Adam merah padam dengan mata tajam yang menyiratkan kemarahan. "Mati! Siapa pun yang berani mengambil Jade dari tangan ku akan kupastikan mati dengan kedua tangan ku sendiri!".
David menghela nafas kasar, lalu menarik nafasnya dengan perasaan gusar. Berusaha melepaskan cengkraman tangan Adam dari kerah kemejanya. Hingga cengkraman itu mengendur dan terlepas.
"Kalau begitu kau harus belajar menahan diri Adam, lebih sabar dan peka terhadapnya. Dia masih sangat belia, Jagan memaksakan kehendak egois mu sendiri". Ucap david tegas.
Adam hanya diam membisu. Suara pintu ruangan terbuka dan tertutup kembali yang memecahkan ketegangan mereka bertiga.
"Apa yang kau lakukan dengannya Adam?" Seketika Adam menoleh memandang sedikit terkejut kearah suara berat namun bijaksana sedikit berintonasi hawatir itu. "Ehmm... David... Simon, apa kalian bisa meninggalkan ruangan ini, saya hendak berbicara empat mata dengan Adam". Pinta dokter abraham. Dan di setujui oleh kedua pria tersebut.
Hening... Adam mengerutkan keningnya saat dia dan dokter Abraham sudah duduk saling berhadapan di ruang kerja milik dokter itu. Sedikit tidak mengerti dengan suasana di sekitarnya. Sunyi.
Dr. Abraham menautkan kedua tangannya di atas meja, menatap Adam lurus tepat di kedua bola matanya. "Apa yang kau lakukan dengan gadis itu?".
"Kenapa anda bertanya seperti itu, seolah aku seorang kriminal?!". Ucap Adam dingin dengan ekspresi seolah tersinggung.
Dr. Abraham tersenyum tipis, sambil mengelus jengot putih yang menghiasi wajah senjanya. "Tuhan! kau tau Adam... saat aku memeriksa tubuh gadis itu secara pribadi, sebelum di lakukan pemeriksaan lanjutan? Pucat, Lebam di tubuh... dan... penuh kissmark hampir di seluruh tubuhnya??? Astaga! apa kau seorang pria ingusan yang baru merasakan tubuh seorang gadis? Ucapnya dengan penuh rasa prihatin.
Adam tersenyum sinis, namun begitu dingin untuk bereaksi saat mendengar ucapan dokter yang ada di hadapannya.
"Gadis ini kelelahan, kurang istirahat, stress, tekanan darah rendah... terlebih kondisi benturan di kepalanya". Jelas dokter Abraham serius.
"To the point dokter, sebenarnya bagaimana kondisinya?. Ucap Adam datar.
Berfikir sejenak "Rekam medisnya terdahulu menunjukan hasil amnesia, lebih jelasnya hanya dr. Lee yang dapat menjelaskan karena beliau lah yang menanganinya sejak awal. Kita tunggu saja beliau datang".
"Barak!" Adam bangkit dan menggebrak meja dengan keras membuat suara gaduh seketika. "Tidak! tidak ada dr. Lee dalam masalah ini. Jagan pernah berfikir untuk Lee sialan itu bertemu atau menyentuh milik ku". Geram Adam penuh amarah.
dr. Abraham terlihat binggung dengan reaksi pria muda di hadapannya. "Kenapa? Dialah dokter yang menanganinya, Dr. Lee sangat berkompeten dalam masalah medis yang dihadapi gadis itu.
"Jangan harap! Desis Adam. "Aku akan membawa gadis itu keluar dari rumah sakit ini dan mencari dokter lebih ahli darinya.
"Ini masalah serius Adam, bukan main-main. Dia amnesia, dan mengalami benturan lagi. Ada trauma otak, entah dampaknya parah atau tidak". Dengan intonasi tinggi sedikit kesal.
Wajah Adam mengeras. "Aku tidak perlu mendengar ucapan anda, tidak ada yang bisa memerintah ku! Malam ini juga aku akan membawanya keluar dari sini!. Aku yakin dia akan baik-baik saja setelah dokter yang lebih ahli dari si sialan itu.
"......"
"Sebelum itu dokter, aku butuh bantuan anda. Kerena anda adalah dokter pribadi kluarga Lucas". Menatap tajam
Dr. Abraham menautkan kedua alisnya. "Bantuan?"
"Aku ingin anda memberikan tindakan medis ke tubuh gadis itu.
"Apa maksudmu?" Dr. Abraham semakin bingung dengan arah pembicaraan Adam.
Adam memutar tubuhnya seketika menghadap dr. Abraham "Aku ingin anda memasang alat kontrasepsi kedalam tubuhnya".
Dr. Abraham tercengang. Bagaimana tidak, ini pertama kalinya Adam meminta bantuan hal yang sedikit intim. Terlebih gadis yang dia maksud di yakini masih sangat belia.
"Apa kau tidak waras Adam?! Maaf Saya tidak akan melakukannya, terlebih saya bukanlah dokter obgyn dan ginekologi".
Adam tertawa dingin. Kekehannya membuat dr. Abraham menjadi sedikit waspada. Bagaimana pun Abraham tau betul baik dan buruknya perilaku tuan muda dari keluarga konglomerat Lucas Corp. "Dia masih belia Adam, sangat beresiko bila semuda itu harus mengunakan alat kontrasepsi. Dan maaf... bukannya masih banyak wanita diluar sana yang dapat mengimbangi mu Adam dalam hal seks?. Dia lebih cocok menjadi ponakan atau bahkan adikmu".
Adam berjalan memutari meja kerja dr. Abraham dengan aura intimidasi yang sangat kental. Lalu membungkuk di hadapan wajah sang dokter, bergumam dingin.
"Wanita lain? Tidak! Hanya gadis belia itu yang dapat memuaskan hasrat seksual ku, tidak ada yang lain!. Senyum Adam sinis.
Dr. Abraham sedikit emosi mendengar ucapan Adam yang begitu vulgar tanpa ada intonasi rasa bersalah. "Kau bisa menyakitinya secara pisikis dan emosional adam".
"Anda tidak perlu khawatir, anda hanya perlu melaksanakan perintah ku". Dengan santai Adam mengucapkannya namun ada sisi tegas yang tersirat dari ucapannya. "Aku benci milik ku di sentuh atau di lihat tubuhnya oleh pria lain, yang sialnya rata-rata dokter Obgyn kebanyakan pria! Rasanya ingin kuhabisi semua dokter obgyn pria di muka bumi ini, Namun pengecualian untuk anda dr. Abraham.
Dokter Abraham menjilat bibirnya sendiri yang terasa kering. Cukup lama berfikir. Akhirnya mengangguk pasrah. "Baiklah... setidaknya pikirkan keadaan pisikis gadis itu.
Adam menarik kedua sudut bibirnya keatas "Aku hanya butuh membuatnya terbiasa dengan tubuhku". Ucap Adam santai.
Memutar tubuhnya dan berjalan menjauh. "Aku akan melihat gadis ku sekarang, dan besok pagi aku akan membawanya pergi dari rumah sakit sialan ini setelah anda memberikan tindakan padanya!".
"Adam!".
"Sstt... Aku tidak ingin dibantah dokter dan jangan sampai Lee sialan itu mengetahui keberadaan gadis milik ku disini". Melenggang pergi meninggalkan dr. Abraham yang penuh dengan kebingungan di wajahnya.
Jangan kangen... berat!