yang ada sekarang.

"... Apa ada yang meninggal?"

"Hmm... Ada yang meninggal."

Resa mengerutkan kening, "Siapa? Dan kenapa harinya di adakan di rumah ini?"

Zhu Zheng membelai kepala Resa, "Sebentar baru kamu lihat sayang."

Resa terdiam saat mendengar kata terakhir yang di ucapkan Zhu Zheng.

Kursi sofa yang berada di ruang tamu lantai satu rumah kini telah di kosongkan dan di tempatkan oleh Resa yang sudah terbungkus rapi dengan kain kafan.

Resa tidak sempat melihat siapa mayat yang telah di bungkus tersebut. Tapi di lihat dari situasi dan kondisi orang yang datang di rumah saat ini, membuat Resa yakin bahwa itu adalah mayat Resa. Itu adalah mayat dirinya sendiri.

Resa duduk diam di ruang tamu sambil menatap senduh dirinya sendiri yang telah terbungkus kain kafan.

Jujur saja dari lubuh hati Resa yang paling dalam. Dia ingin sekali menangis dan berteriak saat melihat mayat yang berada di depannya saat ini adalah dirinya sendiri. Tapi melihat mayatnya sendir, tidak lebih sakit dari melihat semua orang yang pergi meninggalkannya sendirian.

Pada saat melihat kedua orangtuannya, Resa merasa sangat ingin marah dan mengusir mereka berdua dari rumah ini. Tapi apa yang bisa Resa lakukan, dia sama sekali tidak memiliki hak untuk marah pada kedua orang tuannta saat ini, karena saat ini dia adalah seorang RanRan, bukan seorang Resa.

Zhu Zheng datang dan duduk di samping Resa, "Apa kamu baik-baik saja?"

Resa menganggukan kepalanya, "Ia aku baik-baik saja."

"Tapi matamu merah dan sedikit sembab."

"Oh benarkah?" Resa spontan memegang kedua matanya. Dan benar saja, tanpa sadar Resa telah mengeluarkan butiran bening dari kedua bola matannya.

"Kemari biar aku yang melakukannya." Zhu Zheng meraih dan mengangkat ke pala Resa ke arah dirinya dan menghapus air mata milik Resa.

Orang-orang yang mengenal betul Zhu Zheng dan RanRan merasa sangat bingung dengan situasi yang di lihat mereka saat ini.

Bagaimana kedua orang ini bisa terlihat menempel bersama(?) Pikir mereka.

Anita, "Adikmu terlihat sangat patuh."

"Umm... Dia mulai patuh semenjak dia sadar dari komannya." Ucap Lili pada Anita.

"Zhu Zheng juga terlihat sangat perhatian padanya."

"Namanya juga mereka sudah tinggal bersama."

Anita mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan dari Lili.

"Mereka tinggal bersama? Sejak kapan?" Tanya Lili.

Lili menegang.

"Eemm... Ia, beberapa hari semenjak adikku keluar dari rumah sakit." Ucap Lili sambil menggaruk kepalanya.

"Adikku semoga kamu baik-baik saja." Guman Lili pelan.

Semua orang sangat tahu betapa posesivnya Anita pada Zhu Zheng. Anita sama sekali tidak ingin Zhu Zheng mendekati oranglain selain dirinya sendiri. Awalnya Anita bukan wanita seperti itu. Tapi semenjak Zhu Zheng membatalkan pernikahannya, sifat cemburu mulai muncul pada diri Anita, salah satunya sifat cemburu Anita pada Resa.

Mendengar Zhu Zheng tidak berhasil menemukan Resa di manapun, membuat Anita merasa sangat bahagia. Tapi kebahagiaan itu hanya di rasakan sementara olehnya, di karenakan kedatangan adik Lili yang bernama RanRan. Itu membuat Anita sangat benci, sampai dirinya memarahi Lili agar lebih menjaga adiknya.

Beberapa tahun kemudian, saat Anita mengetahui pencarian Zhu Zheng selama sepuluh tahun terhadap Resa telah gagal total, dan mendapatkan hasil di mana Resa telahenjadi mayat, jujur saja Anita merasa sangat bahagia.

Jangan salahkan jika Anita memiliki sifat seperti itu.... Wanita siapa yang dapat menerima calon suaminya memutuskan pernikahan mereka demi orang lain apa lagi seorang pria,saat pernikahan mereka tinggal menghitung hari saja. Jika ada yang pernah berada di posisi Anita, pasti mereka akan tahu bagaimana perasaan Anita pada saat itu.

.....

Acara pemakaman telah di selesaikan dengan sangat lancar dan pengajian malampun telah berakhir, sebagian orang juga telah beranjak pergi dari rumah besar termaksud Ayah dan Ibu Resa. Sedangkan tiga lainnya, Anita An, dan Lili, meminta untuk menginap malam ini.

Dan sekarang Resa dan tiga lainya tengah duduk di ruang tamu.

Zhu Zheng, "Akhir-akhir ini, RanRan sering mendengar dan melihat hal-hal yang aneh di rumah ini, khususnya di lantai dua. Jadi untuk malam ini kita akan tidur di lantai satu..."

"RanRan tidak merasa keberatan kan?"

"Tidak." Geleng Resa.

"Ok kalau begitu. Di lantai satu terdapat dua kamar tidur, kamar di bagian kiri sana..." Tunjuk Zhu Zheng, "...itu adalah kamar Lili dan Anita, dan di samping kamar itu, akan di tempati oleh RanRan, An, dan Aku. Jadi jika terjadi sesuatu, panggil saja kami di kamar sebelah."

