Bel sekolah berbunyi. Seperti yang dikatakan walikelas pada hari pertama masuk sekolah, dalam seminggu kedepan tidak ada pelajaran. Sebagai gantinya, kami berlatih untuk pertunjukan pentas seni yang akan digelar pada hari Sabtu. Waktu kami tidak banyak untuk berlatih. Sudah berjalan 2 hari sehingga sisa 2 hari lagi untuk pertunjukkan pentas seni.
"Scott, letakkan HPmu dan fokus pada latihan" ucap Abigail sambil menahan amarah.
Aku lihat dari tadi Scott terpaku dengan HPnya. Aku tidak tau apa yang dia lakukan. Hampir seluruh murid disini mempunyai HP. Mungkin hanya diriku saja yang tidak mempunyai HP.
"Sial. Kau sangat mengganggu, Abi. Kau tidak tahu apa sedikit lagi aku akan memenangkan reward dalam game?" jawab Scott.
Tanpa basa-basi, Abigail langsung mengambil HP Scott dan teman-temannya. Melihat hal itu, aku tidak sengaja tertawa kecil dan Scott melihatnya. Aku langsung memalingkan mukaku.
"Wah wah wah, lihat dia. Dia sudah mulai berani yah" ucap Scott.
"Sudahi omong kosongmu. Cepat kembali berlatih. Aku tidak mau ada kesalahan sedikitpun dalam pentas seni nanti"
Di kelas 1-A, semua takut dengan Abigail. Aturan yang dibuat Abigail bersifat mutlak. Meskipun Scott berasal dari keluarga yang lebih kaya daripada Abigail, tetapi Scott tidak dapat melawannya. Hal itu dikarenakan keluarga mereka sangat dekat. Jika Scott menentang apa yang dikatakan Abigail, Abigail tidak segan-segan memberitahu apa yang dilakukan Scott kepada keluarganya.
Latihan pun dimulai. Aku berperan sebagai the Ugly. Padahal ini hanya latihan, tapi mereka benar-benar serius mendorongku hingga jatuh, memukulku dengan keras, bahkan menyiksaku tanpa ampun. Abigail seolah-olah tidak melihat kejadian itu. Aku hanya bisa pasrah dengan apa yang mereka lakukan kepadaku.
"Baik. Kalian semua bagus sekali. Pertahankan apa yang kalian lakukan. Sekarang waktunya istirahat. Scott yang traktir karena dia melanggar aturanku tadi" ucap Abigail.
"A-apa? Dasar setan berkedok manusia"
"Kau tadi bilang apa, Sc-oo-tt?"
"Tidak, tidak. Aku tadi hanya bilang kamu adalah perempuan paling tercantik di sekolah ini"
"Kau mau menuruti perintahku kan?"
"Te-tentu saja. Baiklah teman-teman. Ayo kita pergi ke kantin. Aku yang akan mentraktir kalian semua"
Semua tampak senang. Akan tetapi, aku tidak ikut dengan mereka. Aku sudah membawa bekal yang disiapkan oleh nenekku. Aku tidak boleh menyia-nyiakannya.
"Jason, kau juga harus ikut" ucap Abigail.
"Apa kau mau melanggar perintahku?"
"Baiklah. Aku akan ikut kalian"
Aku mempunyai firasat buruk dengan hal ini. Akan tetapi, aku berusaha untuk tetap tenang. Apapun yang terjadi, aku harus tetap tenang.
Suasana kantin tampak sangat sepi. Hal ini dikarenakan hampir semua kelas mempersiapkan penampilan mereka untuk pentas seni. Sepertinya hanya kelas kami yang berada di kantin.
"Kalian semua bebas mengambil apa saja. Aku yang traktir" ucap Scott dengan bangga.
Semua murid kelas 1-A tampak senang mendengar hal itu. Tapi tidak untukku. Dibalik semua itu, mereka pasti merencanakan sesuatu yang buruk kepadaku.
"Jason, kau juga harus mengambil beberapa makanan" tegur Scott sambil memegang pundakku dengan keras.
Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan. Jika aku terus diam, dia akan semakin menjadi-jadi. Sebaiknya aku menurutinya. Aku mengambil beberapa makanan kesukaanku. Untuk minumnya, aku hanya mengambil susu saja. Sangat jarang bagiku untuk meminum susu. Setelah mengambil makanan dan minuman, aku menuju ke tempat makan.
Dilihat berapa kali pun kantin di sekolah ini sangat luas. Berbagai jenis makanan juga dihidangkan. Furniture yang tampak elegan dan mewah menghiasi penjuru kantin. Aku merasa tidak layak untuk makan disini. Akhirnya, aku pergi menuju tempat yang biasanya aku kunjungi saat istirahat makan siang. Tempat itu adalah taman sekolah. Di sini, aku dapat menikmati makananku sambil melihat indahnya bunga yang bermekaran.
"Scott, coba lihat itu. Ternyata selama ini dia makan disini" ucap salah satu teman Scott.
"Hm, menarik. Aku pikir tadi dia pergi ke toilet. Tak kusangka dia pergi ke taman sekolah. Kalian, siapkan beberapa air kotor dan bulu unggas serta pakan burung. Ini akan menjadi sangat menarik"
"Siap, tuan"
Akhirnya, aku dapat menghabiskan bekalku. Ah, sangat nyaman berada di sini. Banyak murid yang tidak menyadari indahnya taman sekolah. Mereka hanya melewati tanpa melihat indahnya pemandangan yang diberikan. Saatnya bagiku untuk berbaring sebentar. Lagipula, latihan drama juga sudah selesai.
"Ah, sangat indah sekali pemandangan disini. Cuacanya juga tidak terlalu panas. Aku dapat melihat berbagai macam bentuk awan"
Tiba-tiba aku disiram dengan air. Baunya tidak begitu sedap. Aku langsung bangun dan mencoba mencari pelakunya. Belum sampai aku bangun, aku dilempari pakan burung dan bulu unggas. Alhasil, banyak burung yang mematukku. Aku sangat kesakitan hingga berdarah. Tetapi, aku tidak dapat melihat pelakunya.
"Rasakan itu, anak miskin. Ku harap kau cepat pergi dari sini" ucap Scott dari kejauhan.
Aku bergegas menuju kamar mandi untuk membasuh wajahku. Aku menahan sakit yang kurasakan. Tak lama kemudian, Scott dan teman-temannya masuk ke dalam kamar mandi. Aku tidak tahu apa yang mereka rencanakan. Apa jangan-jangan kejadian tadi adalah perbuatan mereka?
"Apa kalian tadi yang menyiramku dengan air kotor itu? Lalu melempariku dengan pakan burung dan bulu unggas?"
"Jika iya, kenapa" ucap salah satu teman Scott.
Kali ini, aku tidak dapat menahan emosiku. Aku langsung berlari ke arahnya dan menghajarnya. Baru menghajarnya sekali, tiba-tiba tubuhku ditarik ke belakang. Kedua tanganku dipegang oleh mereka sehingga aku tidak dapat menggerakkan kedua tanganku.
"Kau sudah mulai berani yah, Jason. Terimalah ini sebagai balasannya"
Scott dan teman-temannya menghajarku habis-habisan. Bahkan bagian yang terluka juga ikut dihajar. Aku berusaha melawan, tapi aku tidak mempunyai tenaga karena menahan rasa sakit tadi. Setelah mereka puas menghajarku, mereka meninggalkanku begitu saja.
"Huh, huh. Mereka benar-benar menghajarku. Sepertinya hari ini aku tidak dapat bekerja"
Aku pergi menuju ke UKS. Akan tetapi, tidak ada seorang pun di sana. Sudahlah, aku sangat kesakitan. Aku perlu istirahat sebentar untuk memulihkan staminaku.
***
"Hey, apa kau tau tempat tinggal si miskin itu?" ucap Scott kepada pengikutnya.
"Aku tahu. Memangnya ada apa, Scott?"
