Download App
20% Traumatik / Chapter 5: Perasaan ku

Chapter 5: Perasaan ku

Monica pulang dengan letih, Ia sudah dilempar kertas dan di lempari pensil selama hampir seluruh jam sekolah.

Dia melihat ibu dan ayah lagi asyik duduk dan pekerjaan menumpuk diruangan.

Monica ingin menghindar, mungkin mereka akan mengerti aku butuh istirahat.

"Hei Monica, bantu ayah dan ibu "

seru Arin tiba tiba muncul. Dan membuat ibu dan ayah menolehkan kepala pada Monica.

"Monica, lihatlah ibu lagi sangat lelah bantu dia"- seru ayah ia sedikit menatap seram pada Monica..

Hari ini tugas Monica lebih banyak dari sebelumnya...." maaf tidak bisa"

seru Monica tanpa menatap keluarga nya .

plak

Arni hanya menampar wajah Monica dengan santai. Dan menatap wajah Monica dengan kesal.

"Masih untung ayah dan ibu memungutmu jika tidak kau akan terlantar..."

- jelas Arni kini menatap rendah pada Monica.

Emosiku memuncak, hingga tidak terasa kata kata yang kusembunyikan menguncur seperti air terjun.

"Kalaupun kalian tidak memungutku, aku akan hidup sendiri. Jika kalian membenciku....bilang saja jangan siksa aku disini!!"

Monica menutup mulutnya. Dan melihat Arni serta kedua orang tuanya terkejut melihat ku tiba tiba marah.

"Maaf maaf...kan aku..."- seru Monica ia perlahan menutup mata dan pergi ke kamar..

Dia tersungkur dan perlahan bulir bulir mengalir dari matanya. Kakinya lemas. Ia takut telah melukai hati arni dan keluarga barunya.

Aku hanya menumpang apa hakku berbicara pada mereka....!!

Tetapi disisi lain, dadaku terasa sangat lapang. Perlahan perasaan tercekat itu mengalir keluar dari bulir bulir air mata.

Monica memeluk dadanya yang sakit, sakit...., bukan secara fisik tetapi Monica merasa tidak diterima dimana pun ia berada....."

Dan tanpa sadar Monica melewatkan makan malam. Saat bangun Monica bersiap ke sekolah. Tetapi ia ragu saat mengingat kejadian kemarin.

Apa mereka mengerti maksud ku atau malah salah sangka??

Tetapi Monica bertekad dan membuka pintu. Arni dan keluarganya lagi makan malam dan mereka hanya menatap Monica.

Hanya sebuah makanan terletak pada meja tamu. Aku menemukan secarik kertas yang langsung kubaca .

"..ini makanan untukmu, kami tidak ingin kau mengira kami tidak peduli padamu. Makan dan jangan berkata apa apa terhadap keluarga kami"

- jelas isi surat itu.

Monica meletakkan surat itu dan keluarga barunya menatap dirinya.

Seolah menyuruh nya diam saja, dan tidak berbicara mengenai keluarga mereka lagi.

Meskipun hanya paksaan dan hubungan mereka semakin renggang. Monica merasa perasaan nya tersampaikan.

Dan itu membuatnya sangat bahagia melebihi siapapun..."


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C5
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login