"Mas?" Jeni bertanya lagi. Dia benar-benar cemas setelah memastikan wajah Jeremi yang nampak seperti orang sakit.
"Saya kan sudah bilang sama kamu, Jen. Saya tidak apa-apa. Saya baik-baik saja," jawab Jeremi datar. Namun ia tak berani membalas tatapan Jeni yang sedari tadi tertuju ke arahnya.
"Tapi perasaan saya berkata kalau Mas Jeremi tengah berbohong," balas Jeni dengan yakin.
"Mas! Bukankah saya ini adik, Mas Jeremi. Bukankah kita sudah sepakat kalau Mas Jeremi akan menerima saya sebagai adik, Mas. Saya, apalagi sangat bahagia dan menerima Mas Jeremi sebagai kakak saya. Saya tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini. Saya harap Mas percaya dengan saya dan saling terbuka satu-sama lain. Ya itu pun kalau Mas Jeremi bersedia terbuka pada saya," sambung Jeni dengan penelasannya. Ia berbicara dengan nada sedu karena saat ini ia tak melihat semangat Jeremi yang seperti biasanya ditampilkan.