Diperlakukan seperti itu pada kesan pertama membuat Mayang geram. Namun saat ini ia tidak begitu peduli dan belum menanggapi. Fokusnya masih pada Ziel yang menangis di pelukannya.
"Ziel, dengarkan," panggil Mayang pelan meminta Ziel untuk memperhatikannya. Ziel mengangkat wajahnya.
"Ikutlah dengan mereka sebentar. Ibu peri akan bicara sebentar dengan nenek Ziel. Setelah itu kita akan berangkat, ya!" ucap Mayang pada Ziel. Sesaat tidak memberi tanggapan dan terlihat berpikir, akhirnya Ziel menangguk dan melepaskan pelukan eratnya dari tubuh Mayang.
Ziel berjalan pelan meninggalkan Mayang dan neneknya di sana, mengikuti pelayan dan pengasuhnya ke arah taman belakang.
"Baiklah Nyonya, mari kita bicara sekarang," ucap Mayang tenang menghadap ibu Bian yang terlihat sekali tidak menyukai Mayang.
"Siapa kamu? Kenapa kamu bisa ada di sini? Kamu salah satu wanita panggilannya Trian?" tanya Nyonya Andini pada Mayang seenak hati.