"Sudah bangun?" tanya Bian lembut pada Mayang yang masih memandangnya tajam.
Sekali dua kali Mayang mulai membuka-tutup matanya, mencoba memproses apa yang ada di hadapannya.
"Kenapa ada lelaki tampan di sini?" tanya Mayang bodoh. Saat ini dirinya tidak sadar dengan berhadapan dengan siapa. Yang ia tahu, saat ia membuka matanya, hanya ada lelaki tampan di sampingnya.
"Hmm, aku memang tampan, apa kamu baru menyadarinya?" jawab Bian sambil tersenyum. Tangan Bian baru saja akan menyentuh anak rambut yang menghalangi mata Mayang, namun dengan cepat ditangkap Mayang sambil memicingkan matanya dengan tajam.
"Walau kau tampan, siapa yang mengizinkanmu menyentuhku?" ucapan Mayang terdengar dengan nada berbeda dan dengan cengkeraman tangan yang semakin erat.
Bian menyerngitkan dahinya karena merasa ada yang salah dengan kekasihnya ini. Tapi Bian diam saja dan tidak menjawab. Mayang perlahan bangun tanpa melepaskan cengkeramannya pada tangan Bian.