Download App
80.85% Ketulusan cinta / Chapter 38: Membuat perhitungan

Chapter 38: Membuat perhitungan

Setelah Revan tiba di kantor nya, sesuai rencana ia langsung menuju ruang meeting untuk melaksanakan rapat penting yang sudah direncanakan bersama dewan direksi, saat tiba di ruang meeting ia melihat beberapa anggota meeting sudah memenuhi ruangan tersebut, dan tanpa menunggu lama, Revan pun segera memimpin jalan nya rapat tersebut

setelah Beberapa jam berjalan, rapat pun selesai, dan Revan segera meninggalkan ruangan tersebut dan bergegas menuju ruangan kerjanya, setelah ia sampai di dalam ia di kejutkan oleh seseorang yang tak lain adalah Anton

"gue kira siapa loe !?"

"sorry bro, gue gak kasih tau loe kalo mau kesini !" balas Anton dengan santai nya sambil duduk di sofa pojok ruangan

"gimana, hasilnya ?, sudah dapat ?" tanya Revan sambil duduk di kursi kerja nya

"sabar bro !, gue kesini ini juga mau kasih tau loe siapa orang yang sudah membuat masalah sama loe dengan menjebak istri loe, mereka adalah Sisca dan Karin, dengan menyuruh orang untuk tidur sama istri loe, dan mereka berdua sekarang ada di sebuah cafe gak jauh dari sini" jelas Anton panjang lebar

tanpa menunggu lama, Revan pun mengajak Anton ke cafe tersebut untuk menemui Sisca dan Karin, ia akan segera membuat perhitungan dengan kedua wanita itu

sesampainya di cafe, Revan melihat kedua wanita tersebut sedang tertawa tawa tanpa mengetahui keberadaan Revan yang duduk di meja di belakang mereka, Revan pun terus memperhatikan tingkah laku kedua nya dengan siap membuat perhitungan dengan mereka

"makasih ya bro, loe sudah bantu gue menemukan orang orang yang sudah membuat gue salah paham dengan istri gue !" ucap Revan sambil memukul pelan pundak Anton

"sama sama bro, itulah gunanya teman harus saling membantu" jawab Anton, memang semua itu tak lepas dari usaha Anton yang mencari tau dengan menyelidiki rekaman cctv di hotel dimana Kiara di jebak

kemudian Revan pun tak sabar untuk menghampiri Karin dan Sisca, dan ditemani oleh Anton

"hai....apa kabar !" sapa Revan pura pura dengan menahan emosi nya, seolah tak terjadi apa apa

"Revan !!!?" balas Karin yang dengan senyuman dan tatapan matanya yang ber binar binar saat menoleh dan melihat kedatangan Revan bersama Anton

sementara Sisca hanya memperhatikan sikap Revan dan Anton, dan mendadak dalam hatinya muncul perasaan yang aneh dan curiga dengan kedatangan Revan dan Anton secara tiba tiba

Karin pun mencoba untuk berdiri mensejajarkan tubuhnya dengan Revan, namun Revan dengan cepat segera mendudukkan kembali tubuh Karin di tempat duduk nya dengan menekan kedua bahu Karin, Karin pun merasa senang mendapat perlakuan seperti itu dari Revan tanpa mengetahui apa yang akan di lakukan oleh Revan

kemudian Revan menundukkan wajah nya mendekati wajah Karin dengan memegang dagu wanita itu, tatapan Revan pun tajam mengarah ke kedua bola mata Karin, Karin pun semakin merasa senang dan salah tingkah di buat nya

Karin pun merasa bahwa rencana nya sudah berhasil dan dalam hatinya mengira kalo Revan akan balik menjadi milik nya lagi

namun berbeda dengan Sisca, yang merasa aneh dengan melihat sikap Revan yang berubah, hati nya pun semakin ber debar debar merasa akan ada sesuatu yang tidak beres, Sisca lantas bergumam dalam hatinya "apakah usaha nya bersama Karin sudah berhasil membuat Revan begitu membenci istrinya, dan apakah mungkin Revan akan kembali lagi bersama dengan Karin ??" itulah tanda tanya besar yang sekarang ada di benak Sisca

"aku tidak menyangka, ternyata wajah mu masih begitu cantik seperti dulu" ucapan itulah yang keluar dari mulut Revan sambil mengelus pipi Karin, yang membuat Karin merasa berbunga bunga sehingga ia semakin tersenyum manja di depan Revan

