Rumah itu hancur, sesampainya Jisu disana dia melihat segalanya sudah berantakan, bahkan Hanin yang terduduk lemah di lantai dengan air mata yang mengalir deras, hanya tinggal isakan, namun sangat menyakitkan untuk seorang Jisu.
"Ma..
Seakan tersadar dengan cepat Hanin menghapus air matanya, tersenyum begitu tau siapa yang ada disampingnya.
"Ma maafin ji...
"Kamu mandi ya nak, trus makan, itu kwetiaunya belum mama makan, kamu makan dulu ya, Mama ke kamar dulu"
"Ma, maafin Jisu ini semua karena Jisu ma"
Hanin menghentikan langkahnya, menekan kuat dadanya, sakit sangat sakit, ini bahkan jauh lebih sakit disaat pertama dia berpisah dengan Tika.
"It's oke sayang, kamu ya yang di telphone Mami tadi, sekarang udah tinggal kita berdua, kalau kamu mau lanjutin perasaan kamu, Mama gak larang nak, itu hak kamu, Mama ke kamar dulu ya, oh iya nak Alden makan kwetiau dulu ya, Tante gak masak soalnya"