Ibu Aula tidak pernah mengira Izisha akan bangun dari peti mati yang dingin. Dia merasa tidak nyaman menatap wanita itu, yang wajahnya tidak berubah sedikit pun.
Izisha adalah wanita yang menakutkan. Ibu Aula telah mengawasinya tumbuh dewasa, dari seorang gadis muda yang lembut dan lugu menjadi dirinya yang sekarang. Ibu Aula kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahannya. Dia takut dengan keputusan yang dibuat Izisha di masa lalu. Sekarang setelah wanita itu bangun lagi, itu pasti akan menarik Kuil Parthenon menjadi permainan kekuatan politik yang menakutkan.
"Aku hanya mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milikku sejak lama. Lihatlah gadis itu; tidak ada penglihatan, tidak ada kebijaksanaan, tidak ada keberanian! Jika kita terus membiarkannya memegang Jiwa Kuil Parthenon, Kuil Parthenon akan segera menjadi bahan tertawaan bagi dunia. Itukah yang kamu inginkan?" Izisha berkata tanpa emosi.