Download App
3.33% Pria Ketigaku / Chapter 2: Awal Pertemuan (2)

Chapter 2: Awal Pertemuan (2)

Editor: Wave Literature

Jing Wushuang pun memasuki toilet. Dia langsung menuju wastafel dan membasuh wajahnya dengan air dingin. Tiba-tiba, ponsel yang ada di dalam saku mantelnya berdering. Nada dering lawas yang sangat dikenal olehnya itu tidak juga berhenti. Dia dengan perlahan terpaku dan terus mendengarkan nada dering ini dengan panik. Nada dering ini… Gumamnya dalam hati.

Ekspresi Jing Wushuang terlihat memandang jauh, tidak yakin dan sedikit pedih. Dia masih berdiri di depan wastafel sambil menggigit bibirnya. Akhirnya dia membuka resleting mantelnya dan mengambil ponsel dari saku mantelnya. Dia melihat sebuah nama yang mampu membuat hatinya sakit, nomor telepon yang bahkan bisa diingat olehnya diluar kepalanya. Dia pun menarik napas panjang dan menekan tombol 'angkat' di ponselnya. Dengan tangan yang sedikit gemetaran, dia meletakkan ponsel di samping telinganya. 

"Halo…" ucap Jing Wushuang. Semua energi yang ada pada tubuhnya seperti baru saja dikeluarkannya dalam satu kata ini.

"Wushuang, ini aku."

Dari nomor telepon hingga mendengar suara ini, tiga kata itu membuat tubuh Jing Wushuang langsung bergetar hebat. Pandangannya buram dan membuatnya hampir saja terjatuh ke lantai. Tapi dengan cepat dia memegang wastafel dan mencoba menstabilkan kembali tubuhnya.

Seakan mengetahui Jing Wushuang tidak mungkin menutup teleponnya, orang yang berada di seberang telepon itu melanjutkan pembicaraannya. "Aku dan Mubai telah kembali. Akhir pekan ini kami mengadakan reuni keluarga. Aku berharap kamu bisa datang. Aku secara pribadi memberitahukan ini kepadamu karena aku tidak ingin kamu mendengar berita kepulangan kami dari orang lain. Wushuang, dalam perasaan tidak ada yang namanya benar dan salah, yang ada hanyalah mencintai dan tidak mencintai, menghargai dan tidak menghargai. Pria ini bukan aku yang merebutnya, tapi dia sendiri lah yang tidak mencintaimu. Dia dari awal telah menjadi milikku. Setelah dua tahun menahan, apa kamu sudah sedikit paham tentang ini?"

Wanita ini masih sama dengan ketika dia masih kecil. Tidak peduli apa yang telah diperbuatnya dan merebut benda apa pun milik Jing Wushuang, selamanya wanita ini akan tetap menilai dari sudut salah satu orang saja.

Jing Wushuang mengepalkan tangannya, mengangkatnya, lalu perlahan kembali memejamkan matanya. Dia mengira kalau kenangan masa lalu itu telah bersih dari hatinya. Ternyata, hanya karena telepon ini, semua itu runtuh dalam sekejap.

Namun, yang benar-benar membuatnya jengkel adalah suara pria yang merdu. Dari telepon saja, Jing Wushuang dapat merasakan suara merdu yang dikenalnya bercampur dengan hal-hal manja yang tidak dia kenal. Pria itu berkata, "Sayang, kamu sedang telepon dengan siapa?"

Xia Ziwei, nama wanita itu, membisikkan sesuatu kepada Jing Wushuang. Sayangnya, dia tidak mendengar jelas apa yang dikatakannya. Dia juga tidak mengetahui telepon yang tiba-tiba tertutup.

Jing Wushuang menggigit bibir bawahnya. Dia mencengkram baju di dadanya mencoba mengusir perasaan lemas yang tiba-tiba menjalar di seluruh tubuhnya. Tubuhnya tiba-tiba menjadi lemas dan perlahan meluncur jatuh ke lantai. Lantai yang dingin akhirnya membuatnya tersadar. Ini bahkan sudah hampir dua tahun, mengapa hanya mendengar suara mereka saja sudah membuatku hampir terjatuh? Batinnya.

Jing Wushuang, bukankah selama ini kamu sudah berusaha untuk tegar dan kuat? Hal yang paling banyak menyita waktumu di dunia ini adalah perasaan. Tetapi, semuanya kini hanyalah masa lalu. Siapa pun kini hanyalah masa lalu. Mengapa kamu tidak bisa merelakannya, hah? Gumamnya dalam hati pada dirinya sendiri.

Jing Wushuang tidak mengetahui sudah berapa lama dia duduk di lantai yang dingin. Lalu, dia kembali menarik napas panjang karena semua ini sungguh menguras emosi jiwa raganya. Tiba-tiba, dia terusik oleh suara dorongan pintu toilet di belakangnya. Dia pun refleks mengangkat wajah kecilnya yang sedang sedih itu dan menatap ke arah pintu.

Untuk sesaat, Jing Wushuang terkejut dengan orang yang ada di hadapannya saat ini. Ternyata yang masuk adalah seorang pria. Pria yang memiliki tatapan yang tak biasa. Dia telah melihat pria setampan Tang Mubai, saat itu dia berpikir bahwa dirinya tidak akan lagi terpanah oleh pria lain. Tapi kelihatannya, dia telah memandang dunia ini terlalu sempit.

Hal paling menakjubkan dari pria ini selain penampilannya adalah auranya. Sosoknya yang tinggi, wajah tampan yang tampaknya memiliki aura kewibawaan yang tak dapat tertandingi oleh orang lain. Matanya yang dalam memperlihatkan kebijaksanaan yang tegas. Meskipun tatapannya sedikit tidak menyenangkan, mungkin saja karena alisnya yang menyatu.


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C2
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login