"apa katamu Revan ?, apakah aku tidak sedang bermimpi ?, apakah kamu sengaja kesini untuk mengatakan ini padaku ?" Karin pun semakin melebarkan senyuman nya seolah olah Revan benar benar sedang memujinya

"iya benar, aku kesini memang sengaja untuk memberi kan kamu hadiah dan kejutan, tapi tidak hanya kamu tapi kalian berdua" ucap Revan dengan kembali memegang dagu Karin, dan pandangan nya bergantian menatap ke arah Karin dan Sisca dengan senyum penuh kepalsuan

Karin yang mendengar semua itu, sikap nya semakin manja dan sinar matanya pun semakin ber binar binar, spontan ia melingkarkan kedua tangannya di leher Revan yang masih memposisikan tubuh nya menunduk di depan Karin, sedangkan Sisca yang melihatnya merasakan sesuatu yang semakin aneh ia merasa akan ada hal yang tidak mengenakkan

sementara Anton yang melihat sikap Karin merasa risih dan tak sabar ingin melihat Revan memberi kan hukuman kepada ke dua perempuan iblis yang ada di depan nya, dan tak hanya Anton, Revan pun merasa jijik dengan sikap Karin kepada dirinya, dan tiba tiba Revan pun beraksi, ia mencengkeram kedua pipi Karin dengan kuat, sehingga membuat Karin bingung dengan sikap Revan yang tiba tiba berubah kembali kasar kepada nya

"aduuhhh !!!!, sakit Revan !, lepaskan !" rintih Karin yang merasakan pipinya kesakitan karna cengkeraman Revan semakin kuat

"kamu jangan coba coba bermain main dengan ku !" ucap Revan dengan tegas dan melepaskan cengkeraman tangannya dari pipi Karin dengan kasar nya

"dan kalian berdua jangan coba coba membuat masalah dengan ku !" Revan pun menunjuk ke arah Karin dan Sisca secara bergantian dengan penuh intimidasi

ucapan Revan tersebut, membuat Karin membelalakkan kedua matanya, begitu juga dengan Sisca yang duduk disamping Karin, keringat dingin pun mulai ia rasakan, ia pun bergumam dalam benak nya, kira kira apa yang akan terjadi, dan apa yang akan Revan lakukan kepada Karin dan diri nya

"apa maksud mu Revan ?, aku benar benar tak mengerti" Karin pun mengelak dan ber pura pura tak mengerti, seolah olah tak pernah ber buat apa apa, sedang kan Sisca hanya diam tak bisa berkata apa apa, "rupanya Revan sudah mengetahui bahwa ia dan Karin lah yang sudah menjebak Kiara" itulah yang sedang ada dalam benak Sisca

"kamu mau tau kan apa maksud ku ?!" Revan pun lalu menyodorkan tangan nya ke arah Anton, untuk meminta sesuatu dari sahabat nya itu, dan Anton pun merogoh kantong celana nya dan mengeluarkan botol kecil yang berisi cairan, lalu memberikan nya kepada Revan, sementara Sisca yang melihat nya, hanya bisa menelan ludah, dan mulai merasakan tubuh nya gemetar dan ia benar benar berpikir akan tamatlah riwayatnya karna sudah salah dalam memilih musuh

"kalian berdua mau tau apa isi botol ini ?, ini adalah botol yang berisi cairan kimia yang akan merubah wajah kalian yang cantik cantik ini" ucap Reva sambil mengacungkan botol itu, dan mengarahkan nya kepada Sisca dan Karin secara bergantian

"dan kalian mau tau apa yang akan terjadi, jika isi dalam botol ini aku siramkan ke muka kalian berdua, hah !!!" lagi lagi Revan semakin mengangkat botol itu dan nada bicara nya semakin penuh amarah dan penekanan

sementara Karin dan Sisca yang melihat nya semakin bergidik, merasa sangat ketakutan, begitu juga dengan orang orang yang ada disekitar mereka, semua nya hanya diam tak berani berbuat apa apa melihat Revan yang sedang meluapkan emosinya ke pada dua orang wanita yang ada di depan nya

"a....ampun !!, sa...saya...!!" nampak Sisca sangat ketakutan, tapi ucapan nya tiba tiba terhenti

