Download App
52% Traumatik / Chapter 13: Definisi Lemah

Chapter 13: Definisi Lemah

***

Lemah bisa diartikan dalam beberapa maksud dan kebutuhan tertentu yang dianggap menyusahkan orang lain dan dipandang sebagai seseorang yang tidak bisa melakukan apapun. tidak ada seorangpun yang ingin menjadi lemah. tidak seorangpun yang ingin menderita, semuanya ingin menjadi anak normal. "normal" di mata masyarakat.

***

untuk hal ini. Devan, begitulah nama seseorang anak lelaki tersebut. lain dari definisi laki laki yang sering dikenal. Devan terlahir dengan kondisi tubuh yang sangat lemah ,jauh lebih lemah daripada perempuan. Devan menderita penyakit asma akut dan anemia yang membuat tubuhnya sangat lemah.

ditambah sejak lahir ia sudah mewarisi penyakit tersebut dari kedua orang tuanya. penyakit asma dari ayah dan penyakit anemia dari ibunya. Devan di pandang sebagai anak yang sangat lemah dan sangat dikasihani. sejak kecil Devan selalu sendirian karena semua hal yang ada di dalam dirinya sangatlah lemah. salah salah sedikit, ia bisa langsung menderita penyakit parah.

dijauhi oleh anak anak sebaya dan selalu menghabiskan waktu sendirian di rumah. bersama ayah dan ibu yang juga sangat lemah, bersama keluarga kecil. keluarga kecil devan hanya dekat dengan tetangga. itupun hanya satu keluarga dengan "terpaksa" , mereka semua sama sama memandang devan sebagai beban. Devan, lelaki lemah. yang bisa menyusahkan siapapun. hanya bisa mengurung diri di rumah sepanjang hari. tidak dekat dengan siapapun dan apapun.

dilain sisi. tidak ada yang tau kalau Devan juga merasa tidak nyaman dengan kondisinya saat ini. dirinya selalu pucat, lemah, susah beraktivitas. tidak bisa bergaul dan bermain dengan anak anak lain. Devan hanya bisa membaca buku, mengambar dan aktifitas yang tidak membutuhkan banyak tenaga lainnya. Devan selalu bermimpi lewat jendela rumahnya. ia bisa ikut bermain. berlarian dan melepaskan semua penat di lingkungan luar yang sangat luas.

Devan mengalihkan pandangannya ke arah meja belajarnya itu. kedua matanya menyipit menahan rasa sakit.

"yah itu semua hanya angan-angan nya belaka" pikir Devan.

***

Devan terdiam memandangi berbagai obat obatan yang ada di atas meja belajarnya itu. waktunya minum obat. Devan meraih obat itu dan menelan pil pahit itu dengan susah payah. Devan meraih bibirnya yang pucat. dan sekali lagi menatap dengan lemas ke arah obat itu. obat yang akan ia minum untuk seumur hidupnya. "Pahit".

Devan berjalan ke arah luar dari rumahnya yang selalu sepi. ayah dan ibu bekerja keras untuk Devan. Devan hanya homeschooling di rumah. Devan keluar dari rumahnya yang begitu sederhana. ia melihat pemandangan desa yang masih sangat asri. bebungaan dimana mana. hawa segar khas pepohonan dan daun hijau.... dan sekelompok kecil anak anak yang sedang asyik berkumpul untuk menangkap capung disana.

***

Tampaknya menyenangkan..^^

***

'DEG!'

***

Devan merasa tangannya terasa berat , menatap sejenak ke arah anak anak yang tidak menyadari kehadirannya dan Devan memutuskan untuk masuk.

ia tidak boleh terlalu lama keluar dan berdiri. bisa bisa ia merepotkan orang lain lagi lagi. Devan tidak mau, sudah cukup tatapan orang orang yang menatapnya risih. Devan masuk ke dalam rumah. merutuki tubuh nya yang begitu lemah. Devan menunduk seketika saat merasakan dadanya terasa sesak. pikirannya terasa buyar. ••gawat•• .

"Ugh!" teriak Devan tertahan. kedua matanya remang remang dan tangan kanannya meremas dada kirinya yang terasa di remas remas kekurangan oksigen. Dengan susah payah Devan meraih obat yang ada di atas meja. kedua matanya menyipit ,menahan rasa sakit yang terasa menyiksa batin.

***

Bruk!!

***

Devan terjatuh dari sana. obat itu ikutan jatuh dari meja. Devan mengeliat dan maju perlahan mengulurkan tangannya seperti perjuangan hidup dan mati.

"obat..obat...obat" pikir Devan. dengan sekuat tenaga jemarinya meraih obat itu dan langsung menghisapnya seperti menghisap permen. setelah puas. Devan terengah-engah. menengadah memandangi langit langit rumah yang terbuat dari kayu. rasa sepi tersalur, tidak ada suara lagi selain suara nafas Devan yang masih memburu. Devan mengelap peluhnya dan melihat ke arah lantai dengan wajah pucat dan sebuah senyum tipis yang dipaksakan.

"hah..dia menyedihkan"

***


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C13
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login