"Jeni! Kenapa kamu bersedih?" tanya Dewi merasa cemas saat melihat bola mata Jeni yang tampak basah.
"Apa ada yang sakit?" imbuhnya terus bertanya.
Jeni menggelengkan kepala. Ia segera menghapus bulir beningnya yang terlanjur jatuh.
"Aku hanya merasa terharu dan bahagia, Dew. Aku beruntung punya sahabat seperti kamu," jawab Jeni. Suaranya masih terdengar lesu. Dia juga terlihat sambil mengunyah makanan karena Dewi juga tak berhenti menyuapinya.
"Aku juga beruntung punya sahabat seperti kamu, Jen. Sudahlah, makan yang banyak agar kamu pulih kembali. Setelah itu kamu pulang saja. Lagi pula Pak Wili tak ada kok. Tak akan ada yang berani menentang kamu," balas Dewi.
"Oh iya, Jen. Kamu kenapa sampai tak makan siang? Tak istirahat pula. Kamu apa-apaan sih! Mau so kuat ya?" imbuhnya tampak kesal pada Jeni yang menyepelekan kesehatan.