Anita menatap RanRan dengan ekor matanya, seakan-akan dirinya akan mencincang-cincang RanRan menggunakan matanya.

An, "Emangnya hal aneh apa yang kamu lihat di rumah ini RanRan."

"Oh itu, aku melihat anak pemilik rumah ini sering berkeliaran di malam hari."

"Oh, benarkah? Aku merasa tidak yakin, jangan sampai itu hanya alasan kecilmu saja agar bisa menempel terus dengan Zhu Zheng."

Resa mengerutkan keningnya saat mendengar perkataan Anita yang tidak bersahabat pada RanRan.

Resa, "..." Anita terlihat berubah.

Beberapa detik kemudian Resa merasa kesal dan tidak ingin mengalah.

"Aku bisa membuktikannya dengan cara kamu dan Lili tidur di lantai dua, tepat di dalam kamar Resa."

Lili, "Aku percaya padamu adik kecilku... Dan Anita kamu juga harus percaya, adikku memang sedikit menyebalkan, tapi dia tidak pernah berbohong."

(info : Adik kecil, adalah panggilan sayang keluarga RanRan pada RanRan.)

Sehabis berbincang-bincang, kelima orang itupun mengambil posisi kamar yang telah di tentukan.

Sebenarnya, Zhu Zheng dan Resa bisa tidur bersama di lantai tiga seperti biasanya. Namun untuk menghindari amukan Anita terhadap RanRan yang saat ini jiwanya telah di tempati oleh Resa, sehingga membuat Zhu Zheng melakukan usulan seperti itu, dan di dukung juga dengan kondisi rumah yang sangat menyeramkan.

Zhu Zheng tidak ingin Resa di sakiti oleh Anita, jika tubuh RanRan adalah RanRan, Zhu Zheng sama sekali tidak perduli bila Anita dan RanRan bertengkar karena memperebutkannya. Tapi saat ini yang menduduki tubuh RanRan adalah Resa, apa lagi di lihat dari kepribadian Resa sepuluh tahun yang lalu, sangat lemah, dan penurut.

Jadi itulah yang membuat Zhu Zheng merasa sangat khawatir.

Tapi satu hal yang tidak Zhu Zheng sadari, Resa hanya akan patuh pada kedua orangtuannya, adik beserta kakakknya, dan seorang Zhu Zheng yang di cintainya.

Di dalam kamar yang di tempati Lili dan Anita, kini tengah terlihat Anita yang mondar mandir ke sana kemari, seakan hati dan jiwanya tidak merasa tenang dengan kedekatan RanRan dan Zhu Zheng, di tambah keduanya berada di kamar yang sama saat ini.

"Anita, kamu jangan terlalu khawatir, mereka tidak hanya berdua di dalam kamar sebelah, di kamar itu juga ada An. Dan Zhu Zheng juga tidak menaruh minat pada adik kecilku." Jelas Lili.

Sedangkan di kamar sebelah, An merasa sangat kesal karena dirinya sama sekali tidak di anggap oleh kedua pria yang sekamar dengannya ini. An merasa dirinya seperti obat nyamuk saat ini.

"Ambil ini dan ganti pakaianmu di kamar mandi." Kata Zhu Zheng sambil menyerahkan baju tidur Pink motif beruang.

Resa menatap sementara baju yang di berikan Zhu Zheng padanya, dan kemudian baru mengambilnya.

Resa, "..." Sejak kapan aku memiliki baju tidur seperti ini??

Selesai mengganti pakaian, Resapun beranjak ke tempat tidur.

Di tempat tidur, kedua pria bertubuh tegap tengah berbaring jauh dan hanya memisahkan sedikit ruang kosong di bagian tengah tempat tidur.

Resa, "..." Tempat tidurnya terlalu kecil. Tidak muat untuk tiga orang.

Zhu Zheng mengalihkan pandangannya dari ponsel dan menatap tampilan Resa yang sangat imut dengan baju pink bergambar beruang.

Sepertinya aku harus membeli lebih banyak lagi baju yang sejenis. Pikir Zhu Zheng.

Zhu Zheng, "Kenapa hanya berdiri saja, ayo cepat tidur."

"Oh, ok."

Resa pun naik ke tempat tidur dan mengambil posisi di bagian tengah antara Zhu Zheng dan An.

Zhu Zheng menarik Resa langsung ke dalam pelukannya dan membalikan posisi Resa ke arah samping sehingga menyisahkan dirinyalah (Zhu Zheng) yang berada di tengah.

"Ah Tian." Ucap Resa kaget saat Zhu Zheng memeluknya seperti bantal peluk dan mengubah posisinya ke arah samping.

An, "..."

"Jangan mengambil posisi di bagian tengah, nanti pria di belakangku akan memakanmu." Singgung Zhu Zheng pada sekretarisnya, An.

An, "..."

Satu jam kemudian tidak terdengar lagi suara-suara berbicara di antara ketigannya.

Ketiganya telah terlelap dan hanya terdengar deruk napas yang tenang.

Oh tidak.

Zhu Zheng dan Resa masih membuka kedua mata mereka.

Tapi ini terlihat sangat membingungkan, sebelah tangan Resa saan ini terlihat meremas kuat pakaian Zhu Zheng, dan sebelah tangannya lagi ia (Resa) membekap kuat mulutnya sendiri. Tubuh Resa juga terlihat gelisah dan kaku. Sedangkan Zhu Zheng hanya melihat tampilan Resa saat ini dengan senyum menawan miliknya.

.

.

.

Bersambung ...

Selesai pengetikan pada hari–

Rabu, 08 – 07 – 2020

Pukul, 05.48 Wita


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C25
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen