"Duduklah," kata lelaki itu akhirnya setelah mereka melaju semakin jauh meninggalkan pemukiman dan perkebunan. Maya bangkit sambil menggerutu. Sweater yang dikenakannya ternoda di beberapa tempat, padahal tadinya berwarna putih bersih.
Maya mengibas-ngibaskan debu yang menempel di kepangan rambutnya. Mulut wanita itu mengomel panjang pendek.
"Kamu nggak bilang dari awal kalau aku harus lebaran dengan mobil yang kotor itu. Tahu gitu aku tidak mengenakan sweater berwarna putih. Noda bekas oli susah dibersihkan, tahu!"
Lelaki itu hanya tertawa. "Habisnya tadi kamu kelihatan menggemaskan banget mengenalkan sweater itu. Jadinya aku tidak sampai hati harus menyuruhmu mengganti pakaian. Sudahlah, kapan-kapan aku belikan sweater yang baru."
"Kapan-kapan?" Maya mencebik. "Memangnya aku mau selamanya tinggal denganmu?"