Malam itu pun benar bahwa Magdalyn ikut suaminya untuk menjemput sang adik, Giavana dari sebuah kafe. Giavana tentu tak ingin keluarganya tahu alamat baru Nada agar mereka tidak sembarangan ke apatemen Nada untuk mencari dia kapanpun dia ingin kabur.
Ketika mereka tiba di Kafe Dududu, sudah ada Giavana bersama 3 sahabatnya, Nada, Widad, dan Gauzan. Kafe itu penuh akan nuansa warna hitam dan merah muda.
Giavana terlihat riang ketika melihat kakaknya turun dari mobil. Dia merentangkan kedua tangan sambil memeluk sayang sang kakak. Lalu, tak lama kemudian, dia pun pamit pulang.
Tak lengkap bagi Giavana kalau tidak berakting bagai kekasih di depan kakak dan iparnya. "Aku pulang dulu, dear, mmuacchh!" Tanpa ragu, Giavana mengecup kuat-kuat pipi Gauzan yang tak siap untuk mengelak, apalagi jika kepalanya dipegangi erat olehnya.
Gauzan hanya melongo saja dan mengangguk seperti orang tolol. Ketika melihat Giavana melambaikan tangan, ada suara tak rela bergaung di hatinya.
-0—00—0-