Download App
52.45% Soul Island : I developed a ghost island / Chapter 30: Second Month, Days 01

Chapter 30: Second Month, Days 01

(Pesisir pantai, Haunted Island)

Jika biasanya pasir yang berada di pantai-pantai berwarna putih layaknya gula ataupun garam kristal, pasir-pasir yang berada di [Haunted Island] justru berwarna hitam legam serta mengeluarkan aroma tak sedap sepanjang waktunya.

Aroma tak sedap tersebut tidaklah muncul secara alami karena pada kenyataannya, semua hal ini terjadi berkat tindakan Zing'er yang mengubah pepohonan di sekitar pesisir pantai menjadi pepohonan mati.

Dengan jarak area sekitar 10 meter lebih, kumpulan pohon kelapa tersebut kini telah berganti nama menjadi [Haunted Forest] berkat campur tangan dari Zing'er.

Akan tetapi kita semua tidak sedang membahas mengenai pasir hitam, aroma tak sedap ataupun Haunted Forest sama sekali melainkan sosok-sosok yang tengah bergantungan ria di atas pepohonan tersebut.

.

.

"Tidak terasa bukan, sudah tiga puluh hari semenjak kita semua menginjak kaki di pulau ini dan kini lihatlah area sekitar kita sangat berbeda sekali!!!" Ucap sosok pemuda yang tak lain ialah Leo kepada sosok anak kecil di sampingnya, siapa lagi kalau bukan Zing'er.

Zing'er yang saat ini tengah mengotak-atik smart-watch baru pemberian dari Leo pun menghentikan tindakannya untuk sejenak sembari berkata "Ini hanyalah masalah kecil Leo, lagipula aku bahkan bisa mengubah sebuah kota kecil menjadi kota mati dengan sedikit usaha" Dengan ekspresi penuh kesombongan yang tertampang dengan jelas pada wajah anak kecilnya tersebut.

Leo hanya bisa terdiam mencoba memaklumi tingkah laku dari Zing'er yang sombong tersebut, mengingat Zing'er memang memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut tetapi dengan usaha yang agak keras serta waktu lama juga....

"Terserah kau sajalah, ya sudahlah aku mau ke dalam dulu.. Badanku terasa sangat berat sekali" Ujar Leo sembari mulai melangkahkan kakinya untuk menuruni pohon tersebut secara perlahan-lahan serta penuh kehati-hatian sebab ia hanyalah manusia biasa yang tidak memiliki kemampuan over-power layaknya orang-orang ini.

Ya meskipun faktanya mengejutkan ialah Leo sebenarnya memiliki kemampuan yang mumpuni jika dibandingkan dengan kalangan masyarakat umum seperti Irene ataupun kedua orang tuanya tersebut, kemampuan Leo tak lain bernama [Kerasukan].

Seperti namanya kemampuan tersebut pada dasarnya membuat Leo menjadi wadah buat para hantu yang ada serta membuat Leo mendapat akses sementara dari hantu yang merasuki dirinya, tidak terlalu buruk serta tidak terlalu bagus juga sih???

"Hati-hatilah saat melangkah Leo!!" Ucap Zing'er yang kini kembali mengotak-atik smart-watch berwarna hitam legam dengan sedikit aksen lidah api miliknya tersebut.

.

.

[Beberapa saat kemudian...]

"Uhummm, begitu rupanya" Gumam pelan Zing'er setelah sekian lama menjelajahi fitur-fitur yang ada pada smart-watch hitam tersebut, entah apa yang dilakukan oleh hantu anak kecil itu ???

[BIP.. BIP.. BIP..]

Mendadak fitur alarm yang berada pada smart-watch milik Zing'er pun berbunyi menunjukkan waktu (7.30 AM), ini bermakna kalau Zing'er hanya memiliki waktu setengah jam lebih saja untuk mempersiapkan diri menghadapi invasi asing nantinya.

Hal kecil ini jelas menyadarkan Zing'er kalau ia sangat ini telah menjabat sebagai salah satu wakil pemilik pulau, bukan lagi sesosok hantu Red Spectre yang lekat dengan rasa kebencian terhadap para makhluk hidup.