"cukup !!!, aku tak mau lagi mendengarkan ocehan mu !" potong Revan

kemudian Revan menoleh ke arah Anton dan memberikan isyarat agar Anton segera menahan Sisca yang hendak menghindar, dan sebelum nya Revan sudah terlebih dahulu menahan Karin dengan menekan bahu wanita itu

"apa yang mau kamu lakukan !!!" teriak Sisca dengan mencoba meronta dari genggaman Anton, namun tak berhasil

"Revan, apa yang akan kamu lakukan.... lepaskan !!" Karin pun mencoba memberontak karna ia pun merasa kesakitan dan matanya pun mulai ber kaca kaca atas cengkeraman Revan di bahu nya

nampak suasana disekitar menjadi sunyi, dan orang orang disekitar semakin ketakutan karna mereka semuanya tau siapa yang sedang meluapkan kemarahannya, Revan Atmajaya seorang yang terkenal dengan sikap nya yang begitu tegas dan berani, dan tak segan segan untuk menindak seseorang yang sudah membuat masalah dengan nya termasuk membunuh nya

"kamu sudah membuat ulah dengan menjebak istri ku !!, kamu kira aku gak tau semua ulah licik kamu, hah !" emosi Revan semakin tak terbendung, amarah sudah menyelimuti raut wajah nya, seketika itu juga kedua mata Karin dan Sisca terbelalak lebar, karna mereka tak menyangka bahwa Revan akan mengetahui ulah mereka berdua

"kalian berdua tau apa akibat nya sudah berani merusak rumah tangga aku, hah !!, aku akan membalaskan semuanya dengan merusak wajah kalian berdua, dengan cairan yang ada didalam botol ini !" Revan pun mengangkat botol yang dipegang nya tepat di depan muka Karin

nampak Karin dan Sisca mulai meneteskan air matanya, tubuh nya pun semakin gemetar membayangkan apa yang akan terjadi dengan dirinya

"Revan, dengarkan aku dulu !, aku tak melakukan semua itu !" Karin masih berusaha mengelak nya

namun Revan tak menghiraukan perkataan Karin, cengkeraman nya semakin kuat, rahang nya pun mengeras menahan amarah nya, dan tanpa pikir panjang lagi, Revan langsung menyiramkan cairan yang ada di dalam botol yang dipegang nya, ke wajah Karin, spontan membuat Karin berteriak sambil menutup wajah nya dengan ke dua telapak tangannya

sontak membuat orang orang yang melihat nya pun ikut berteriak histeris, begitu juga dengan Sisca yang makin merasa ketakutan dan masih dalam cengkeraman Anton, sedangkan Anton hanya tertawa puas melihat ketakutan Karin dan Sisca

Revan yang sudah beranjak dari hadapan Karin, kembali menatap tajam ke arah perempuan perempuan tersebut, sedangkan Karin yang tak merasakan apapun di wajah nya, perlahan lahan membuka telapak tangan yang menutupi wajahnya

"ingat !!, ini baru peringatan buat kalian berdua !, air yang aku siramkan itu hanyalah air putih biasa, tapi jika kalian berani sekali lagi mengganggu istri aku, kalian akan tau sendiri akibatnya, aku akan benar benar merusak wajah kalian berdua dan tak segan segan melenyapkan kalian dari bumi ini !" ucapan Revan sambil tangannya menunjuk kearah Karin dan Sisca bergantian

orang orang yang mendengar nya merasa lega, karna itu hanya sebuah peringatan, tapi mereka juga khawatir karna seorang Revan tak akan pernah main main dengan ucapan nya

rasa takut Karin dan Sisca belum hilang, kembali Revan menatap mereka berdua dengan pandangan penuh penekanan dan intimidasi

"kalian ingat !!!, aku tidak main main dengan ucapan ku, dan aku akan benar benar melenyapkan semua yang menjadi milik kalian, jika kalian berani mengganggu istri ku lagi !"

setelah itu, Revan pun pergi meninggalkan Karin dan Sisca yang masih dalam rasa ketakutan nya

kemudian Karin pun menangis sejadi jadinya sambil menutupi wajah nya, tanpa menghiraukan orang orang yang ada disekelilingnya, begitu juga dengan Sisca yang terus-menerus mengelus mukanya sambil bergumam "aku benar benar menyesal telah membuat masalah dengan pak Revan dan aku tak akan lagi membuat masalah dengan nya, karna aku masih sangat menyayangi wajah ku"


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C38
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login