"Saudara Erza, tidur jam berapa tadi malam, matamu merah"
Keesokan paginya, Vicky menatap mata Erza dan berkata dengan heran, karena itu memang agak terlalu dilebih-lebihkan. Sedangkan untuk mata Erza, pada dasarnya berwarna merah darah, dan dia tidak tidur sepanjang malam.
Erza hanya melirik Vicky, dan dia merasa sangat tidak berdaya, mengatakan bahwa perasaan tadi malam sangat menyedihkan baginya.
Ada seorang wanita cantik tergeletak di sampingnya, dan sosok ini juga sangat menggoda, Yang lebih mengerikannya adalah renda yang masih dikenakan cewek ini.
Mencium aroma samar tubuh orang lain, perasaan itu membuat Erza sedikit tak tertahankan, tetapi yang mengerikan adalah dia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Lupakan, carikan sopir aku ingin istirahat saat perjalanan"
Erza melirik Vicky, dan terlalu malas untuk mengatakan lebih banyak, karena dia benar-benar terlalu mengantuk, dan baginya sekarang, hal yang paling ingin dia lakukan adalah tidur.