GARIN
Aku kembali ke rumah mbak Ganta. Aku masih merasakan pelukan hangat sebelum dia masuk. Menghangatkan hatiku yang lama terabaikan.
Jika diingat pertama kali kita menjalani pernikahan, tembos es itu begitu besar dan keras. Hanya bisa meleleh sedikit demi sedikit. Namun berbeda dengan dua hari ini.
Semua kenangan bersamanya tidak akan pernah bisa aku lupakan. Memori itu akan menjadi penyemangatku jika aku jatuh. Aku akan mengingatnya bila kita memiliki masalah internal dalam rumah tangga. Menurutku itu akan bisa menjadi obat mujarab.
"Assalamu'alaikum." Salamku begitu memasuki rumah.
"Wa'alaikum salam" Jawab seisi rumah.
"Dek, hari ini kamu jaga rumah. Aku sama Mas Arya mau antar ibu kontrol!" Pamit mbak Ganta.
"Siap nyonya Arya!" Jawabku semangat.
"Udah sana cuci bajumu. Udah numpuk tuh. Di sini ga ada pembantu." Omel Mbak Ganta.
"Sokoooor!!" (Sukurin!!) Ledek Mas Arya.
Ini lagi enak enak nulis novel. Malah ada orang curhat.
Entahlah bagaimana jadinya BAB ini.