Written by : Siska Friestiani
Hello, My Little Girl! : 2021
Publish Web Novel : 23 September 2021
Instagram : Siskahaling
*siskahaling*
Senyum Alex sejak tadi tidak luntur dari bibirnya. Pria itu kini sedang berbaring dan menumpukan kepalanya pada tangannya sambil terus menatap Viona yang sudah tertidur lelap.
Jangan tanya apa yang membuat senyum Alex terus mengembang di bibirnya. Sudah pasti ini semua karena Viona. Lebih tepatnya karena ciuman panas yang baru beberapa jam yang lalu mereka lakukan.
Alex masih mengingat dengan jelas bagaimana manisnya rasa bibir Viona. Apa lagi ketika Viona mulai mengikuti pergerakannya dengan malu-malu. Membuat Alex nyaris kehilangan kontrol tubuhnya. Tapi untung saja Alex masih bisa mengontrol dirinya. Jika tidak, mungkin sekarang ia sedang menyesal karena sudah menyakiti Viona dengan melakukan hal yang tidak seharusnya ia lakukan tanpa persetujuan Viona.
Tangan Alex terulur merapikan rambut Viona yang menghalanginya wajah cantik Viona untuk ia nikmati. Momen seperti ini yang selama 8 tahun terakhir ini selalu ia bayangkan. Tapi siapa sangka, penantiannya tidak sia-sia. Ia kini sudah bisa menyentuh dan menatap Viona tanpa sembunyi-sembunyi lagi seperti sebelumnya.
Dering ponsel membuat Alex seketika tersadar. Dengan malas, Alex berusaha mengambil ponsel yang ia letakkan di meja nakas di samping ranjang.
"Ada apa?" tanya Alex tanpa berniat berbasa-basi setelah mengetahui siapa yang meneleponnya.
"Maaf tuan sudah mengganggu waktu istirahat anda. Tapi baru saja Margareth menelepon saya dan memberi tahu jika ada paket yang di tujukan untuk nona Viona" jawab Louis dan langsung membuat Alex mengernyit mendengarnya.
Paket? Siapa yang mengirimkan paket kepada Viona? Setahu Alex, Viona tidak suka berbelanja online atau sebagainya. Bahkan semua paket yang pernah datang kepada Viona itu adalah kiriman darinya dengan alibi bahwa Margareth yang membelinya.
Tapi kali ini, ada orang lain yang mengirimkan paket untuk Angelnya. Tentu saja Alex harus segera menyelidikinya.
"Siapa? Ada nama pengirimnya?" tanya Alex dingin. Kentara sekali nada bicaranya yang tak suka.
"Edgar Xavier Marvelo. Staff dari divisi akuntansi, Sir" jawab Louis. Dan Alex tersenyum kecil mendengarnya. Ini tidak akan sulit karena ternyata si pengirim adalah salah satu dari ribuan staff yang bekerja di perusahaannya.
Alex akan mencari tau terlebih dahulu. Ia tidak akan bertindak ceroboh yang nanti malah akan mengundang kecurigaan Viona. Karena sudah pasti Angelnya dan pria yang bernama Edgar itu sudah beberapa kali bertemu. Bertindak ceroboh sedikit saja, maka akan menimbulkan kecurigaan Viona kepada dirinya.
"Apa saya harus mengurusnya, Sir?" tanya Louis karena tidak mendapat jawaban dari Alex.
"Tidak perlu, untuk kali ini biarkan aku yang mengurusnya" tolak Alex sambil melirik Viona yang masih tertidur lelap.
"Bawa paketnya besok ke kantor. Aku ingin tau apa yang pria itu kirim untuk Angel" lalu memutuskan sambungan teleponnya begitu saja tanpa menunggu balasan dari Louis.
Alex meletakkan kembali ponselnya di meja nakas lalu merebahkan tubuhnya di samping Viona. Untuk Edgar, Alex akan mengurusnya besok. Karena sekarang yang Alex butuhkan adalah tidur sambil memeluk tubuh mungil Viona yang beraroma vanilla. Aroma yang mampu membuat Alex nyaman hanya dengan menghirupnya saja.
"Sleep tight, Angel" bisik Alex lalu menyusul Viona yang sudah lebih dulu terlelap.
