Download App
1.66% Dosen Tampan itu Suamiku / Chapter 5: 5

Chapter 5: 5

Mata Raina tertuju ke sebuah foto yang terletak manis di atas buffet kantor nya Juna

"Anda tahu juga tempat ini sir?" Tanya Raina antusias melihat foto Juna di taman indah. Dia ingat tempat itu tempat yang biasa dia dan Bryan kunjungi, kenangan indah yang masih bisa kukenang.

"Ah iya" jawab Juna

"25 desember 2015" eja Raina membaca tanggal yang tertulis di belakang bingkai foto tersebut. Sambil mengernyitkan dahi Raina seakan sedang mengingat sesuatu. Yah benar tanggal itu sama dengan tanggal kecelakan yang terjadi padanya dan merenggut nyawa Bryan kakak laki-lakinya. sejenak Raina terdiam Juna yang melihat ekpresi Raina semakin merasa bersalah lalu mendekati Raina

"Tanggal nya sama persis dengan hari kematian kakak ku" ucap Raina tiba-tiba. Mata nya mulai berkaca-kaca juna semakin tidak bisa berkata-kata. Benar, Juna lah penyebab terjadinya kecelakaan yang terjadi 5 tahun silam dan merenggut nyawa kakak nya Raina.

Ngiinnnggggg...

Tiba-tiba telinga Juna berdenging yang membuat dia kesakitan dan menutup telinga nya

"Sir!"

"Anda kenapa" teriak Raina menenangkan Juna.

"Ah.. kepala ku" ringis Juna sambil menutup telinga nya. Suara denging yang memekakan kepala.

"Tolong, Ambilkan obat ku di dalam laci meja, cepat!" Ujar Juna sambil menahan sakit.

Raina berlari mencari obat yang di minta Juna, raina membongkar bongkar laci itu dan menemukan beberapa obat dan di antaranya ada Alpr*z*lam

"Alpr*z*lam? Bukan kah ini obat untuk orang yang memiliki penyakit trauma? Kenapa Juna mengonsumsi ini? Apakah dia memiliki trauma?" Tanya Raina dalam hati

"Ahhhhh.. "jerit Juna kesakitan

Raina yang melihat Juna kesakitan berlari dan bergegas mengambil air putih kemudian memberikan obat tersebut. dengan cepat Juna meminum obat itu Raina memopoh Juna duduk kembali ke kursinya Juna berusaha menenangkan diri dan mengatur nafasnya.

"Anda tidak apa-apa sir?" Tanya Raina memastikan lagi Juna hanya menganggukan kepala dan menarik nafas dalam-dalam kemudian memasukan kembali obat tersebut di dalam laci tetapi mata Raina tidak lepas dari obat itu seakan pertanyaan itu berputar-putar di kepala nya. Melihat reaksi Raina yang seakan penasaran Juna pun mencari alibi agar tidak ketahuan Raina, jika Raina mengetahui keadaan yang sebenarnya pasti dia akan sangat marah dan membenci Juna.

"Saya memiliki gangguan kecemasan dari kecil" ucap Juna tiba-tiba

"Maaf sudah membuatmu cemas"

"saya tidak apa-apa sir, seharusnya anda mencemaskan diri anda"

"Sebentar lagi ada kelas, silahkan kau masuk ke kelasmu" ujar Juna mengusir Raina.

"Baik sir, permisi" ujar raina mengambil tas kemudian beranjak keluar dari ruangan Juna parker. Sepanjang jalan Raina masih memikirkan kejadian yang baru saja dia lihat.

"Bagaimana bisa dia hidup selama ini dengan keadaan seperti itu? kasihan sekali dia menahan sakit selama ini"

"Fisik yang sempurna ternyata menutupi satu kekurangan dalam dirinya" Gumam Raina memikirkan nya.

Juna parker yang masih terdiam di kursi dan menutup mata nya. Keringat bercucuran dengan deras membasahi kemeja nya kejadian 5 tahun tersebut membayang-bayangi nya.

~ 5 tahun lalu~

Di rumah Juna Parker

"Halo sayang, kau sudah di bandara?" Tanya Maryam Parker ibu Juna Parker

"Halo ma, aku baru saja sampai di bandara" balas Juna sambil mengambil kopernya.

"Cepat pulang, mama sudah memasak kan makanan enak kesukaan mu"

"Tidak usah repot-repot ma"

"Bagaimana mungkin, mari kita rayakan kelulusan dan kepulangan mu, papa sebentar lagi juga akan pulang dari kantor"

"Baiklah ma, tapi ada tempat yang ingin aku kunjungi sebentar tidak lama kok okey, tunggu aku di rumah i miss you" ujar Juna mematikan telfon lalu tersenyum. Kemudian Juna berjalan ke depan dan melambaikan tangan kepada bodyguard yang sudah menunggu nya dari tadi.

"Silahkan masuk tuan" ujar bodiguard itu.

"Saya ingin menyopir sendiri, kau boleh pulangg duluan" ujar juna sambil meminta kunci.