"Aku rasa dia tidak akan jera dengan kejadian tadi. Tunjukkan alamatnya kepadaku"
***
Aku perlahan-lahan membuka mataku. Aku terkejut melihat seorang wanita dewasa yang menatapku. Lalu, aku melihat bahwa semua lukaku sudah diperban.
"Istirahatmu tampaknya sangat nyenyak. Aku sudah mengobati lukamu. Aku tidak percaya ada kejadian yang buruk di sekolah ini"
"Maaf, anda siapa?" tanyaku.
"Oh, maafkan aku. Aku adalah guru UKS di sekolah ini. Namaku adalah Solaria Solomia"
Solomia? Apakah dia berasal dari keluarga yang sama dengan pasangan suami istri yang pernah aku layani? Ini mengejutkanku.
"Maafkan aku, Bu Solaria. Namaku adalah Jason Stigeweard. Aku murid tahun pertama di sekolah ini"
Aku berbincang-bincang dengan Bu Solaria. Tak terasa hari semakin gelap. Bu Solaria menawarkanku untuk pulang bersamanya. Dia akan mengantarkanku ke rumahku. Aku menerima tawaran tersebut karena sepertinya aku tidak kuat untuk jalan kaki. Aku benar-benar harus beristirahat.
"Terima kasih, Bu Solaria. Hati-hati dalam perjalanan, Bu" ucapku.
Aku sengaja tidak memperlihatkan rumahku kepada Bu Solaria. Aku tidak mau merepotkannya lagi. Aku bergegas menuju ke rumah. Setelah sampai, aku sangat terkejut hingga aku tidak dapat berdiri lagi.
"A-apa yang terjadi dengan rumahku?"
"Nenek, iya. Nenek pasti masih hidup kan? Aku harus mencarinya"
Aku berlari menuju puing-puing bangunan tersebut. Aku berusaha mencari nenekku. Mengapa tidak ada orang yang mau menolongnya? Apa salah kami berdua? Aku benar-benar marah kepada diriku sendiri.
"Nenek, nenek. Nenek dimana? Tolong jawab aku, nek"
Aku terus mencari nenek. Akhirnya, aku menemukan nenek. Tapi, keadaannya sangat buruk. Nenek mendapatkan luka bakar disekujur tubuhnya. Aku menangis histeris setelah melihat keadaannya. Orang macam apa yang tega melakukan hal ini? Aku berjanji akan menemukan dalang dibalik semua ini.
Aku langsung bergegas membawa nenek ke rumah sakit. Aku tidak peduli dengan lukaku yang mulai terbuka. Untuk saat ini, prioritas utamaku adalah menyelamatkan nenek. Jarak rumah sakit dari rumahku cukup jauh. Aku tidak punya uang untuk menyewa kendaraan.
"Jason, ada apa denganmu" ucap Bu Solaria.
Aku hanya terdiam. Aku tidak dapat menjawab pertanyaan dari Bu Solaria. Aku, aku tidak tahu harus berbuat apa.
"Cepat, naiklah ke mobilku"
Bu Solaria dengan sigapnya membukakan pintu mobil agar aku dapat membawa masuk nenekku. Ia bahkan membantu menggendong nenekku. Ia benar-benar tidak peduli dengan pakaiannya.
"Jason, apa kau bisa menceritakan kejadiannya?"
"A-aku... Aku... Aku tidak tahu apa yang terjadi. Saat aku sampai di rumah, rumahku sudah hangus terbakar tak tersisa. Tidak ada orang yang mau menolong nenekku. Aku, Bu, Apa yang harus aku lakukan? Nenekku adalah satu-satunya keluargaku. Aku tidak mau kehilangannya" ucapku sambil menangis.
"Kamu tidak perlu khawatir. Ibu akan membawa nenekmu ke rumah sakit. Kamu juga harus diobati"
"Tapi, aku tidak punya banyak uang untuk membayarnya"
"Kamu tidak perlu khawatir tentang masalah itu. Ibu yang akan membayar semuanya"
Mendengar apa yang dikatakan oleh Bu Solaria, membuat hatiku menjadi sedikit tenang. Aku benar-benar berharap bahwa nenek masih hidup. Aku akan melakukan apapun demi menyelamatkan nenekku.