Aku :" Bagus-bagus yak komikmu, aku ga punya yang buku gini si. Aku adanya yang e-book. Lebih praktis juga dik."
Dika :" Enakan yang bentuk buku gini. E-book kan abstrak. Ya ga enak, ga bisa dikasi gambaran atau coretan shel."
Aku :" Bisa bapak, astaga. Belum tau? kan kalo kita baca di hp udah ada pembatas bukunya terus ada notenya. Aku biasanya gitu."
Dika :" Ya terserah si, orang tu beda-beda kan."
Dika mengeluarkan Ps-nya. Dan beberapa koleksi gamenya.
Dika :" Bisa maen ga?"
Aku :" Aku ga seberapa si kalo Ps, aku kebanyakan main di hp online."
Dika :" Mau maen tapi? Ya itung-itung coba lah."
Aku :" Boleh, aku pengen tau juga koleksimu dik."
Kita akhirnya memutuskan untuk main Ps Dika. Kami memilih beberapa game, karena aku jarang hampir tak pernah. Jika main pun paling-paling di saudara, aku jadi kaku dan tidak seleluasa seperti main di hp. Belum lama main, ada yang mengetuk pintu. Kami main di dalam kamar, karena Ps terdapat di kamar.
Tok... Tok... Tok... " Dik, gua masuk yak. Mau ngasi cemilan ni.."
Dika :" Iyaa, masuk aja kak."
Dani :" Dik, ni cemilan. Oh ya, ni temen pa gebetan haha ( tertawa)"
Aku hanya diam saja, dan sambil melihat ke arah kakak Dika.
Dika :" Woi, ngaco lu. Temen lah, jangan yang enggak-enggak. Dah selesai kan? Sana pergi, ganggu aja.'
Dani :" Iya-iya bos, jangan emosi dong. Cuma becanda. Perkenalan dulu dong, gua juga mau kenal tau."
Dani mengulurkan tangannya untuk berkenalan.
Dani :" Mm, nama lu sapa?"
Aku :" Saya Shellin kak."
Dika :" Woi ga usah lama-lama. Shel, biarain aja kakakku. Dia tu suka gitu, cari-cari kesempatan. Suka modus dia sama cewek-cewek."
Dani :" Apaan si, kalo ketemu pasti berantem. Gua cuma kenalan kog, santai lah."
Dika :" Iya terserah, dah keluar aja."
Dani :" Iyaaaaaaaa (sambil agak marah)"
Dika :" Sorry ya, kakakku emang gitu."
Aku :" Ngga ganggu kog, menurutku ya kamu terlalu galak ke kakakmu (sambil tertawa). Kog galak banget si, emang kenapa?"
Dika :" Ya dia tu dari dulu kalo aku ajak temen main ke rumah pasti ganggu. Ikut nimbrung lah, sok akrab lah. Ga suka banget aku."
Aku :" Bukannya gimana-gimana dik, ya aku cuma kasi masukan aja. Mungkin kakakmu kayak gitu pengen jaga kamu. Kan sekarang banyak temen-temen yang sesat, terus kamu jadi anak nakal. Jadi dia intinya jagain kamu. Bukan apa-apa. hehe" (sambil agak tersenyum)
Tak disangka ternyata dari luar pintu kamar kakak Dika mendengarkan percakapan kami.
Hai para pembaca, terima kasih telah membaca novel ini. Maaf saya jarang update, dikarenakan saya sibuk akhir - akhir ini. Semoga kalian terhibur ya dengan ceritaku ini. Saya minta tolong juga, tolong tinggalkan komen yaa. Untuk perbaikan tulisan saya kedepannya. Terima kasih :)