" Tapi tuan, saya akan di marahi tuan besar nanti"

"Ah tidak apa-apa, nanti aku yang akan bicara dengan papa"

"Sini kunci nya"

"Baiklah tuan"

Juna mengambil kunci dari tangan bodyguard tersebut dan melaju dengan kecepatan tinggi.

"Ahh sudah lama aku tidak mengendarai mobil ini" ujar juna kegirangan.

-----

"Seharusnya di daerah sini" Ujar Juna sambil mengecek Maps.

"Ah itu dia" juna memberhentikan mobilnya di bawah pohon rindang. Tempat itu seperti taman luas yang indah berada di atas bukit dengan bunga bunga azalea berbagai warna,aroma, dan wangi yang menyejukkan tidak salah tomas merekomendasikan tempat ini batin juna.

Juna berjalan menyisiri taman ternyata ramai juga orang di sana duduk-duduk atau berswa foto ria kemudian dia menaiki tangga sesampainya di atas dia melihat ada kolam kecil dengan air mancur di tengah nya. Konon katanya jika bisa berhasil memasukan uang koin di dalam nya permintaan kita akan terwujud. Sebenarnya Juna tidak mempercayai hal itu tetapi dia penasaran dan ingin mencobanya.

Juna tersenyum dan merogoh uang koin di kantong nya dia tertawa melihat tingkah nya yang ingin mencoba suatu hal takhayul ini.

"Ah ini dia" ujar juna girang menemukan uang koin di saku celana nya. Juna memejamkan mata entah apa yang sedang dia pinta kemudian dia melempar uang koin itu kesana.

Cluppppp....

Bunyi koin itu jatuh tepat di tengah tengah

"Asaahhhh" ucap Juna girang melihat koin nya masuk dengan sekali lemparan. Kemudian Juna melihat ke arah bangku taman di ujung sana bunga azalea berwarna ungu mekar dengan sempurna lalu dia mengambil ponsel dari dalam saku nya dan mengambil beberapa foto dia dengan bunga itu. Setelah selesai dia pun turun dan kembali ke mobil nya.

Drrttt... Drrrrtt.....

Ponsel Juna bergetar dan dia lihat di layar bertuliskan mama

"Halo Maryam Parker sudah begitu rindu kah kau dengan anak mu yang sangat tampan ini sampai tidak bisa menunggu sebentar saja" goda Juna kepada ibunya

"Juna...juna" ucap ibunya menahan isak tangis

"Kenapa ma?" Tanya Juna cemas

"Papa mu tiba-tiba pingsan dan sekarang sedang di bawa ke rumah sakit"

"Apa! Bagaimana bisa?"

"Juna cepat kesini mama takut terjadi sesuatu pada papa mu" ujar Maryam Parker tidak bisa lagi membendung air matanya

"Baiklah ma Juna akan segera kesana" ujar juna kemudian mematikan ponsel nya dengan tergesa-gesa dia menghidupkan mesin mobil itu lalu melaju pergi ke rumah sakit.

Selama perjalanan ternyata lampu sedang menyala berwarna merah menandakan harus berhenti.

"Sial!" Ucap juna sambil memukul stir kemudi dia yang ingin cepat tetapi harus tertahan oleh lampu itu ketika lampu berubah warna hijau Juna langsung menginjak Gas dengan kecepatan tinggi tiba-tiba

Bruuuaaakkkkkk.......tiiiiinnnnnnn..

Bunyi hantaman keras yang seketika membuat jalanan menjadi macet.

Juna menabrak mobil yang baru keluar dari arah sebelah timur hingga mobil itu terpental beberapa kilometer.

Dengan kepala masih berdarah juna berlari ke arah mobil yang ia tabrak dan dia lihat seorang pria dan seorang gadis yang terjepit di bagian depan dengan sekuat tenaga Juna berusaha mengeluarkan pria itu.

"Tolong selamat kan adik ku dulu" ucap pria itu dengan nada yang memprihatinkan Kondisi nya sangat sekarat

Mendengar perintah itu juna langsung berlari ke sebelah kiri di kursi penumpang sialnya pintu itu tidak bisa di buka dengan cepat dan betapa panik nya Juna saat dia lihat bagian depan dari mobil mulai terbakar akhirnya Juna mengambil batu dan memecahkan jendela kaca mobil itu kemudian menarik badan gadis itu keluar. saat Juna sedang berusaha mengeluarkan gadis itu pria itu mngucapkan sesuatu

"Tolong jaga dan selamat kan dia"

"Tunggu sebentar saya akan menyelamatkan kan anda juga"

Kemudian Juna menggendong gadis itu dan membawa nya ketepi belum sempat Juna kembali untuk menyelamatkan pria itu mobilnya sudah keburu meledak

Ddduuaaarrrr...

Bunyi ledakan mobil itu terdengar sangat keras dan hancur berkeping-keping Juna yang terperanjat kaget dan syok melihat kejadian itu tiba-tiba jatuh pingsan.

AYO KITA SIMBIOSIS MUTUALISME, SALING MENGUNTUNGKAN SATU SAMA LAIN DENGAN LIKE N KOMEN YANG MEMBANGUN JUGA PERLU!

To be continue


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C5
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login