"Erza, kamu sudah kembali."
"Erza, sudah pulang?"
Ketika Erza baru saja membuka pintu hotel, kedua suara itu terdengar hampir bersamaan, widuri dan Talista pun berdiri pada saat bersamaan. Ketika Erza melihat apa yang ada di depannya ini, Erza pun merasa sedikit malu dalam hatinya.
"Ngomong-ngomong, kami sudah mengumpulkan saham keluarga Farina. Sekarang hanya tersisa beberapa saham saja, tapi semuanya rata-rata bermasalah. Pemerintah akan mengklaimnya kembali."
Widuri pun kemudian memilih untuk mundur dan membiarkan Talista yang berbicara.
"Sekarang, keluarga Farina sudah benar-benar telah hancur karena tidak ada yang terjadi disini, aku berencana untuk kembali ke Semarang besok." Ucap Erza yang takut saat melihat mata Talista. Ini bahkan terasa berat dalam perasaannya.
"Apa?"