bab 195
Raina menatap langit senja yang mulai kemerahan, udara dingin mulai terasa. Raina merapatkan jaket yang ia kenakan.
malam ini cukup cerah dan langit sedang indah-indah nya.
"sayang, kau pernah terfikir tidak bisa bersama ku?" Raina mengerjap menoleh ke arah Juna yang juga tengah menikmati langit yang indah.
"tentu tidak, kau adalah anugrah terindah yang di beri tuhan"
"dulu, aku pernah merasakan kesepian yang teramat dalam kehilangan sosok seseorang yang berarti di hidup ku. bahkan aku mengacaukan impian nya. tidak menyelesaikan pendidikan ku"
"apakah bertemu dengan ku sebuah penyesalan bagi mu?"
Raina menyangkal "tidak bukan seperti itu maksud ku, aku tidak pernah menyalahkan mu. aku hanya merasa aku yang ceroboh dan mungkin aku yang terlalu lalai"
Juna menarik kursinya lebih dekat dengan Raina " kau tidak perlu merasalah bersalah seperti itu hingga membuat dirimu merasakan rasa bersalah yang teramat dalam"