"Huft, sekarang aku hanya perlu mencari keberadaan dari Gui serta Ayu.... Kalau aku tidak salah ingat mereka bilang ingin ke Selatan dulu bukan??" Zing'er bergumam pelan sedikit tidak yakin dengan tujuannya sekarang, lagipula sisi Selatan berada cukup jauh dari posisi Zing'er berada saat ini.

.

.

.

[Tiga menit kemudian....]

Setelah melakukan sedikit perjalanan dengan teknik khas Jiang-Shi yakni melompat dari pohon ke pohon, Zing'er pun akhirnya bisa berjumpa dengan Gui yang saat ini tengah mengatur gumpalan pasir serta pohon kelapa di sekitar area tersebut.

"Zhang Gui, seberapa maju kerjaan kalian??" Zing'er bertanya dengan suara yang cukup lantang agar Gui dapat mendengarnya, Gui yang saat ini tengah berada di ukuran normalnya pun sedikit menekuk lututnya untuk bertatapan muka dengan Zing'er.

"Kami hanya memerlukan sedikit waktu untuk menyelesaikan beberapa pohon lagi, Zing'er" Gui menjawab pertanyaan Zing'er dengan nada yang tak kalah lantangnya, hal ini dapat terjadi dengan cukup normal karena Zhang Gui telah berada dalam kondisi normalnya.

Zing'er hanya bisa merenggut seketika mendengarkan jawaban dari Gui tersebut, jelas ia sedikit tidak puas dengan jawaban Zhang Gui mengingat mereka tidak memiliki banyak waktu tersisa untuk mempersiapkan diri menghadapi invasi tersebut.

"Benar-benar tidak sempat ya, ini sebuah bencana bukan?? Tampaknya kita hanya bisa menghadapi invasi dengan seadanya saja"Ucap Zing'er menghela nafas pelan penuh kepasrahan terhadap keadaan yang pastinya akan membuat mereka menghadapi kesulitan berkali-kali lipat dalam invasi ini.

"Hihihi tidak juga kok Zing'er, kau tahu kita bisa saja menggunakan kekuatan yang ada pada hutan angker ini untuk menghalangi mereka bukan??" Ujar sesosok hantu berwujud transparan yang mendadak justru menyela percakapan di antara kedua lelaki tersebut, tak lain merupakan Ayu.

Zing'er menggelengkan kepalanya tidak menyetujui saran dari Ayu tersebut sembari berkata dengan ekspresi tertekan "Saranmu hanya akan membuat area pesisir pulau berubah berkali-kali lebih cepat menjadi area kematian seperti hutan kematian ini saja".

"Lalu bagaimana jika kita menggunakan sebagai kartu terakhir saja, lagipula dengan keberadaan kita bertiga... Hal kecil bernama Invasi ini sama sekali tidak menjadi kendala yang berarti" Zhang Gui berkata dengan ekspresi angkuh yang terlihat sangat jelas pada wajahnya yang buruk rupa tersebut khas sosok Begu Ganjang.

.

.

Mendengarkan ucapan dari Zhang Gui tersebut, Ayu serta Zing'er hanya bisa menyetujui saran itu mengingat mereka sama sekali tidak punya waktu untuk mempersiapkan diri lagi.

"Setuju, mari kita lakukan hal tersebut sebagai kartu terakhir" Balas Zing'er di ikuti dengan anggukan kepala dari sisi Ayu serta Zhang Gui yang saat ini tengah melanjutkan kembali kerjaannya tersebut untuk memperkuat fondasi tanah serta pepohonan yang ada.

Mengingat pepohonan yang berada pada area tersebut telah menjadi pepohonan mati, sehingga tingkat kerapuhan mereka pastinya sangatlah tinggi sekali sekarang.

Jadi, sudah menjadi tugas khusus untuk Zhang Gui memperkuat kekokohan dari tanah serta pohon-pohon mati tersebut.

.

.

.

TBC


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C30
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login