*siskahaling*
Viona terbangun karena cahaya matahari yang menerobos masuk dari celah gorden yang tebuka. Langit-langit kamar yang mewah, wangi maskulin serta lengan kokoh yang kini sedang melingkar di pinggangnya membuat Viona memejamkan matanya sejenak untuk mengingat apa yang terjadi dengannya.
Ahhh, ya. Alex. Saat ini ia sedang berada di apartemen Alex karena bossnya itu yang membawanya kemari karena perutnya yang sakit setelah memakan makanan pedas.
Tapi Viona langsung menutup bibirnya ketika bayangan lain ikut terlintas di pikirannya. Bayangan ketika ia dan Alex...
Berciuman?
Tidak, tidak. Viona masih tidak percaya ia dan Alex melakukannya. Dan ia bahkan tidak menolak sama sekali apa yang Alex lakukan padanya. Dan bisa di katakan, ia malah menyukainya, dan ikut membalas permainan bibir Alex yang tentu saja jauh dari kata ahli.
Tapi pemandangan dada Alex yang kekar dan keras dengan otor yang terpahat sempurna membuat Viona tidak bisa menyangkal apa yang sudah terjadi. Tangan Viona kanan Viona yang sejak tadi berada di perut Alex pun merasakan betapa hangat dan liatnya tubuh pria yang saat ini sedang tertidur tanpa terganggu sama sekali dengan keberadaannya.
Dengan gerakan sepelan mungkin, Viona berusaha melepaskan rengkuhan Alex di pinggangnya. Tapi ternyata bukannya terlepas, rengkuhan Alex di pinggangnya malah semakin mengencang.
"Biarkan seperti ini dulu Angel. Lima menit, beri aku waktu lima menit lagi" ucap Alex, suaranya terdengar serak khas orang mengantuk. Dan itu malah terdengar seksi di telinga Viona.
Lihat! Ia sudah gila bukan?
Viona pun menuruti apa yang Alex inginkan. Viona bahkan sengaja tidak bergerak karena takut gerakannya mengganggu Alex.
"Angel?" panggil Alex dan membuat Viona menggigit bibirnya saat hangat napas Alex mengenai puncak kepalanya.
"Ya...?" balas Viona ragu. Jujur ia memang mulai terbiasa melakukan skinship dengan Alex. Tapi tidak seperti ini juga. Apa yang sedang mereka lakukan saat ini membuat Viona malu, sedikit tak nyaman dan juga aneh. Aneh karena sebelumnya ia tidak pernah seperti ini dengan seorang pria pun.
Dan jika diingat, semua pria yang pernah ingin mendekatinya, esoknya mereka tidak lagi terlihat. Mereka seolah hilang seperti di telan bumi.
"Mau mandi bersama? Aku rasa tidak ada salahnya kita coba untuk mengefisienkan waktu karena sekarang sudah jam 07 lewat 28 menit"
"Apa!" pekik Viona dan langsung mendorong tubuh Alex menjauh.
Mandi bersama? Tidak! Itu gila! Viona rasa Alex masih belum bangun dan nyawanya masih berada di alam mimpi sehingga bicaranya juga ngelantur.
"Sa... saya.... bisa mandi sendiri, Sir" ucap Viona terbata, lalu bergegas turun dari ranjang dan masuk ke kamar mandi dengan pintu yang di kunci rapat.
Mengkhayal pun Viona tidak pernah. Bagaimana Viona bisa menerima tawaran yang Viona anggap gila itu.
Sedangkan Alex hanya terkekeh melihat Viona yang sudah berlari ke kamar mandi dengan wajah yang sudah semerah tomat. Alex tadi hanya berniat menggodanya. Tapi siapa sangka jika reaksi Viona akan semenggemaskan itu. Dan malah membuat Alex benar-benar ingin melakukannya.
Ahh, jika benar mereka mandi bersama. Pasti akan sangat menyenangkan.
*siskahaling*
Hallooo...
Ketemu lagi kan sama aku-nya. Hahaha...
Semoga suka sama cerita baru ku kali ini ya. Terima kasih sudah membaca.
Jangan lupa baca cerita ku yang lain juga ya. Terima kasih banyak udah mampir untuk baca guys.
— New chapter is coming soon — Write a review